Kisah Habil Dan Qabil, Meninggalnya Insan Pertama Di Atas Bumi


Setelah Adam dan Hawa diturunkan Allah dari syurga ke bumi, alasannya ialah melaksanakan perbuatan yang telah dihentikan Allah supaya tidak memakan buah dari pohon yang telah dihentikan untuk dimakan, namun alasannya ialah godaan Iblis kesudahannya mereka berdua termakan kemudian mereka memakan buah tersebut.

Diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi secara terpisah berbeda daerah yang jauh, berdasarkan para mahir sejarah dikatakan bahwa Adam diturunkan di atas tanah Hindia sedangkan Hawa di tanah Arab. Setelah tiba di bumi Adam dan Hawa harus menghadapi tantangan berat untuk bertahan hidup.

Keadaan bumi yang belum tersentuh tangan insan masih sunyi, pegunungan menjulang tinggi, jurang dan lembah yang menganga, tumbuh-tumbuhan liar awut-awutan dan binatang-binatang baik yang kecil maupun yang besar berkeliaran bebas dimana-mana.

Bukanlah waktu yang sebentar Adam dan Hawa sanggup dipertemukan kembali, bahkan bertahun-tahun lamanya dengan menggunakan pakaian dari kulit binatang. Akhirnya mereka dipertemukan di padang Arafah sehabis berkelana selama 40 tahun lamanya di atas bumi.

Pada tahun pertama semenjak mereka di pertemukan Hawa melahirkan sepasang anak kembar lelaki dan perempuan. Yang lelaki dinamakan Qabil dan yang perempuan dinamakan Iqlima. Pada tahun berikutnya Hawa melahirkan lagi sepasang anak kembar lelaki dan perempuan.

Anak kembar kedua yang lelaki diberi nama Habil dan anak perempuannya diberi nama Labuda. Adam dan Hawa berharap dari adanya keempat anaknya ini akan menurunkan keturunan anak cucu yang akan berkembang biak hidup di atas muka bumi ini.

Maka tumbuhlah keempat anak itu, Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang di antara keempat anaknya itu. Anak perempuan di didik sesuai dengan kodratnya membantu ibunya dalam mengurus rumah tangga dan kiprah lain sebagai kaum wanita.

Sedangkan untuk bawah umur lelakinya di ajarkan untuk mencari nafkah sesuai dengan talenta dan keahlian masing-masing. Qabil bergerak dalam bidang pertanian sedangkan Habil bergerak dalam bidang peternakan.

Setelah Qabil dan Habil Memasuki usia dewasa, Allah swt menurunkan syariat kepada Nabi Adam supaya mengawinkan putra putrinya dengan cara silang, Qabil harus dikawinkan dengan Labuda dan Habil harus dikawinkan denga Iqlima.

Tetapi Qabil menolaknya dengan alasan Labuda tidak secantik Iqlima, atas masalah ini ternyata Qabil telah terbujuk godaan Iblis, yang lebih mengutamakan memperturutkan hawa nafsu daripada akalnya. Qabil menolak aliran syariat yang telah disampaikan oleh Nabi Adam.

Dengan perilaku sabar dan penuh kebijaksanaan Nabi Adam berusaha menasihati Qabil supaya mau mendapatkan syariat yang tiba dari Allah tersebut, tetapi Qabil tetap menolak atas syariat itu. Untuk menuntaskan persoalan itu Nabi Adam memerintahkan Habil dan Qabil melaksanakan persembahan.

Persembahan tersebut untuk menentukan Allah sendiri yang akan menuntaskan persoalan itu, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya dengan menentukan gandum dari jenis yang jelek-jelek.

Sedangkan Habil mempersembahkan seekor kambing yang terbaiknya, yang sangat ia sayangi. Setelah persembahan di simpan untuk melihatnya mereka menjauh dari daerah itu untuk. Setelah itu datanglah petir menyambar kambing persembahan Habil sebagai tanda persembahan diterima.

Sedangkan persembahan gandum Qabil dibiarkan saja tetap utuh, sebagai tanda bahwa qurbannya tidak diterima. Akhirnya Qabil mendapatkan kenyataan itu meskipun dalam hatinya dipenuhi rasa kekecewaan. Lalu mereka menikah Qabil dengan Labuda dan habil dengan Iqlima.

Setelah usang hari-hari berlalu datanglah sang Iblis, dengan merasuki pikiran Qabil dengan membisikan bahwa kalau Qabil sanggup membunuh Habil maka tentu ia akan sanggup mengawini Iqlima yang cantik. Bisikan Iblis terus saja dihembuskan kedalam pikiran Qabil.

Akhirnya Qabil terkena bisikan Iblis, maka pada suatu hari saat Habil sedang mengembalakan ternaknya yang berada di daerah yang sepi jauh dari daerah Adam dan Hawa, tanpa diketahui datangnya tiba-tiba kepalanya dipukul dengan keras oleh Qabil, meninggalah Habil seketika.

Namun sehabis Habil meninggal, Qabil merasa resah ia tidak tahu harus dikemanakan jenazah Habil saudaranya. Ia jalan kesana-kemari dengan perasaan kacau sembari merasa menyesal atas perbuatannya itu.

Pada waktu Qabil merasa kebingungan Allah menurunkan Ilham melalui burung gagak. Qabil melihat dua ekor burung gagak bertarung untuk berebut hendak mematuk jenazah Habil, salah satu burung gagak tewas, kemudian burung gagak yang masih hidup menggali tanah dengan cara mematuk-matukan mulutnya.

Setelah berlobang maka burung gagak itu menarik burung gagak yang tewas kedalam tanah kemudian di timbunnya kembali. Setelah menyaksikan hal itu kesudahannya Qabil menggandakan perbuatan yang dilakukan oleh burung gagak tersebut kemudian menguburkan Habil kedalam tanah.

Atas insiden itu Qabil dilanda rasa bersalah ia merasa ketakutan sendiri, ia tidak berani pulang. Akhirnya ia melarikan diri masuk kedalam hutan menaiki gunung dan menuruni lembah. Melihat insiden itu Nabi Adam dan Hawa merasa duka sebagaimana insan pada umumnya.

Nabi Adam dan Hawa berpasrah diri sambil berdoa dan bertaubat supaya diberikan kesabaran mendapatkan kenyataan itu yang merupakan bab dari takdir dan kehendak Allah Swt. Selama beberapa tahun kemudian Hawa melahirkan kembali sepasang putra-putri kembar kembali.

Semakin hari semakin banyaklah anak keturunan Nabi Adam itu, maka tersebarlah anak keturunannya itu ke aneka macam pelosok negeri yang ada di atas bumi. Setelah banyak perkembangan anak keturunannya kesudahannya Nabi Adam meninggal dunia.

Setelah usang ditinggalkan oleh Nabi Adam Alaihissalam, maka anak cucu keturunannya mulai banyak berpaling dari jalan kebenaran sebagaimana yang telah di syariatkan sebagai aliran Islam pada masanya.

Untuk mengingatkan kembali insan pada fitrahnya, kemudian Allah swt mengutus kembali utusannnya yakni seorang Nabi yang berjulukan Nabi Idris Alaihissalam yang merupakan masih keturunan yang keenam dari Nabi Adam Alaihissalam.

Demikianlah cerita Habil dan Qabil sebagai bab dari cerita terjadinya pembunuhan pertama insan di atas bumi, yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil atas dasar memperturutkan hawa nafsu. 

Wallahu a'lam

Related : Kisah Habil Dan Qabil, Meninggalnya Insan Pertama Di Atas Bumi

0 Komentar untuk "Kisah Habil Dan Qabil, Meninggalnya Insan Pertama Di Atas Bumi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)