ASEM-ASEM KAMBING BU HARSUNI NGANJUK | KULINER SEMRIWING (2)

KULINER SEMRIWING (2) ASEM-ASEM KAMBING BU HARSUNI NGANJUK

oleh Wahyu Kokkang

Kali ini, angin sejuk membawa saya ke sebuah desa berjudul Gampeng, Kecamatan Ngluyu, 35 Km dari pusat Kota Nganjuk. Menuju TKP Kuliner Semriwing kali ini, saya tempuh dengan melintasi eksotisnya hutan jati di wilayah itu, melalui jalan naik turun beraspal semulus paha sapi betina siap kawin, serta banyak warga dan petani lalu lalang menyapa ramah. Sungguh sebuah keaduhaian yang menenteramkan…

Terletak di ujung pertigaan Desa Gampeng, warung berbentuk rumah biasa dengan spanduk bertuliskan “ASEM ASEM KAMBING BU HARSUNI” terpampang di teras depan dan terlihat berbeda dengan rumah-rumah yg lain di desa itu (ya jelas beda, lha wong rumah yg lain nggak ada spanduknya).

Daging kambing yang disajikan dalam bentuk asem-asem ini berasal dari kambing muda (yang belum ber-KTP tentunya). Dari lay-out dan tampilan saat dihidangkan, mengingatkan saya pada masakan gulai kambing. Tapi ingatan ini segera saya buang jauh-jauh, karena ini memang bukan gulai kambing, takut malah terjadi salah persepsi dan konflik batin dalam diri saya nanti, hahahaaaa..

Yang unik dari masakan ini adalah tampilnya daun kedondong yg memainkan peran cukup vital di kuahnya. Dan inilah yg khas dan membedakan masakan ini dengan asem-asem lainnya. Selain Semangkuk penuh asem-asem, sajian per porsinya disertai sepiring daging kambing muda goreng yg dipotong2 setipis kartu ATM. Dengan sepiring nasi putih dan segelas es teh manis, maka lengkaplah sudah berkas-berkas santapan yg siap saya lahap dengan penuh kebungahan.

Anda penasaran? Silakan coba sendiri. Kalau takut sendirian, ajak saya juga boleh, hahahaaa…!

Cacatan eh Catatan Admin Blog:
Postingan dengan Label 'Kuliner Semriwing' adalah sepenuhnya tulisan karya Wahyu Kokkang yang diunggah di akun Facebooknya. Blog ini hanya 'menginventarisasi' aset berharga ini untuk mempermudah, sapa tahu ada yang mau membaca dalam tema yang sama. Kalau tidak ada yang mau baca juga tidak apa-apa.

Untuk Update Tulisan Wahyu Kokkang terbaru, silakan ajak dia berteman di Facebook, kalau tidak mau ancam saja, "Kalau pertemanan saya tidak diterima, saya tidak mau baca Jawa Pos!" gitu...