Sosiologi X Potongan 2 Individu, Kelompok Dan Korelasi Sosial

Hubungan sosial ialah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut relasi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.

Hubungan sosial yang terjadi di masyarakat didasarkan pada banyak sekali faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.

Faktor-faktor tersebut sanggup bergerak sendiri-sendiri secara terpisah ataupun saling berkaitan.

Imitasi merupakan suatu tindakan memalsukan sikap, tingkah laku, atau penampilan orang lain.

Tindakan ini pertama kali dilakukan insan di dalam keluarga dengan memalsukan kebiasaan-kebiasaan anggota keluarga yang lain, terutama orang tuanya.

Imitasi akan terus berkembang ke lingkungan      yang lebih luas, yaitu masyarakat.

Dalam relasi sosial, imitasi sanggup bersifat positif, apabila mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku sehingga tercipta keselarasan dan keteraturan sosial.

Namun, imitasi juga sanggup besar lengan berkuasa negatif, apabila yang dicontoh itu ialah perilaku-perilaku menyimpang.

Akibatnya banyak sekali penyimpangan sosial terjadi di masyarakat yang sanggup melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial budaya. Imitasi yang berlebihan sanggup melemahkan bahkan mematikan daya kreativitas manusia.


Sugesti ialah cara proteksi suatu pandangan atau imbas oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau imbas tersebut tanpa berpikir secara kritis dan rasional.

Sugesti terjadi alasannya pihak yang mendapatkan tawaran itu tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat daya pikir rasionalnya.
Identifikasi

Identifikasi ialah kecenderungan atau impian dalam diri seseorang untuk menjadi ‘sama’ dengan orang lain yang menjadi idolanya. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari imitasi dan sugesti.

Dengan identifikasi seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain, atau ‘mengidentikkan’ dirinya dengan orang lain.

Proses identifikasi ini tidak hanya memalsukan pada perilakunya saja, bahkan mendapatkan kepercayaan dan nilai yang dianut orang lain tersebut menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri.

Proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang melaksanakan identifikasi benar-benar mengenal orang lain yang menjadi tokoh atau idolanya, baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif (melalui televisi).

Contohnya seorang dewasa yang mengubah penampilannya, mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, dan model rambut sesuai dengan artis idolanya.

Ia mengidentifikasikan dirinya dengan artis tersebut.

Simpati ialah perasaan ‘tertarik’ yang timbul dalam diri seseorang dan kemampuan untuk mencicipi diri kita seolaholah berada dalam keadaan orang lain.

Simpati bisa disampaikan kepada seseorang, kelompok, atau institusi.

Dalam simpati seseorang ikut larut mencicipi apa yang dialami, dilakukan, dan diderita oleh orang lain.

Misalnya kita merasa sedih melihat penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa petaka gempa dan tsunami di tempat Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat.


Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, imbas yang diberikan oleh individu kepada individu lain, sehingga individu yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.

Motivasi juga sanggup diberikan oleh individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau bahkan kelompok kepada individu.

Contohnya untuk memotivasi semangat mencar ilmu siswanya, seorang guru menawarkan tugas-tugas yang berafiliasi dengan bahan yang telah disampaikan.


Empati ialah proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam perasaan orang lain, baik suka maupun duka.

Contohnya apabila kau melihat orang bau tanah temanmu meninggal dunia. Kamu tentu ikut mencicipi penderitaan dan kesedihan temanmu.

Kamu seakan-akan juga ikut mencicipi kehilangan menyerupai yang dirasakan oleh temanmu.

1. Kontak Sosial
Kontak berasal dari kata Latin cum atau con yang berarti Bersama sama, dan tangere yang mempunyai arti menyentuh.

Jadi, secara harafiah kontak berarti tolong-menolong menyentuh.

Dalam pengertian sosiologis, kontak merupakan tanda-tanda sosial, di mana orang sanggup mengadakan relasi dengan pihak lain tanpa mengadakan sentuhan fisik, contohnya berbicara dengan orang lain melalui telepon, surat, dan sebagainya.

Jadi, kontak sosial merupakan agresi individu atau kelompok dalam bentuk kode yang mempunyai makna bagi si pelaku dan si penerima, dan si peserta membalas agresi itu dengan reaksi. Kita membedakan kontak berdasarkan cara, sifat, bentuk, dan tingkat hubungannya.

2. Komunikasi
komunikasi ialah tindakan seseorang memberikan pesan terhadap orang lain dan orang lain itu memberi tafsiran atas sinyal tersebut serta mewujudkannya dalam perilaku.

Dari uraian di atas, tampak bahwa komunikasi hampir sama dengan kontak. Namun, adanya kontak belum tentu berarti terjadi komunikasi.

Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan dan tujuan Bersama antara masing-masing pihak.

Dalam komunikasi terdapat empat unsur, yaitu pengirim, penerima, pesan, dan umpan balik.
  • Pengirim (sender) atau yang biasa disebut communicator ialah pihak yang mengirimkan pesan kepada orang lain.
  • Penerima (receiver) yang biasa disebut communicant ialah pihak yang mendapatkan pesan dari sender.
  • Pesan (message) ialah isi atau info yang disampai- kan pengirim kepada penerima.
  • Umpan balik (feed back) ialah reaksi dari peserta atas pesan yang diterima.

1. Proses Asosiatif

Kerja sama ialah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan semenjak insan berinteraksi dengan sesamanya.

Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai semenjak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga kemudian meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas.

Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi.

Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada dikala yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut.

Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam menjalin kerja sama.

Di dalam masyarakat, kolaborasi dibedakan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Bargaining;
pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. Dalam arti yang lebih luas, bargaining ialah nilai tawar. Bargaining dilakukan supaya proses kerjasama sanggup memberi laba secara adil bagi kedua belah pihak, contohnya proses jual beli di pasar.

2. Kooptasi,
proses penerimaan unsur-unsur gres dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

3. Koalisi, gabungan dua kelompok atau lebih yang berusaha mencapai tujuan sama. Misalnya, dua atau lebih partai politik berkoalisi untuk untuk mengajukan seorang calon presiden.

4. Joint venture, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua organisasi (perusahaan) dalam melaksanakan suatu pekerjaan (proyek). Misalnya Pertamina mengadakan join venture dengan salah satu perusahaan minyak internasional untuk mengeksplorasi ladang minyak di Blok Cepu, Jawa Tengah.

5. Kerukunan yang meliputi gotong-royong dan tolong-menolong.


Akomodasi ialah suatu proses adaptasi diri dari orang perorang atau kelompok-kelompok insan yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.

Tujuan dari kemudahan ialah terciptanya keseimbangan relasi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat.

Ini sanggup digunakan untuk menuntaskan pertentangan, entah dengan menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan. Bentuk-bentuk kemudahan antara lain:

1. Coersion
Suatu bentuk kemudahan yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah.

2. Kompromi
Suatu bentuk kemudahan ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan supaya tercapai suatu penyelesaian, semua pihak bersedia untuk mencicipi dan memahami keadaan pihak lainnya.

3. Arbitrasi
Suatu bentuk kemudahan apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaian kontradiksi tersebut. Pihak ketiga disini sanggup pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu tubuh yang dianggap berwenang.

4. Mediasi
Suatu bentuk kemudahan yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru tenang tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.

5. Konsiliasi
Suatu bentuk kemudahan untuk mempertemukan keinginankeinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

6. Toleransi
Suatu bentuk kemudahan tanpa persetujuan yang resmi. Biasanya terjadi alasannya adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.

7. Stalemate
Suatu bentuk kemudahan ketika kelompok yang terlibat kontradiksi mempunyai kekuatan seimbang.

8. Ajudikasi
Penyelesaian duduk kasus atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.


Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok insan yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

Artinya, apabila orang-orang melaksanakan asimilasi ke dalam suatu kelompok insan atau masyarakat maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut.

Secara singkat proses asimilasi ialah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan.

Tetapi hal ini tidak semudah yang dibayangkan alasannya banyak faktor yang memengaruhi suatu budaya itu sanggup melebur menjadi satu kebudayaan.

Faktor-faktor yang sanggup mempermudah terjadinya proses asimilasi, yaitu:
  • toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan saling mendapatkan unsurunsur kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri;
  • kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sehingga sanggup mengurangi kecemburuan sosial;
  • sikap menghargai orang absurd dengan segala kebudayaan yang dimilikinya;
  • sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
  • perkawinan adonan antara beberapa kelompok (amalgamasi);
  • persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan;
  • masuknya unsur-unsur atau musuh berbahaya dari luar yang harus dihadapi bersama.

Adapun faktor-faktor yang menghambat terjadinya proses asimilasi adalah:
  • kehidupan masyarakat yang terisolir dari masyarakat umum,
  • kurangnya pengetahuan terhadap kebudayaan lain,
  • kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain,
  • perasaan primordial atau merasa kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan kelompok lain,
  • adanya perbedaan yang mencolok dalam hal ras, teknologi, dan ekonomi,
  • adanya etnosentrisme atau menilai kelompok lain berdasarkan ukuran kelompok sendiri, sehingga kelompok lain selalu tampak lebih buruk,
  • golongan minoritas yang mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa,
  • adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi yang sanggup mengakibatkan terhambatnya proses asimilasi.

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok insan kebudayaan tertentudihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan absurd dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsurnya kebudayaan absurd itu lambat laun diterima dan tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik sanggup menghasilkan integrasi unsur-unsur kebudayaan absurd dengan unsur- unsur kebudayaan sendiri.

Yang paling gampang mendapatkan kebudayaan absurd ialah generasi muda.

Coba kalian amati begitu mudahnya kalian mendapatkan perkembangan model rambut penyanyi barat atau model pakaian artis luar negeri.

Biasanya unsur-unsur kebudayaan absurd yang gampang diterima ialah unsur kebudayaan kebendaan, peralatan-peralatan yang sangat gampang digunakan dan dirasakan sangat bermanfaat menyerupai komputer, handphone, mobil, dan lain-lain.

Sedangkan unsur kebudayaan absurd yang sulit diterima ialah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup menyerupai komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.

Unsur-unsur yang gampang diterima dalam alkulturasi antara lain:

  • kebudayaan material;
  • teknologi gres yang keuntungannya cepat dirasakan dan gampang dioperasikan, contohnya kebudayaan pertanian (alat-alat, pupuk, dan benih);
  • kebudayaan yang gampang diubahsuaikan dengan kondisi setempat (kesenian, olahraga);
  • kebudayaan yang pengaruhnya kecil, contohnya model pakaian.

Unsur-unsur kebudayaan yang sukar di terima antara lain:

  • kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, contohnya unsur keagamaan;
  • kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, contohnya makanan pokok, sopan-santun, dan mata pencaharian.

Individu/orang yang gampang mendapatkan budaya asing, yaitu:

  • golongan muda yang belum mempunyai identitas dan kepribadian yang mantap;
  • golongan masyarakat yang hidupnya belum mempunyai status yang penting;
  • kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, contohnya pengangguran dan penduduk terpencil.

2. Proses Disosiatif

Persaingan merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.

Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi sentra perhatian umum


Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.

Penyebabnya antara lain perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau bisa juga dengan pendirian masyarakat.


Pertikaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Artinya dalam pertikaian perselisihan sudah bersifat terbuka.

Pertikaian terjadi alasannya semakin tajamnya perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat.

Pertikaian sanggup muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.


Menurut Soerjono Soekanto, konflik ialah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok insan berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun bergotong-royong konflik berbeda dengan kekerasan.

Kekerasan ialah perbuatan seseorang atau kelompok yang mengakibatkan cedera atau matinya orang lain atau juga mengakibatkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

Konflik sanggup bermetamorfosis kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan akan sanggup mengakibatkan gerakan yang mengarah pada kekerasan.

Menurut Robert Lawang, konflik ialah usaha untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh laba tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

Konflik sosial merupakan proses sosial antarperorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akhir adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat fundamental sehingga mengakibatkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal relasi sosial di antara pihak yang bertikai

Related : Sosiologi X Potongan 2 Individu, Kelompok Dan Korelasi Sosial

0 Komentar untuk "Sosiologi X Potongan 2 Individu, Kelompok Dan Korelasi Sosial"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)