GERAKAN BUMI: ROTASI DAN REVOLUSI BUMI | Pernahkah kalian menyadari apa yang menimbulkan terjadinya siang dan malam? dan mengapa waktu di Jakarta berbeda 1 jam lebih lambat dari waktu di Makassar dan mengapa waktu di Makassar lebih lambat 1 jam dari pada waktu di Irian jaya? Yuk kita cari tahu penyebabnya.
Bumi, planet ke tiga yang kita diami ini, mempunyai 2 macam pergerakan yang disebut dengan Rotasi dan Revolusi Bumi.
A. ROTASI BUMI
Rotasi bumi yakni perputaran bumi pada porosnya. Untuk satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu sehari yaitu 24 jam. Gerakan rotasi bumi menimbulkan terjadinya beberapa peristiwa-peristiwa alam, diantaranya yakni pergantian siang dan malam.
Untuk memahami ini, mari kita lakukan percobaan sederhana. Siapkanlah sebuah globe, spidol berwarna dan senter, serta ruangan yang sanggup digelapkan. Lakukan langkah berikut ini:
- Masuklah ke sebuah ruangan yang gelap.
- Tandailah beberapa tempat dengan spidol berwarna termasuk dengan daerahmu.
- nyalakanlah senter dan arahkan lurus ke globe.
- Mintalah kepada temanmu untuk memutar globe secara perlahan-lahan berlawanan dengan arah jarum jam.
- Sekarang anggaplah senter kau yakni matahari dan amati.
- Perhatikan apa yang terjadi di tempat tinggal kau yang ditandai spidol ketika terkena sinar matahari.
- Lalu apa yang terjadi juga pada ketika kawasan kau tidak terkena sinar matahari.
Nah, kini saya yakin kau sudah mengetahui penyebab terjadinya siang dan malam. Berikut kita bahas lebih lanjut beberapa insiden yang terjadi akhir rotasi bumi.
1. Pergantian SIang dan Malam
Saat bumi berotasi, tidak semua pecahan bumi terkena cahaya matahari secara bersamaan. Bagian-bagian bumi tersebut mengalami atau mendapat jelas secara bergantian. Bagian bumi yang mendapat cahaya matahari mengalami siang dan pecahan yang tidak terkena matahari mengalami kondisi malam.
2. Perbedaan waktu di banyak sekali tempat di dunia
Karena rotasi bumi, terjadi perbedaan waktu diberbagai tempat di dunia. Indonesia saja terbagi dalam tiga zona waktu yang berbeda, yaitu WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Setiap Zona waktu yang berdekatan mengalami perbedaan waktu satu jam, dimulai dari WIT.
Dalam satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu 24 jam dengan sudut tempuh 360 derajat atau 1 putaran penuh, makanya 1 hari ada 24 jam. Dengan begitu, setiap tempat di bumi yang berjarak 15 derajat akan mempunyai perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30 derajat maka perbedaan waktunya 2 jam, jikalau 45 derajat maka perbedaannya 3 jam, begitu seterusnya. Angka 15 derajat didapatkan menurut rumus 360 derajat : 24 jam, yaitu 15 derajat.
Lalu, pada globe dikenal dua garis yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yakni garis-garis vertikal dan garis bujur yakni garis-garis horizontal pada globe. Garis-garis ini berkaitan dengan letak atau posisi suatu daerah. Ibaratnya menyerupai bidang cartesius pada matematika.
Indonesia terletak di antara 95 derajat BT (bujur timur) dan 141 derajat BT. 141 - 95 yakni 46. Jadi, panjang wilayah Indonesia yakni 46 derajat. Jika 46 derajat : 15 derajat, maka kesannya yakni 3 lebih sedikit. Olehnya, Indonesia kemmudian dibagi dalam 3 zona waktu yang berbeda, alasannya yakni setiap 15 menit perbedaan waktunya yakni 1 jam. Dengan demikian, wilayah Indonesia kemudian dibagi dalam 3 zona yaitu zona WIB, WITA dan WIT.
Kemudian dikenal juga GMT (Greenwich Mean Time). Mengapa dinamakan demikian? Karena kota Greenwich di London, Inggris terpetak pada garis bujur 0 derajat yang karenanya dijadikan patokan bagi seluruh dunia dalam penghitungan waktu. Dengan mengacu pada standar GMT, maka WIB lebih cepat 7 jam dari GMT (atau dikenal dengan penulisan +7 GMT), WITA lebih cepat 8 jam (+8 GMT) dan WIT lebih cepat 9 jam (+9 GMT). Jadi, jikalau GMT menawarkan pukul 02.00, maka WIB menawarkan pukul 09.00 (02.00 + 07.00), WITA menawarkan pukul 10.00 (02.00 + 08.00) dan WIT menawarkan pukul 11.00 (02.00 + 09.00).
3. Gerak semu harian matahari
Bagaimana gerakan matahari apabila dilihat dari bumi? Kita menyerupai melihat matahari bergerak, akan tetapi bumilah yang berotasi atau bergerak pada porosnya. Matahari selalu terbit dari sebelah timur dan karam di sebelah barat. Gerakan inilah yang disebut dengan gerakan semu matahari. Gerakan ini terjadi akrena adanya rotasi bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur atau berlawanan jarum jam. Akibatnya, matahari seakan-akan bergerak dari timur ke barat (lakukan percobaan pada pola pecahan B dengan peralatan globe dan senter).
4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Rotasi bumi menimbulkan bentuk bumi tidak lingkaran sempurna, karenanya bumi berbentuk pepat di pecahan kutubnya. Bentuk ini menimbulkan jari-jari kutub dan kawasan khatulistiwa tidak sama. Perbedaan jari-jari bemi menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi, terutama di kawasan kutub dan khatulistiwa.
B. REVOLUSI BUMI
Selain berputar pada porosnya yang disebut rotasi, bumi juag berputat mengelilingi matahari atau disebut REVOLUSI. Untuk satu kali revolusi, bumi memerlukan waktu 1 tahun (365 1/4 hari). Revolusi Bumi membawa beberapa imbas terhadap bumi, diantaranya yakni pergantian musim.
1. Pergantian Musim
Bumi mengelilingi matahari dengan posisi miring 23 1/2 derajat ke arah timur bahari dari sumbu bumi. Posisi inilah yang menimbulkan pergantian musim-musim.
Ketika kutub selatan bumi condong ke matahari, maka pecahan selatan bumi lebih bersahabat dengan matahari. Hal ini menimbulkan kawasan di pecahan selatan mengalami animo panas. Sebaliknya, pecahan utara bumi menjauhi matahari, sehingga menimbulkan terjadinya animo dingin. Di antara proses pergantian animo panas dan animo dingin, ada animo gugur. Dan di antara proses peralihan animo masbodoh ke animo panas, ada animo semi. Pergantian animo kemudian disebut proses pancaroba.
Lalu, mengapa Indonesia hanya mengalami dua musim? Itu dikarenakan posisi Indonesia yang berada di garis Khatulistiwa. kawasan khatulistiwa mendapat sinar matahari sepanjang tahun, oleh karenanya hanya mendapat dua musim. Daerah yang berada di khatulistiwa kemudian disebut dengan kawasan Tropis.
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Kalau kita memperhatikan, matahari sepertinya terbit dari tempat yang berbeda setiap periode tertentu dalam setahun. Padahal, matahari bahu-membahu tidak mengalami perubahan posisi. Kenampakan ini diakibatkan oleh revolusi bumi.
Tanggal 21 Maret, jikalau dilihat dari bumi, matahari tepat berada pada garis khatulistiwa atau 0 derajat. Matahari terlihat seakan-akan terbit tepat di sebelah timur dan karam tepat di sebelah barat.
Tanggal 21 Juni, matahari tampak berada pada posisili 23 1/2 derajat lintang utara (LU). Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah utara.
Tanggal 23 September, matahari kembali ke posisi tepat di garis khatulistiwa dan tampak menyerupai yang terjadi pada tanggla 21 Maret.
Lalu, tanggal 22 Desember, matahari tampak berada pada posisi 23 1/2 derajat Lintang Selatan (LS) jikalau dilihat dari bumi. Karenanya, matahari tampak terbit agak sedikit bergeser ke arah selatan.
Referensi:
SUhartanti. D., et al. ( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.
0 Komentar untuk "Gerakan Bumi: Rotasi Dan Revolusi Bumi Terjadinya Siang Dan Malam"