A. Empati
Empati yaitu keadaan mental yang menciptakan orang merasa dirinya dalam keadaan, perasaan, atau pikiran yang sama dengan orang lain.
Dalam istilah lain, tenggang rasa sanggup diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, kemudian bertindak untuk membantunya.
Empati merupakan sifat terpuji. Islam menganjurkan hambanya mempunyai sifat ini. Empati sama dengan rasa iba atau kasihan kepada orang lain yang terkena musibah.
Islam sangat menganjurkan perilaku empati, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. an Nisa/4:8.
"Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, belum dewasa yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik"
Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang ikut menyaksikan pembagian warisan, maka mereka diberi bab sekadarnya sebagai atau tali kasih. Kepedulian terhadap mereka perlu ditumbuhkan.
Sikap tenggang rasa ini akan timbul apabila"
Terkait perilaku tenggang rasa ini, Rasulullah saw bersabda.
"Dari Abi Musa r.a. ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan." (H.R. Bukhari).
Hadis diatas secara tidak eksklusif mengajarkan kepada kita untuk bisa mencicipi apa yang dirasakan orang mukmin yang lain.
Apabila ia sakit, kita pun merasa sakit. Apabila ia gembira, kita pun merasa gembira. Allah Swt menyuruh umat insan untuk berempati terhadap sesamanya.
Peduli dan membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah Swt sangat marah kepada orang-orang yang egois dan sombong.
Perilaku empat terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan cara:
Empati yaitu keadaan mental yang menciptakan orang merasa dirinya dalam keadaan, perasaan, atau pikiran yang sama dengan orang lain.
Dalam istilah lain, tenggang rasa sanggup diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, kemudian bertindak untuk membantunya.
Empati merupakan sifat terpuji. Islam menganjurkan hambanya mempunyai sifat ini. Empati sama dengan rasa iba atau kasihan kepada orang lain yang terkena musibah.
Islam sangat menganjurkan perilaku empati, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. an Nisa/4:8.
"Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, belum dewasa yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik"
Ayat tersebut menjelaskan apabila ada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang ikut menyaksikan pembagian warisan, maka mereka diberi bab sekadarnya sebagai atau tali kasih. Kepedulian terhadap mereka perlu ditumbuhkan.
Sikap tenggang rasa ini akan timbul apabila"
- Dapat mencicipi apa yang dirasakan oleh orang lain
- Mampu menempatkan diri sebagai orang lain
- Menjadi orang lain yang merasakan
Terkait perilaku tenggang rasa ini, Rasulullah saw bersabda.
"Dari Abi Musa r.a. ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan." (H.R. Bukhari).
Hadis diatas secara tidak eksklusif mengajarkan kepada kita untuk bisa mencicipi apa yang dirasakan orang mukmin yang lain.
Apabila ia sakit, kita pun merasa sakit. Apabila ia gembira, kita pun merasa gembira. Allah Swt menyuruh umat insan untuk berempati terhadap sesamanya.
Peduli dan membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah Swt sangat marah kepada orang-orang yang egois dan sombong.
Perilaku empat terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan cara:
- Peka terhadap perasaan orang lain
- Membayangkan seandainya saya yaitu dia
- Berlatih mengorbankan milik sendiri
- Membahagiakan orang lain
0 Komentar untuk "Pai Vii Kepingan 8 Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah"