Teori Motivasi Berdasarkan Para Ahli



1. Teori Motivasi Kebutuhan ( berdasarkan Abraham Maslow)

Teori motivasi yang paling populer yaitu hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow.  Ia menciptakan hipotesis bahwa dalam setiap diri insan terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa kondusif (rasa ingin dilindungi dari ancaman fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa kondusif dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.  Perbedaan antara kedua tingkat tersebut yaitu dasar anutan bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara lebih banyak didominasi dipenuhi secara eksternal. (Maslow. (Inggris)A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954, hal. 57-67.)

  1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
  2. Kebutuhan rasa kondusif (merasa kondusif dan terlindung, jauh dari bahaya)
  3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa mempunyai (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
  4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan pinjaman serta pengakuan)
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa kondusif sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, kalau kebutuhan dasarnya sudah sanggup dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

Prinsip pikiran Abraham Maslow berangkat dari kebutuhan insan yang disusun secara hierarki dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan pemenuhan diri. Abraham maslow menekankan prilaku insan disebabkan oleh motivasi tertentu yang bergerak secara sistematis demi sebuah “grows need” atau pemuasan kebutuhan

2. Teori Motivasi Herzberg

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya yaitu kekerabatan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya yaitu achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. Teori achievement Mc Clelland

Menurut  Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
  1. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.)
  2. Need for afiliation keinginan untuk menjalin suatu kekerabatan antarpersonal yang ramah dan bersahabat (kebutuhan akan kekerabatan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
  3. Need for Power kebutuhan untuk menciptakan individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya (dorongan untuk mengatur)

4. Teori X dan Y Douglass Mc Gregor

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y sesudah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan.  Kesimpulan yang didapatkan yaitu pandangan manajer mengenai sifat insan didasarkan atas beberapa kelompok perkiraan tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk sikap mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ada empat perkiraan yang dimiliki manajer dalam teori X.
  • Karyawan intinya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
  • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan eksekusi untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini yaitu perkiraan ketiga.
  • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan mengatakan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat insan dalam teori X, ada pula empat perkiraan positif yang disebutkan dalam teori Y.
  • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, menyerupai halnya istirahat atau bermain.
  • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai banyak sekali tujuan.
  • Karyawan bersedia mencar ilmu untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. 
  • Karyawan bisa menciptakan banyak sekali keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.

5. Teori Motivasi Clayton Alderfer

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan insan akan keberadaan (exsistence), kekerabatan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan bahwa kalau kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum sanggup dipenuhi maka insan akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi. 

6. Teori Motivasi Vroom

Teori dari Vroom (1964) perihal cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melaksanakan sesuatu yang ia yakini ia tidak sanggup melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat sanggup ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

  1. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
  2. Instrumentalis, yaitu evaluasi perihal apa yang akan terjadi kalau berhasil dalam melaksanakan suatu kiprah (keberhasilan kiprah untuk mendapatkan outcome tertentu).
  3. Valensi, yaitu respon terhadap outcome menyerupai perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi kalau perjuangan menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah kalau usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

Related : Teori Motivasi Berdasarkan Para Ahli

0 Komentar untuk "Teori Motivasi Berdasarkan Para Ahli"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)