Keangkuhan Berawal Dari Ilmu Pengetahuan, Benarkah?


Allah swt membuat insan dengan maksud untuk menjadi para khalifah di atas muka bumi, para mahir sejarah mengungkapkan bahwa sekitar 2000 tahun jauh sebelum adanya penciptaan manusia, di atas bumi ini sudah usang berlangsung kehidupan makhluk hidup ciptaan Allah yang lain.

Awalnya makhluk tersebut berbuat kebaikan namun usang kelamaan menjelma berbuat keburukan. Setelah keburukan itu sudah merajalela di atas permukaan bumi itu terjadi, maka Allah musnahkan mereka semua dan diganti lagi dengan makhluk ciptaan lainnya.

Setelah semua makhluk itu binasa dan menyisakan hanya dari makhluk halus dari golongan Jin. Sampailah pada satu ciptaan yang lain yang diberi nama manusia, penciptaan insan ini dimaksudkan agar menjadi para khalifah di atas bumi dan untuk beribadah kepada-Nya.

Iblis awalnya merupakan makhluk yang taat, tekun beribadah kepada Allah swt. Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Azazil (Iblis) yakni makhluk yang pernah Allah utus bersama para malaikat untuk membinasakan para makhluk yang ada di atas permukaan bumi yang sudah gemar melaksanakan perbuatan keburukan sebelum diciptakannya Adam.

Setelah makhluk insan yang diberi nama Adam sudah berbentuk dan hidup, kemudian Allah swt menyuruh para malaikat dan Azazil (Iblis) untuk bersujud (menghormati) kepada Adam, semua para malaikat taat dan mematuhi perintah Allah swt dan merekapun bersujud kepada Adam.

Namun ternyata Azazil (Iblis) tidak mau melaksanakan itu dengan satu alasan bahwa beliau merasa bahwa  beliau yakni makhluk yang lebih baik dari pada Adam (manusia). Azazil (Iblis) tercipta dari api sedangkan Adam dari tanah, karenanya Azazil ( Iblis) menyangka bahwa api itu lebih baik dari tanah. 

Kalimat atau kata-kata lebih baik biasa muncul pada diri seorang insan manakala pengetahuan yang ia telah terima dan tersimpan dalam memori ingatannya bertambah banyak bila dibandingkan dengan saudaranya yang lain.

Sebelum perangkat teknologi ditemukan, duduk perkara yang terjadi tidaklah serumit dengan yang setelah adanya teknologi. Dominasi jalannya kehidupan akan sanggup dijalankan dan dikuasai oleh orang-orang yang berpengetahuan.

Jika keadaan tersebut sudah muncul terjadi maka timbulah kesenjangan sosial dalam kehidupan yang tiada berakhir dan hanya berujung pada perselisihan antar sesama.

Penyerapan ilmu yang tidak berimbang antara ilmu agama dan ilmu umum hanya akan melahirkan dua belah pisau yang tajam, nantinya akan menjadi para penghakim bagi saudara yang lainnya, dan bila ini sudah terjadi maka timbullah rasa keangkuhan yang tanpa sadar sudah merasuk di lubuk jiwa. 

Jika menengok kedalam sejarah kemasa silam, rata-rata kerajaan atau para penguasa yang wilayah kekuasaannya terbentang luas dan sanggup mengalami kemunduran bahkan hancur menjadi puing-puing dalam hitungan hari. Pertanyaannya kenapa sanggup hancur?

Jawaban yang paling fundamental yakni manakala faktor-faktor kepercayaan diri seorang pemimpin sudah melampaui kepercayaan kepada Tuhannya, pola yang kasatmata sudah menimpa kepada kerajaan Firaun yang kini hanya tinggal puing-puing dan dongeng sejarahnya.

Bukankah Allah swt mengusir Iblis dari nirwana yang dipenuhi dengan aneka macam kenikmatan itu, dikarenakan Iblis berlagak arogan merasa lebih baik dari yang lain (Adam). Banyak sudah pola lainnya dalam kehidupan wacana jawaban keangkuhan yang sanggup membawa kembali lagi pada kemunduran hidupnya. 

Allah swt akan meninggikan derajat insan itu dengan ilmu dan imannya, itu sudah komitmen Allah dalam kitab Al Qur'an dan jikalau Allah berjanji pastilah benar. semua kelas-kelas yang terjadi pada insan itu berawal dari perbedaan dari segi ilmu pengetahuannya.

Adanya sebutan Ulama dan Umara' merupakan pola sederhana adanya perbedaan dalam bidang ilmu yang dipahami dan dikuasainya. Tidak harus merasa lebih baik alasannya yakni insan semuanya mempunyai kelebihan masing-masing.

Pengetahuan yang diserap dan dibagikan ulang dan hingga ke pangkuan kita merupakan pola bahwa ilmu itu hanya berasal dari satu sumber yakni dari Tuhan, semua ilmu yang diturunkan kepada insan semuanya berasal dari sang maha pemberi yakni dari Allah swt.

Tidak ada celah untuk kita merasa lebih baik dari yang lain, hal itulah yang sanggup menjerumuskan dan menyebabkan kita mempunyai keangkuhan diri, alasannya yakni sebelum kita telah ada nama kita-kita lagi yang terdahulu sebelum kita-kita yang kini ini.

Pahamnya ilmu akan memudahkan jalannya kehidupan
Pahamnya ilmu akan mengantarkan pada ketakwaan
Pahamnya ilmu akan membawa keselamatan
Damainya kehidupan alasannya yakni ilmu yang di amalkan

Itulah uraian singkat dan sederhana yang sempat diabadikan melalui goresan pena ini dengan tema mengenai keangkuhan berawal dari ilmu pengetahuan, benarkah?

Semoga kita semua sanggup di jauhkan dan terhindar dari sifat keangkuhan.

Related : Keangkuhan Berawal Dari Ilmu Pengetahuan, Benarkah?

0 Komentar untuk "Keangkuhan Berawal Dari Ilmu Pengetahuan, Benarkah?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)