Strategi Mewujudkan Ide



Mewujudkan wangsit bisa sangat mudah. Tetapi juga bisa sangat sulit. Hal ini sangat bergantung pada kekonkritan wangsit yang ada dalam diri kita. Memang wangsit ialah bentuk yang sangat abstrak. Namun dengan simbol-simbol bahasa yang telah kita pahami, wangsit itu menjadi sangat nyata.

Apabila kita mempunyai wangsit bisnis tulislah sebagai rencana. Dengan adanya planning tertulis itu, maka wangsit bisnis itu telah menjadi nyata. Selanjutnya kita analisis, dimana kelebihan dan kekurangannya. Bagi yang mempunyai wangsit jurnalistik tulislah sebagai berita, wangsit berkarya kreatif sanggup ditulis sebagai artikel atau karya tulis yang lain. Bila ini telah terjadi, maka wangsit itu sanggup menjadi uang sebagai salah satu syarat menjadi kaya.

Yang perlu diingat, jangan sekali-kali mewujudkan wangsit tanpa memikirkan resikonya. Coba bayangkan Sumanto, ia mewujudkan wangsit makan daging manusia, sebagai syarat menjadi kaya! Mengerikan! Ingat Salman Rusdie, idenya menulis tafsir Quran dari sisi setan, “The Satanic Versus” berakibat anutan eksekusi mati terhadapnya.

Namun, jangan pernah takut mencoba mewujudkan ide. Alfa Thomas Al Fadison, penemu bola lampu, mencoba 900 kali untuk mewujudkan idenya. Sebuah keyakinan, tak ada seseorang yang berdiri sebelum terpuruk. Soekarno (Presiden I RI) bilang, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa mana pun tak ada yang jatuh dari langit begitu saja. Kesejahteraan dan kemakmuran dicapai dengan kerja keras dan bermandikan keringat.

Oleh alasannya itu, segeralah wujudkan wangsit dalam tulisan. Resikonya nyaris tidak akan ada jikalau kita mengenal nilai dan norma masyarakat. Wujudkan sebagai pekerjaan jikalau yang kita tulis itu planning atau publikasikan jikalau yang kita tilis berupa pendapat atau pengalaman yang sanggup disumbangkan kepada orang banyak. Demi kesejahteraan umat manusia, kita harus sampaikan pemikiran dan apa yang bisa kita lakukan.

Apabila kita ingin menjadi penulis, sebuah wangsit yang sangat baik. Ide itu sebagai langkah awal menemukan jati diri dan keabadian hidup. Sejarah telah menunjukkan, orang-orang yang bisa hidup berabad-abad ialah mereka yang menulis dan berkarya. Ya mereka memang telah mati, tapi kehidupannya tetap hidup dalam diri setiap orang yang menyakininya dan menentukan sebagai pandangan hidupnya.

Seorang penulis kerjanya tentu ya menulis. Ia menulis apa pun yang menurutnya layak untuk ditulis. Lalu bagaimana menentukan sesuatu itu layak untuk ditulis?
Jenis-jenis goresan pena itu sangat beragam. Ada goresan pena yang disebut artikel, cerita, esai, reportoar, skenario, dan sebagainya. Artikel pun lalu dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu artikel ilmiah, artikel populer, artikel opini, artikel kolom dan sebagainya. Penggolongan ini berdasarkan bentuk, sifat dan strukturnya. Tulisan dongeng ada yang disebut dongeng pendek, dongeng bersambung, atau novel. Cerita wacana kehidupan hewan disebut fabel, dongeng wacana dewa-dewa dan raja-raja zaman dulu atau wacana asal-usaul nama suatu daerah disebut legenda. Baik legenda maupun legenda itu disebut dongeng. Cerita yang menghadirkan bencana dan permasalah kehidupan masa sekarang (manusia) ada yang disebut dongeng pendek, dongeng bersambung dan novel. Semua dongeng itu disebut goresan pena fiksi alasannya memberikan bencana dan permasalahan kehidupan yang dianggap imajinatif atau tidak sebenarnya.

Related : Strategi Mewujudkan Ide

0 Komentar untuk "Strategi Mewujudkan Ide"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)