Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas.
Najis yaitu kotoran yang menjadi alasannya terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt, sedangkan hadas yaitu keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia dilarang salat, tawaf, dan lain sebagainya.
Apa saja yang harus dibersihkan? Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat, dan lingkungan yang menjadi daerah segala acara kita.
Lebih-lebih daerah yang kita gunakan untuk melaksanakan salat. Lokasi ibadah ini harus suci dari najis dan higienis dari segala kotoran niscaya akan menjadi lebih tepat dan bermakna.
Taharah mencakup 2 hal yaitu: taharah dari najis dan taharah dari hadas.
Taharah dari najis maksudnya yaitu membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffah, najis mutawassitah, dan nasih mugaladah.
Najis mukaffah yaitu najis yang ringan, menyerupai air seni bayi pria yang belum berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu.
Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.
Najis mutawassitah yaitu najis pertengahan. Contoh najis ini yaitu darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ainiyyah.
Najis hukmiyyh diyakini adanya tetapi tidak faktual wujudnya (zatnya), anyir dan rasanya. Cara menyucikannya yaitu cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis.
Sedangkan najis ainiyyah yaitu najis yang tampak wujudnya (zatnya) dan sanggup diketahui melalui anyir maupun rasanya.
Cara menyucikannya yaitu dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
Najis mugaladah yaitu najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi.
Cara menyucikannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.
Nah, kalian sudah mengetahui cara bersuci dari najis. Selanjutnya bagaimana cara bersuci dari hadas? Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil dan hadas besar.
Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu:
1. Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur
2. Hilang logika (contoh tidur)
3. Bersentuhan kulit antara pria dan wanita yang bukan mukhrim
4. Menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan
Cara menyucikan hadas kecil dengan berwudlu. Apabila tidak ada air atau lantaran sesuatu hal, maka sanggup dengan tayammum.
Bagaimana dengan hadas besar? Kita terkena hadas besar apabila mengalami/melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
1. Berhubungan suami isteri (setubuh)
2. Keluar mani
3. Haid (mensturasi)
4. Melahirkan
5. Nifas
6. Menginggal dunia
Cara menyucikan hadas besar yaitu dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Apabila tidak ada air atau lantaran sesuatu hal, maka sanggup dengan tayammum.
Najis yaitu kotoran yang menjadi alasannya terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt, sedangkan hadas yaitu keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia dilarang salat, tawaf, dan lain sebagainya.
Apa saja yang harus dibersihkan? Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat, dan lingkungan yang menjadi daerah segala acara kita.
Lebih-lebih daerah yang kita gunakan untuk melaksanakan salat. Lokasi ibadah ini harus suci dari najis dan higienis dari segala kotoran niscaya akan menjadi lebih tepat dan bermakna.
Taharah mencakup 2 hal yaitu: taharah dari najis dan taharah dari hadas.
Taharah dari najis maksudnya yaitu membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffah, najis mutawassitah, dan nasih mugaladah.
Najis mukaffah yaitu najis yang ringan, menyerupai air seni bayi pria yang belum berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu.
Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.
Najis mutawassitah yaitu najis pertengahan. Contoh najis ini yaitu darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ainiyyah.
Najis hukmiyyh diyakini adanya tetapi tidak faktual wujudnya (zatnya), anyir dan rasanya. Cara menyucikannya yaitu cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis.
Sedangkan najis ainiyyah yaitu najis yang tampak wujudnya (zatnya) dan sanggup diketahui melalui anyir maupun rasanya.
Cara menyucikannya yaitu dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
Najis mugaladah yaitu najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi.
Cara menyucikannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.
Nah, kalian sudah mengetahui cara bersuci dari najis. Selanjutnya bagaimana cara bersuci dari hadas? Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil dan hadas besar.
Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu:
1. Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur
2. Hilang logika (contoh tidur)
3. Bersentuhan kulit antara pria dan wanita yang bukan mukhrim
4. Menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan
Cara menyucikan hadas kecil dengan berwudlu. Apabila tidak ada air atau lantaran sesuatu hal, maka sanggup dengan tayammum.
Bagaimana dengan hadas besar? Kita terkena hadas besar apabila mengalami/melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
1. Berhubungan suami isteri (setubuh)
2. Keluar mani
3. Haid (mensturasi)
4. Melahirkan
5. Nifas
6. Menginggal dunia
Cara menyucikan hadas besar yaitu dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Apabila tidak ada air atau lantaran sesuatu hal, maka sanggup dengan tayammum.
Tata cara taharah dari najis sudah dijelaskan di awal penggalan ini, sedangkan tata cara taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu, dan tayammum.
Adapun sarana yang sanggup digunakan untuk taharah yakni, air, debu, dan batu.
Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang sanggup digunakan untuk bersuci yaitu air yang suci sekaligus menyucikan.
Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, menyerupai air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air embun, air salju, dan sebagainya.
Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci tata cara taharah dari hadas.
Adapun sarana yang sanggup digunakan untuk taharah yakni, air, debu, dan batu.
Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang sanggup digunakan untuk bersuci yaitu air yang suci sekaligus menyucikan.
Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, menyerupai air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air embun, air salju, dan sebagainya.
Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci tata cara taharah dari hadas.
Mandi wajib yaitu mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi janabat/junub. Adapun cara mandi wajib yaitu sebagai berikut:
a. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Jika dilafalkan, maka bacaanya sebagai berikut:
"Saya niat mandi menghilangkan hadas besar lantaran Allah ta'ala"
b. Menghilangkan nasis apabila terdapat di badannya menyerupai bekas tetesan darah.
c. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pada ketika mandi wajib, kita juga disunahkan untuk membaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum ke dalam bejana, ber wudu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.
a. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Jika dilafalkan, maka bacaanya sebagai berikut:
"Saya niat mandi menghilangkan hadas besar lantaran Allah ta'ala"
b. Menghilangkan nasis apabila terdapat di badannya menyerupai bekas tetesan darah.
c. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pada ketika mandi wajib, kita juga disunahkan untuk membaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum ke dalam bejana, ber wudu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.
Wudu yaitu cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudu sebagai berikut:
a. Niat dalam hati, Jika dilafalkan maka bacaanya sebagai berikut:
"Saya niat wujud menghilangkan hadas kecil lantaran Allah ta'ala"
b. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur, dan membersihkan lubang hidung.
c. Membasuh muka
d. Membasuh kedua tangan hingga siku
e. Mengusap kepala
f. Disunahkan membasuh telinga
g. Membasuh kaki hingga mata kaki
h. Tertib (dilakukan secara berurutan)
i. Berdoa sesudah wudu
a. Niat dalam hati, Jika dilafalkan maka bacaanya sebagai berikut:
"Saya niat wujud menghilangkan hadas kecil lantaran Allah ta'ala"
b. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur, dan membersihkan lubang hidung.
c. Membasuh muka
d. Membasuh kedua tangan hingga siku
e. Mengusap kepala
f. Disunahkan membasuh telinga
g. Membasuh kaki hingga mata kaki
h. Tertib (dilakukan secara berurutan)
i. Berdoa sesudah wudu
Apakah tayammum itu? Tayammum yaitu pengganti wudu atau mandi wajib.
Hal ini dilakukan sebagai rukhsah (kekeringan) untuk orang yang tidak sanggup menggunakan air lantaran beberapa halangan (uzur).
Untuk lebih gampang memahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.
Suatu ketika, kita sedang mempunyai hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera salat. Namun, pada ketika itu tidak tersedia air atau tidak sanggup menggunakan air lantaran sesuatu hal.
Nah, solusinya yaitu tayammum dengan menggunakan bubuk yang suci. Tidak sulit, bukan?
Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana bubuk yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air.
Apabila kita berada di dalam pesawat atau kendaraan, bubuk yang digunakan untuk tayammum cukup mengusap bubuk yang ada di dinding pesawat atau kendaraan.
Cara ini boleh dilakukan jika:
a. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya
b. Berhalangan menggunakan air, contohnya lantaran sakit
c. Telah masuk waktu salat
Bertayammum itu mudah, caranya yaitu sebagai berikut.
a. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan salat)
"Aku niat bertayammum untuk sanggup mengerjakan salat, lantaran Allah ta'ala"
b. Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci)
c. Mengusap ajudan hingga siku-siku dengan debu
d. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu
Hal ini dilakukan sebagai rukhsah (kekeringan) untuk orang yang tidak sanggup menggunakan air lantaran beberapa halangan (uzur).
Untuk lebih gampang memahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.
Suatu ketika, kita sedang mempunyai hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera salat. Namun, pada ketika itu tidak tersedia air atau tidak sanggup menggunakan air lantaran sesuatu hal.
Nah, solusinya yaitu tayammum dengan menggunakan bubuk yang suci. Tidak sulit, bukan?
Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana bubuk yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air.
Apabila kita berada di dalam pesawat atau kendaraan, bubuk yang digunakan untuk tayammum cukup mengusap bubuk yang ada di dinding pesawat atau kendaraan.
Cara ini boleh dilakukan jika:
a. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya
b. Berhalangan menggunakan air, contohnya lantaran sakit
c. Telah masuk waktu salat
Bertayammum itu mudah, caranya yaitu sebagai berikut.
a. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan salat)
"Aku niat bertayammum untuk sanggup mengerjakan salat, lantaran Allah ta'ala"
b. Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci)
c. Mengusap ajudan hingga siku-siku dengan debu
d. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu
Betapa pentingnya bersuci (taharah) dalam kehidupan kita, baik dari najis maupun dari hadas. Bersuci mempunyai keutamaan dan manfaat yang luar biasa.
Keutamaan-keutamaan itu antara lain:
1. Orang yang hidup higienis akan terhindar dari segala macam penyakit lantaran kebanyakan sumber penyakit berasal dari basil dan kotoran
2. Rasulullah saw bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudu akan bersinar wajahnya kelak ketika dibangkitkan dari kubur
3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt
4. Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak pula yang menyampaikan "kebersihan pangkal kesehatan"
5. Kebersihan akan menciptakan kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.
Keutamaan-keutamaan itu antara lain:
1. Orang yang hidup higienis akan terhindar dari segala macam penyakit lantaran kebanyakan sumber penyakit berasal dari basil dan kotoran
2. Rasulullah saw bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wudu akan bersinar wajahnya kelak ketika dibangkitkan dari kubur
3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt
4. Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak pula yang menyampaikan "kebersihan pangkal kesehatan"
5. Kebersihan akan menciptakan kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.
0 Komentar untuk "Pai Vii Penggalan 3 Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman"