Coba kalian amati letak geografis Indonesia dalam peta dunia.
Letak Indonesia yang strategis, yaitu diantara dua Samuera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dua benua Asia dan Australia menimbulkan wilayah kita menjadi jalur perdagangan internasional.
Lalu lintas perdagangan tidak hanya membawa komoditas dagang, namun juga imbas kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia.
Kedatangan bangsa absurd yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia menimbulkan kemajemukkan ras, agama dan bahasa.
Letak Indonesia yang strategis, yaitu diantara dua Samuera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dua benua Asia dan Australia menimbulkan wilayah kita menjadi jalur perdagangan internasional.
Lalu lintas perdagangan tidak hanya membawa komoditas dagang, namun juga imbas kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia.
Kedatangan bangsa absurd yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia menimbulkan kemajemukkan ras, agama dan bahasa.
Kondisi alam yang berbeda ibarat kawasan pantai, pegunungan, kawasan subur, padang rumput, dataran rendah, rawa, dan bahari menimbulkan perbedaan masyarakat .
Keadaan ini menghambat korelasi antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing.
Hal ini menimbulkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan pria dan perempuan.
Keadaan ini menghambat korelasi antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing.
Hal ini menimbulkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan pria dan perempuan.
Kondisi alam yang berbeda ibarat kawasan pantai, pegunungan, kawasan subur, padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan bahari menimbulkan perbedaan masyarakat. Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang sanggup tumbuh, binatang yang hidup di sekitarnya.
Masyarakat di kawasan pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, ibarat perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan.
Masyarakat di kawasan pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, ibarat perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan.
Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga memengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia.
Kemudahan sarana ini membawa masyarakat gampang berafiliasi dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit.
Sebaliknya sarana yang terbatas juga menjadi penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
Kemudahan sarana ini membawa masyarakat gampang berafiliasi dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit.
Sebaliknya sarana yang terbatas juga menjadi penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang gres baik yang tiba dari dalam maupun luar masyarakat membawa imbas terhadap perbedaan masyarakat Indonesia.
Ada masyarakat yang gampang mendapatkan orang absurd atau budaya lain, ibarat masyarakat perkotaan.
Namun ada juga sebagian masyarakat tetap bertahan pada budaya sendiri.
Ada masyarakat yang gampang mendapatkan orang absurd atau budaya lain, ibarat masyarakat perkotaan.
Namun ada juga sebagian masyarakat tetap bertahan pada budaya sendiri.
Suku bangsa sering juga disebut etnik.
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok insan yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut.
Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Jadi, suku bangsa merupakan adonan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lantaran mempunyai ciri-ciri paling fundamental dan umum berkaitan dengan asal ajakan dan tempat asal serta kebudayaan.
Ciri-ciri fundamental yang mem bedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau huruf tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya.
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai banyak sekali perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan asal kawasan tempat tinggal antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu.
Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di Kalimantan terdapat suku Dayak.
Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor. Sedangkan di Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
Carilah dari banyak sekali sumber ihwal sukusuku tersebut. Buatlah goresan pena menarik ihwal hal itu, kumpulkan pada guru kalian.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam.
Hal itu dibuat oleh kondisi geografis dan kondisi sosial di setiap kawasan di seluruh Indonesia. Kondisi suatu kawasan dengan kawasan lainnya mempunyai banyak sekali perbedaan.
Kita ambil pola masyarakat yang tinggal di kawasan pe gunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupan nya dari pertanian.
Oleh lantaran itu, akan berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani.
Sementara itu, kawasan pantai akan memengaruhi masya rakatnya untuk mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan kawasan di Indonesia, contohnya dalam bentuk tarian dan nyanyian.
Hampir semua kawasan atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam bidang seni rupa, setiap kawasan mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas wilayahnya masing-masing.
Keberagaman suku bangsa dan budaya tidak meng halangi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal itu akan ter wujud apabila ada sikap toleran yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Mereka harus menyadari bahwa keberagaman suku bangsa dan budaya merupakan salah satu kekayaan bangsa yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan.
Harapannya, semoga di dalam perbedaan suku bangsa dan budaya, seluruh warga negara tetap sanggup menjalin persahabatan
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok insan yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut.
Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Jadi, suku bangsa merupakan adonan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lantaran mempunyai ciri-ciri paling fundamental dan umum berkaitan dengan asal ajakan dan tempat asal serta kebudayaan.
Ciri-ciri fundamental yang mem bedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau huruf tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya.
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai banyak sekali perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan asal kawasan tempat tinggal antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu.
Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di Kalimantan terdapat suku Dayak.
Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor. Sedangkan di Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
Carilah dari banyak sekali sumber ihwal sukusuku tersebut. Buatlah goresan pena menarik ihwal hal itu, kumpulkan pada guru kalian.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam.
Hal itu dibuat oleh kondisi geografis dan kondisi sosial di setiap kawasan di seluruh Indonesia. Kondisi suatu kawasan dengan kawasan lainnya mempunyai banyak sekali perbedaan.
Kita ambil pola masyarakat yang tinggal di kawasan pe gunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupan nya dari pertanian.
Oleh lantaran itu, akan berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani.
Sementara itu, kawasan pantai akan memengaruhi masya rakatnya untuk mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan kawasan di Indonesia, contohnya dalam bentuk tarian dan nyanyian.
Hampir semua kawasan atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam bidang seni rupa, setiap kawasan mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas wilayahnya masing-masing.
Keberagaman suku bangsa dan budaya tidak meng halangi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal itu akan ter wujud apabila ada sikap toleran yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Mereka harus menyadari bahwa keberagaman suku bangsa dan budaya merupakan salah satu kekayaan bangsa yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan.
Harapannya, semoga di dalam perbedaan suku bangsa dan budaya, seluruh warga negara tetap sanggup menjalin persahabatan
Perhatikan gambar tempat ibadah agama di Indonesia. Tahukah kalian, mengapa Indonesia
mempunyai keragaman agama?
Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia di perlukan oleh bangsa lain.
Hal inilah yang membuat para pedagang dari bangsa-bangsa lain banyak ber datangan. Selain berdagang, mereka juga membuatkan anutan agama.
Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah usang berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar kurun ke-13.
Kedatangan bangsa Eropa membawa anutan agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai anutan agama diterima oleh bangsa Indonesia lantaran masyarakat sudah mengenal kepercayaan ibarat animisme dan dinamisme.
Agama mengajarkan kepada umatnya semoga berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran yaitu perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan insan terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat dalam beragama, yaitu dengan menjalankan segala perintah anutan agama dan menjauhi semua larangan agama yang dianutnya.
Dalam pergaulan sehari-hari, tentu kalian sering menjumpai keberagaman agama. Adanya keragaman agama dihentikan menjadi penghambat dalam pergaulan.
Setiap pelajar harus mengembangkan sikap toleran, hormat menghormati, dan bekerja sama antarpemeluk agama serta kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terwujud kerukunan hidup
mempunyai keragaman agama?
Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia di perlukan oleh bangsa lain.
Hal inilah yang membuat para pedagang dari bangsa-bangsa lain banyak ber datangan. Selain berdagang, mereka juga membuatkan anutan agama.
Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah usang berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar kurun ke-13.
Kedatangan bangsa Eropa membawa anutan agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai anutan agama diterima oleh bangsa Indonesia lantaran masyarakat sudah mengenal kepercayaan ibarat animisme dan dinamisme.
Agama mengajarkan kepada umatnya semoga berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran yaitu perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan insan terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat dalam beragama, yaitu dengan menjalankan segala perintah anutan agama dan menjauhi semua larangan agama yang dianutnya.
Dalam pergaulan sehari-hari, tentu kalian sering menjumpai keberagaman agama. Adanya keragaman agama dihentikan menjadi penghambat dalam pergaulan.
Setiap pelajar harus mengembangkan sikap toleran, hormat menghormati, dan bekerja sama antarpemeluk agama serta kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terwujud kerukunan hidup
Pada dasarnya, insan diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda yang merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa.
Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, race.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 ihwal Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras yaitu golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Setiap insan mempunyai perbedaan ras dengan insan lainnya lantaran adanya perbedaan ciri-ciri fisik, ibarat warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badang, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Masyarakat Indonesia mempunyai keberagaman ras.
Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa absurd ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia.
Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain ras Malayan- Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua yaitu ras Melanesoid yang mendiami kawasan Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Ketiga yaitu ras Asiatic Mongoloid ibarat orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia.
Terakhir yaitu ras kaukasoid, yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Kondisi masyarakat Indonesia yang mempunyai keberagaman ras berpotensi menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh lantaran itu, setiap warga negara harus menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.
Hal itu sesuai dengan Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat insan tanpa membeda-bedakan ras.
Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, race.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 ihwal Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras yaitu golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Setiap insan mempunyai perbedaan ras dengan insan lainnya lantaran adanya perbedaan ciri-ciri fisik, ibarat warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badang, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Masyarakat Indonesia mempunyai keberagaman ras.
Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa absurd ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia.
Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain ras Malayan- Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua yaitu ras Melanesoid yang mendiami kawasan Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Ketiga yaitu ras Asiatic Mongoloid ibarat orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia.
Terakhir yaitu ras kaukasoid, yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Kondisi masyarakat Indonesia yang mempunyai keberagaman ras berpotensi menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh lantaran itu, setiap warga negara harus menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.
Hal itu sesuai dengan Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat insan tanpa membeda-bedakan ras.
Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi juga dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman masyarakat di Indonesia sanggup dilihat dari struktur masyarakatnya.
Struktur masyarakat Indonesia berdasarkan Syarif Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang.
Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut ”Social Strafification" atau biasa disebut dengan kelas sosial.
Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat mengakibatkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat.
Hal itu diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam suatu sistem sosial.
Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat pengolongan insan secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga mengakibatkan perbedaan antara hak dan kewajiban.
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Kelompokkelompok tersebut sanggup berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang mempunyai korelasi satu sama lain dalam sebuah struktur.
Sebagai negara yang mempunyai keberagaman, adanya penggolongan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia merupakan suatu kewajaran.
Namun, keberadaan golongan-golongan dalam masyarakat sanggup mengakibatkan terjadinya konflik.
Hal ini sanggup muncul apabila muncul perasaan etnosentrisme yang menganggap hanya kelompok atau golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementera golongan lainnya dianggap banyak mempunyai kekurangan
Keberagaman antargolongan dihentikan mengakibatkan terjadinya perselisihan dan perpecahan di masyarakat.
Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa contohnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah.
Oleh lantaran itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.
Meskipun berbeda-beda golongan namun seluruh warga negara hidup dalam satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan ciri bangsa Indonesia harus selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Struktur masyarakat Indonesia berdasarkan Syarif Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang.
Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut ”Social Strafification" atau biasa disebut dengan kelas sosial.
Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat mengakibatkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat.
Hal itu diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam suatu sistem sosial.
Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat pengolongan insan secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga mengakibatkan perbedaan antara hak dan kewajiban.
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Kelompokkelompok tersebut sanggup berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang mempunyai korelasi satu sama lain dalam sebuah struktur.
Sebagai negara yang mempunyai keberagaman, adanya penggolongan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia merupakan suatu kewajaran.
Namun, keberadaan golongan-golongan dalam masyarakat sanggup mengakibatkan terjadinya konflik.
Hal ini sanggup muncul apabila muncul perasaan etnosentrisme yang menganggap hanya kelompok atau golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementera golongan lainnya dianggap banyak mempunyai kekurangan
Keberagaman antargolongan dihentikan mengakibatkan terjadinya perselisihan dan perpecahan di masyarakat.
Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa contohnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah.
Oleh lantaran itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.
Meskipun berbeda-beda golongan namun seluruh warga negara hidup dalam satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan ciri bangsa Indonesia harus selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Pernahkah kalian bepergian ke pulau-pulau atau daerah-daerah lain di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Coba ceritakan pengalaman kalian saat berkunjung ke lain pulau atau ke lain kawasan tempat tinggal di depan kelas.
Melalui pengetahuan ihwal pulau-pulau atau daerah-daerah di Indonesia kita sanggup mengetahui perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Aspek kewilayahan menjelaskan, bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu merupakan negara kepulauan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 ihwal Perairan Indonesia, menyebutkan pengertian negara kepulauan yaitu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan sanggup meliputi pulau-pulau lain.
Dalam konsep wawasan nusantara, bahari bukan merupakan unsur pemisah akan tetapi menjadi unsur pemersatu.
Kondisi kewilayahan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, sanggup mengakibatkan terjadinya perpecahan bangsa (disintegrasi).
Sejarah telah mengambarkan bahwa pemerintah Indonesia pernah menghadapi duduk masalah adanya kawasan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain kondisi kewilayahan, aspek sosial budaya memperlihatkan bahwa masya rakat Indonesia diwarnai oleh banyak sekali macam perbedaan.
Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik.
Kenyataan juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering terjadi konfik antar-kelompok masyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-per bedaan tersebut.
Kenyataan terjadinya konflik perlu menjadikan manjadikan perhatian bagi semua komponen bangsa semoga sanggup tetap mem pertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Atas dasar dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk me ngusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa kesadaran akan keberagaman yang kita miliki, bangsa Indonesia sanggup saja terjerumus ke arah perpecahan
Keberagaman masyarakat Indonesia mempunyai dampak positif sekaligus dampak negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Dampak positif memperlihatkan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif menimbulkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan antargolongan merupakan kekayaan bangsa yang sangat ber harga.
Meskipun berbeda-beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam usaha mengisi kemerdekaan untuk me wujudkan impian negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Keberagaman bukan merupakan unsur perpecahan namun justru yang membuat kesatuan bangsa. Kesatuan yaitu upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia.
Tuhan membuat insan dengan berbeda-beda bukan untuk saling bermusuhan melainkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka
Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika yaitu motto atau semboyan bangsa Indonesia.
Dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dimana dalam buku tersebut mengutip pendapat Suhandi Sigit, menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika sanggup ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada kurun XIV di masa Kerajaan Majapahit.
Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa yaitu tunggal.
Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu bermacam-macam satu itu.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Katakata tersebut sanggup pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas banyak sekali macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.
Penjelmaan persatuan bangsa dan negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 tahun 1951 ihwal lambang Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember 1951 dan termuat dalam Lembaran Negara Nomor II Tahun 1951.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama namun keseluruhannya itu merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ibarat hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lainlain.
Tanpa adanya kesadaran sikap dan sikap untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika niscaya akan terjadi perpecahan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lantaran setiap orang hanya akan hanya mementingkan diri atau wilayahnya sendiri daripada kepentingan bangsa dan negara.
Coba ceritakan pengalaman kalian saat berkunjung ke lain pulau atau ke lain kawasan tempat tinggal di depan kelas.
Melalui pengetahuan ihwal pulau-pulau atau daerah-daerah di Indonesia kita sanggup mengetahui perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Aspek kewilayahan menjelaskan, bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu merupakan negara kepulauan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 ihwal Perairan Indonesia, menyebutkan pengertian negara kepulauan yaitu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan sanggup meliputi pulau-pulau lain.
Dalam konsep wawasan nusantara, bahari bukan merupakan unsur pemisah akan tetapi menjadi unsur pemersatu.
Kondisi kewilayahan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, sanggup mengakibatkan terjadinya perpecahan bangsa (disintegrasi).
Sejarah telah mengambarkan bahwa pemerintah Indonesia pernah menghadapi duduk masalah adanya kawasan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain kondisi kewilayahan, aspek sosial budaya memperlihatkan bahwa masya rakat Indonesia diwarnai oleh banyak sekali macam perbedaan.
Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik.
Kenyataan juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering terjadi konfik antar-kelompok masyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-per bedaan tersebut.
Kenyataan terjadinya konflik perlu menjadikan manjadikan perhatian bagi semua komponen bangsa semoga sanggup tetap mem pertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Atas dasar dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk me ngusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa kesadaran akan keberagaman yang kita miliki, bangsa Indonesia sanggup saja terjerumus ke arah perpecahan
Keberagaman masyarakat Indonesia mempunyai dampak positif sekaligus dampak negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Dampak positif memperlihatkan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif menimbulkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan antargolongan merupakan kekayaan bangsa yang sangat ber harga.
Meskipun berbeda-beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam usaha mengisi kemerdekaan untuk me wujudkan impian negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Keberagaman bukan merupakan unsur perpecahan namun justru yang membuat kesatuan bangsa. Kesatuan yaitu upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia.
Tuhan membuat insan dengan berbeda-beda bukan untuk saling bermusuhan melainkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka
Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika yaitu motto atau semboyan bangsa Indonesia.
Dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dimana dalam buku tersebut mengutip pendapat Suhandi Sigit, menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika sanggup ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada kurun XIV di masa Kerajaan Majapahit.
Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa yaitu tunggal.
Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu bermacam-macam satu itu.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Katakata tersebut sanggup pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas banyak sekali macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.
Penjelmaan persatuan bangsa dan negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 tahun 1951 ihwal lambang Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember 1951 dan termuat dalam Lembaran Negara Nomor II Tahun 1951.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama namun keseluruhannya itu merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ibarat hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lainlain.
Tanpa adanya kesadaran sikap dan sikap untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika niscaya akan terjadi perpecahan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lantaran setiap orang hanya akan hanya mementingkan diri atau wilayahnya sendiri daripada kepentingan bangsa dan negara.
Semua insan intinya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama insan lantaran warna kulit atau bentuk fisik lainnya yaitu sebuah kesalahan.
Tuhan membuat insan berbeda dan beragam. Perbedaan itu yaitu anugerah yang harus kita syukuri.
Mengapa kita harus bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan berakal dalam bertindak.
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang bermacam-macam sanggup diciptakan dalam wujud sikap toleran terhadap keberagaman tersebut.
Sikap toleran berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang beropini lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang mempunyai pendapat berbeda.
Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya. Sikap toleransi harus muncul dalam masyarakat yang bermacam-macam atau plural.
Oleh lantaran itu, setiap individu mengaplikasikan toleransi terhadap individu lainnya sehingga bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku, agama, ras, dan antargolongan sanggup menjadi bangsa yang satu dan utuh (Budi Juliardi, 2015:47).
Perhatikan dan bacalah klarifikasi sikap toleran terhadap keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan antargolongan di bawah ini.
1. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia.
Agama tersebut yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian semenjak kecil sudah meyakini dan melakukan anutan agama yang kalian anut? Tuliskan pengalaman kalian melakukan anutan agama dan kumpulkan pada guru.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan anutan agamanya masing-masing.
Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi, ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat berdasarkan agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, ibarat kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.
Oleh lantaran itu, bentuk sikap kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut.
a. Melaksanakan anutan agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
b. Menghormati agama yang diyakini orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
d. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Perilaku baik dalam kehidupan keberagaman beragama tersebut harus kita laksanakan. Tidak hanya di lingkungan keluarga, namun juga di sekolah, masyarakat serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara insan yang satu dengan insan yang lain hendaknya tidak menjadi hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat insan yang lain.
Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama insan dengan menjunjung nilai- nilai kemanusiaan
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain.
Baik dan buruknya evaluasi orang lain kepada kita bukan lantaran warna kulit, rupa wajah dan bentuk tubuh melainkan lantaran baik dan buruknya dalam berperilaku.
Oleh lantaran itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang banyak sekali perbedaan tersebut.
3. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa kalau bukan kita sendiri.
Ceritakan pengalaman kehidupan toleran kalian di depan kelas dan mintalah balasan dari teman lainnya.
Bagi seorang pelajar, sikap dan semangat kebangsaan dalam mem pertahankan keberagaman budaya bangsa sanggup dilaksanakan dengan :
a. mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia;
b. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
c. merasa besar hati terhadap budaya bangsa sendiri; dan
d. menyaring budaya absurd yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
Tuhan membuat insan berbeda dan beragam. Perbedaan itu yaitu anugerah yang harus kita syukuri.
Mengapa kita harus bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan berakal dalam bertindak.
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang bermacam-macam sanggup diciptakan dalam wujud sikap toleran terhadap keberagaman tersebut.
Sikap toleran berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang beropini lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang mempunyai pendapat berbeda.
Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya. Sikap toleransi harus muncul dalam masyarakat yang bermacam-macam atau plural.
Oleh lantaran itu, setiap individu mengaplikasikan toleransi terhadap individu lainnya sehingga bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku, agama, ras, dan antargolongan sanggup menjadi bangsa yang satu dan utuh (Budi Juliardi, 2015:47).
Perhatikan dan bacalah klarifikasi sikap toleran terhadap keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan antargolongan di bawah ini.
1. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia.
Agama tersebut yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian semenjak kecil sudah meyakini dan melakukan anutan agama yang kalian anut? Tuliskan pengalaman kalian melakukan anutan agama dan kumpulkan pada guru.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan anutan agamanya masing-masing.
Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi, ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat berdasarkan agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, ibarat kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.
Oleh lantaran itu, bentuk sikap kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut.
a. Melaksanakan anutan agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
b. Menghormati agama yang diyakini orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
d. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Perilaku baik dalam kehidupan keberagaman beragama tersebut harus kita laksanakan. Tidak hanya di lingkungan keluarga, namun juga di sekolah, masyarakat serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara insan yang satu dengan insan yang lain hendaknya tidak menjadi hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat insan yang lain.
Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama insan dengan menjunjung nilai- nilai kemanusiaan
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain.
Baik dan buruknya evaluasi orang lain kepada kita bukan lantaran warna kulit, rupa wajah dan bentuk tubuh melainkan lantaran baik dan buruknya dalam berperilaku.
Oleh lantaran itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang banyak sekali perbedaan tersebut.
3. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa kalau bukan kita sendiri.
Ceritakan pengalaman kehidupan toleran kalian di depan kelas dan mintalah balasan dari teman lainnya.
Bagi seorang pelajar, sikap dan semangat kebangsaan dalam mem pertahankan keberagaman budaya bangsa sanggup dilaksanakan dengan :
a. mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia;
b. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
c. merasa besar hati terhadap budaya bangsa sendiri; dan
d. menyaring budaya absurd yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
0 Komentar untuk "Pkn Vii Serpihan 4 Keberagaman Suku, Agama, Ras Dan Antargolognan Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika"