Situs merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
Situs diartikan dengan banyak sekali makna oleh para pakar.
Estes dan Simonet (1975), mengartikan situs sebagai letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Di dalam pengertian ini, Monkhouse (19740 menyebutkan situasi, menyerupai contohnya letak kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan terhadap persil tanahnya.
Oleh Vanzuidam (1979), situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu kawasan atau wilayah terhadap sekitarnya.
Misalnya letak iklim yang banyak besar lengan berkuasa terhadap interpretasi gambaran untuk geomorfologi.
Menurut Estes dan Simonet (1975), letak obyek terhadap bentang darat menyerupai contohnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb.
Situs semacam ini oleh Van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yakni letak suatu obyek atau tempat terhadap kawasan sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh faktor situs seperti: (1) beda tinggi, (2) kecuraman lereng, (3) keterbukaan terhadap sinar, (4) keterbukaan terhadap angin, (5) ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini menghipnotis proses geomorfologi maupun proses atau perujudan lainnya.
Contoh:
Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya menggerombol (pola) dan situsnya di air payau maka yang tampak pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
Situs kebun kopi terletak di tanah miring alasannya flora kopi menghendari pengatusan air yang baik.
Situs permukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.
Situs diartikan dengan banyak sekali makna oleh para pakar.
Estes dan Simonet (1975), mengartikan situs sebagai letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Di dalam pengertian ini, Monkhouse (19740 menyebutkan situasi, menyerupai contohnya letak kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan terhadap persil tanahnya.
Oleh Vanzuidam (1979), situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu kawasan atau wilayah terhadap sekitarnya.
Misalnya letak iklim yang banyak besar lengan berkuasa terhadap interpretasi gambaran untuk geomorfologi.
Menurut Estes dan Simonet (1975), letak obyek terhadap bentang darat menyerupai contohnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb.
Situs semacam ini oleh Van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yakni letak suatu obyek atau tempat terhadap kawasan sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh faktor situs seperti: (1) beda tinggi, (2) kecuraman lereng, (3) keterbukaan terhadap sinar, (4) keterbukaan terhadap angin, (5) ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini menghipnotis proses geomorfologi maupun proses atau perujudan lainnya.
Contoh:
Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya menggerombol (pola) dan situsnya di air payau maka yang tampak pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
Situs kebun kopi terletak di tanah miring alasannya flora kopi menghendari pengatusan air yang baik.
Situs permukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.
0 Komentar untuk "Apa Yang Dimaksud Dengan Situs?"