Cara Bermain Ala Anak Kampung (Zaman Dulu)


Kehidupan dimasa bawah umur yaitu masa dimana semua acara kehidupannya di penuhi dengan permainan, meski begitu orang cukup umur juga masih menyukai permainan. Aneka ragam permainan merupakan salah satu bentuk hal kegiatan dalam rangka untuk mengisi kekosongan di waktu luang.

Dulu sekitar tahun 80-an, sebelum kala digital belum ada, masih teringat ketika jalanan masih berlumpur, listrik belum masuk pedesaan segala acara kehidupan hanya tercurah di siang hari saja, hanya sedikit saja kegiatan yang dilakukan di malam hari alasannya yaitu minimnya pencahayaan.

Permainan bawah umur di perkampungan di pedesaan memang jauh dari kesan kemajuan zaman, namun hal itu tidak mengurangi rasa ceria dan rasa kebahagiaan. Meskipun bermodalkan dari bahan-bahan yang gampang di dapatkan dari lingkungan sekitar bisa menjadikannya sebuah permainan yang mengasyikkan.

Berikut ini kami sajikan daftar nama permainan tradisional yang suka di mainkan anak zaman dulu :

1.  Gegerelengan

Permainan gegerelengan ini bahannya berupa ban sepeda bekas atau bekas bambu bekas lilitan bambu yang pernah di pakai tampir (untuk membersihkan beras dari gabah). Bahan untuk mendorongnya terbuat dari bambu yang dibelah, panjangnya sekitar 40 cm.

Cara memainkannya : Ban bekas atau lingkaran penggalan bambu tadi di dorong-dorong ke depan biar berputar, sambil berlari-lari dan mengatur Ban tadi biar terus melaju dengan bambu pendorong yang dipegang.

2.  Gatrik

Gatrik ini bahannya terbuat dari bambu yang dibelah, sebagai alat pemukulnya bambu belahnya berukuran panjang 40 cm dan lebarnya sekitar 3 cm. bambu gatrik yang dipukulnya panjangnya sekitar 15 cm dan lebarnya 3 cm.

Cara memainkannya : menggali sebuah lobang di tanah untuk menaruh gatrik bambunya, menyimpannya setengahnya ke tanah yang setengahnya lagi ke atas menyimpannya agak miring sekitar 45 derajat ke atas, nah yang di atas itulah untuk dipukul.

Ketika dipukul beliau naik keatas sambail berputar, ketika berputar itulah dipukul lagi dengan pemukul bambu yang berukuran panjang itu sejauh-jauhnya alasannya yaitu yang paling jauh beliau yang menang.

3.  Sodlah

Sodlah bahannya hanya dari genting bekas yang pecah, nah dari pecahan itu diperhalus sisi-sisinya biar gak bergairah dan di buat sebulat mungkin, medianya yaitu tanah. untuk permainan ini membutuhkan tanah yang cukup luas alasannya yaitu akan dibentuk garis-garis dengan ukuran tertentu. panjangnya sekitar 7 meter dan lebar 150 cm. persegi panjang dibagi dua untuk diberi garis kotak-kotak, ukuran kotaknya sekitarnya 40 cm persegi ada yang lima buah kotak ada yang hingga tujuh kotak, semakin banyak kotaknya semakin sulit untuk menempatkan koin genting yang di lemparkan. kotak.

Cara memainkannya : Anak bangun di pangkal garis yang telah di buat tadi kemudian melempar koin genting tadi ke setiap kotak berulang-ulang, setiap anak melempar genting dari kotak yang pertama dan seterusnya harus melompati kotak yang ada gentingnya itu dan dilarang kena garis atau keluar dari kotak itu. kalau kena garis dan keluar kotak berarti gagal, dan giliran lawan yang melanjutkan.

4.  Bancul

Bancul (istilah sunda) bahannya dari karet gelang yang banyak di jual dipasaran dan alat sebuah patok kaya tugu tapi kecil yang di tancapkan ke tanah tingginya sekitar 30 cm dari permukaan tanah.

Cara memainkannya : misalkan ada 3 orang, nah dari tiga orang itu iuran pasang misal 10 karet gelangnya, kemudian disatukan kemudian di ikat dengan pariasi ibarat cara untuk membentangkan karet katepel, sehabis akibat disatukan maka diadakan suit supaya lebih adil untuk mencari siapa yang pertama memainkan.

Setelah tahu siapa yang pertama akan tampil maka di ukurlah jarak dari penembak karet hingga patok tugu sebagai daerah masuknya karet yang di lempar tadi, jadi pemenangnya yaitu siapa yang bisa memasukan ikatan karet gelang tadi ke patok tugu tadi. semakin usang permainan semakin seru dan jaraknya bisa dikurangi lagi.

5.  Ucing Sumput/petak umpet

Ucing sumput (istilah sunda) yaitu permainan yang dimainkan banyak orang misalkan ada 10 orang, sehabis berkumpul dimulai dengan suit, nah yang kalah suit dialah yang jadi kucingya.

Cara permainannya : yang kalah suit tadi kedua matanya ditutup beberapa menit, dan jangan dulu dibuka sebelum bawah umur lainnya bersembunyi, sehabis dirasa sepi karna sudah pada sembunyi maka mulai proses pencarian, dan ini cukup memakan waktu alasannya yaitu harus menemukan yang sembilan orang tadi.

6.  Poces/main kelereng

Poces (istilah sunda) yaitu permainan dengan kaleci (kelereng) kalo permainan ini memang sedikit umum diketahui baik bawah umur di pedesaan maupu oleh bawah umur di perkotaan.

Cara permainannya : dengan cara saling tembak atau centang (istilah sunda), model permainannya cukup beragam, dan permainan ini hanya dilakukan oleh anak pria saja. pemenangnya yaitu siapa yang paling banyak menembak dan kena pada kelereng lawan.

7.  Rerebonan

Rerebonan yaitu permainan yang cukup memakan energi dan tenaga, alasannya yaitu harus pintar-pintar berlari dan tidak terkena colekan tangan lawan, alasannya yaitu bila terkena colekan lawan berarti gugur jadi pemain otomatis jumlah dalam grup berkurang, materi dasar permainannya ialah berupa lobang kecil di tanah, dan masing-masing grup harus mempertahankan atau menutup lobang itu jangan hingga di masuki kaki lawan.

Cara permainannya : menciptakan dua kelompok terdiri 5 orang minimal, daerah permainannya ditanah lapang harus ada jarak sekitar 10 meter antar lawan, setiap lawan harus memancing lawannya biar keluar dari kelompoknya, satu persatu keluar biar berharap kelompok lawan mengejar semakin banyak pancingan akan semakin besar peluang lawan pada keluar, dan otomatis yang menjaga lobang akan sedikit dan tersisa satu alasannya yaitu yang lain pada sibuk kejar mengejar.

Agar sanggup membalas mengejar maka harus kembali dulu ke kelompoknya dan memasukan jempol kaki ke lobang, bila sudah maka beliau balik mengejar. nah pemenangnya yaitu siapa yang bisa memasukan jempol kakinya ke lobang lawan tanpa tersentuh tangan lawan.

8.  Sasaungan

Sasaungan (istilah sunda) yaitu menciptakan rumah-rumahan yang terbuat dari jerami padi yang sudah akibat dipenen, ketika saya dulu waktu sekolah dasar ini menjadi permainan yang menggembirakan waktu itu, alasannya yaitu dulu panen padi hanya setahun sekali, pada umumnya sawahnya tadah hujan hanya bisa menanam padi bila animo hujan tiba.

Maka sehabis masa panen padi, pesawahan dibiarkan begitu saja bagaikan rumput-rumput liar padang ilalang, nah pada dikala ibarat itulah kesempatan terbaik bagi bawah umur desa menghabiskan waktu sore harinya di sawah dengan bermain sasaungan dengan sembari ngala simet (menangkap belalang) untuk pakan ayam dan burung.

9.  Empet-empetan / semacam peluit terbuat dari batang padi

Empet empetan atau semacam peluit namun terbuat dari ruas batang padi yang sudah dipanen, dibelah-belah berongga biar sanggup mengeluarkan angin supaya bersuara, panjangnya sekitar 5 cm, semakin pendek ukurannya semakin tinggi nadanya begitupun sebaliknya.

Permainan ini sangat ramai dilakukan oleh anak manakala waktu sore hari atau ketika libur sekolah.

10.  Papanahan / ibarat jamparing

Papanahan (istilah sunda) hampir sama dengan panahan yang ada diolah raga para atlet, hanya saja bahannya lebih sederhana, cuma mengandalkan bambu yang di belah kemudian di perhalus setiap ujungnya agak diperuncing yang tengahnya di pertebal biar ketika di bentangkan tidak gampang patah, tali karetnya hanya terbuat dari karet gelang yang umum di jual dipasaran.

11.  Paparahuan /perahu

Paparuhuan (istilah sunda) yaitu permainan di air sungai, biasanya dilakukan ketika animo kemarau alasannya yaitu airnya cukup jernih dan alirannya sedikit dan tidak membahayakan ketika main di sungai, materi dasarnya dari bekas sendal jepit bekas yang sudah putus talinya.

Kemudian dikasih tiang-tiang dari bambu yang di belah kecil-kecil ibarat mirip bahtera layar pinisi, kemudian di kasih tali-tali, dikasih bendera, pokoknya dipercantik sedemikian rupa.

12.  Galah

Galah yaitu permainan yang hampir ibarat dengan permainan rerebonan cuman ini harus menjaga lingkaran biar tidak dimasuki oleh lawan.jadi harus ada orang yang menjaga lingkaran alasannya yaitu semua pemain harus ada dalam lingkaran. cara menciptakan garisnya cukup dengan rokrak (istilah sunda) untuk menggaris tanah berbentuk lingkaran.

13.  Rorodaan

Rorodaan atau momotoran (istilah sunda) yaitu permainan yang dimainkan oleh anak laki-laki, bahannyaer terbuat dari bambu yang ujungnya di belah untuk dimasukan sebuah roda, waktu itu rodanya masih terbuat dari kayu yang tengahnya dibolongkan dan dikasih laher, panjang bambu sekitar 1,5 meter

Cara permainannya : Bambu yang sudah di kasih roda itu dipanggul kemudian di naiki oleh seorang dan berpijak pada batang kayu yang dimasukan keruas bambu, kemudian di dorong hingga cukup lelah dan bergantian.

14.  Kukudaan

Kukudaan (istilah Sunda) sejenis permainan ibarat sedang menunggangi binatang kuda, materi dasar pembuatannya terbuat dari pelepah pohon pisang yang di buat sedemikian rupa, ada kepala dan ekor nya, kemudian di pakaikan tali biar bisa di lilitkan ke bahu ibarat sedang bawa tas selendang, biasanya sambil nyanyi-nyanyian dan berjingkrak-jingkrak.

15.  Sisintiran

Sisintiran sejenis permainan ibarat main gasing, hanya saja untuk memutarkannya menggunakan tabrakan tangan, materi pembuatannya terdiri dari bambu yang dibelah-belah di perkecil dan di haluskan, materi yang kedua yaitu biji buah pohon jambe, kemudian di kasih bolong atas dan bawahnya biar bambu tadi bisa di masukan.

Cara permainannya : Telapak tangan dirapatkan dan bambu sintirnya di tengah kemudian di tabrakan berlawanan arah untuk memutarkan kemudian lemparkan ke lantai atau tanah, yang paling usang putarannya dialah yang menang.

16.  Kakatepelan

Kakatepelan (istilah Sunda) ibarat dengan katepel pada umumnya, hanya saja kalau di perkampungan bawah umur menggunakan dahan pohon yang bercabang dua, biasanya dari pohon jambu biar lebih besar lengan berkuasa ketika ditariknya, materi pelontarnya dari karet untuk materi celana training, materi untuk menyimpan peluruhannya dari kulit hewan, ataupun yang kulit imitasi.

17.  Susumpitan

Susumpitan sejenis senjata busur panah yang ditiup dengan mulut, tapi anak panahnya di masukan dulu ke ruas batang pohon padi, biasanya mencari yang ruasnya agak panjang, kalo panjang hentakannya lebih besar lengan berkuasa dan daya dorongnya lebih jauh.

18.  Bebedilan

Sejenis permainan senapan Laras panjang yang terbuat dari batang pohon bambu, kemudian menggunakan (jujuluk) istilah Sunda untuk mendorong biar bisa menembakan peluru yang terbuat dari buah herendong.

19.  Rarakitan

Rarakitan sejenis nampan bahtera yang terbuat dari pohon pisang yang sudah di tebang, dua atau tiga buah batang di satukan dengan cara di tambat atau di tusuk sekalian ketiganya menggunakan bambu yang diruncingkan, bermainnya di anutan sungai kalo dulu kami biasanya di Lewi (istilah Sunda) muara sungai yang airnya agak dalam.

20.  Lolorian

Lolorian yaitu sejenis permainan ibarat kereta atau perosotan, namun untuk jalan lintasannya ini terbuat dari batang pohon aren atau kelapa yang di sambung-sambung biar ibarat rel-rel memanjang.

Cara memainkannya : Kita duduk di atas sebuah lori yang masih terbuat dari batang pohon aren yang di tusuk dengan dua buah bambu, yang disimpan di atas dua rel batang pohon aren tadi, relnya agak menurun dan di olesi dengan bekas minyak goreng biar licin dan sanggup melaju berjalan.

21.  Dam Daman

Permainan Dam Daman yaitu permainan yang dibentuk di atas papan yang dipotong, panjangnya kira-kira 40 cm, kemudian diberi garis-garis bersilang, setiap pemain akan memiliki yang namanya gunungan.

Cara memainkannya : Setiap lawan main kalau ingin menang harus melangkahi bidak-bidak yang berada diatas garis lawan, bila bidak lawan dilangkahi maka bidaknya di ambil, kalau tidak ingin di langkahi lawan maka harus berusaha menghindar dengan cara mundur kebelakang mencari celah gari s yang kosong dari bidak.

Barangkali semua jenis permainan yang telah disebutkan di atas kini sudah sukar untuk di temui, bahkan nyaris hilang karam di telan oleh kemajuan zaman.

Generasi yang dulu riang ramai memenuhi pelataran sudut-sudut lahan pekarangan kosong, kini nyaris tinggal kenangan tergantikan dengan generasi dengan sebutan Milenial.

Dulu dan kini hanyalah sebutan, keduanya memiliki sisi kebaikan tergantung cara pandang dan pemahaman.

Related : Cara Bermain Ala Anak Kampung (Zaman Dulu)

0 Komentar untuk "Cara Bermain Ala Anak Kampung (Zaman Dulu)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)