Sahabat beriman! Meskipun sudah berbagai catatan mengenai kisah Nabi Muhammad saw, namun penulis merasa sangat perlu untuk kembali mengisahkan perjalanan hidup seorang nabi yang menjadi seorang utusan Allah yang menjadi nabi epilog simpulan zaman.
Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad saw dilahirkan kedunia di tengah-tengah kehidupan masyarakat Mekkah yang dalam kondisi diliputi masa kegelapan dalam hal kebenaran sudah kehilangan pegangan hidupnya. Beliau di lahirkan dari keluarga yang sederhana.
Ayahnya berjulukan Abdullah bin Abdul Muthalib yang meninggal 7 bulan sebelum dia dilahirkan, nama ibunya yaitu Aminah binti Wahab yang meninggal 6 tahun sehabis dia dilahirkan. Kelahiran dia disambut oleh kakeknya Abdul Muthalib yang penuh kasih sayang.
Nabi Muhammad yang masih bayi dibawa oleh Abdul Muthalib ke kaki ka'bah untuk beri nama dengan nama yang belum ada sebelumnya yakni Muhammad. berdasarkan penanggalan para jago kelahiran dia sempurna pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal pada tahun Gajah.
Tahun kelahiran dia disebut tahun gajah alasannya yaitu ketika itu seorang gubernur nasrani dari Abessinia yang berjulukan Abrahah yang memimpin kota Yaman berniat akan menghancurkan bangunan ka'bah, kebetulan waktu itu Abrahah beserta pasukannya menggunakan kendaraan bergajah.
Namun agresi penyerangan tersebut digagalkan Allah swt dengan dikirimkannya pasukan burung Ababil yang membawa kerikil yang dilemparkan ke seluruh pasukan gajah tersebut dan kesannya semuanya tewas ibarat daun-daun yang dimakan ulat. Qs. Al Fiil : 1-5.
Nabi Muhammad berasal dari keturunan Qushai seorang satria dari suku Quraisy yang berhasil menggulingkan kekuasaan Khuza'ah atas kota Makkah. Kebiasaan orang Makkah waktu itu terutama kalangan ningrat anak yang gres dilahirkan itu disusukan kepada wanita-wanita badiyah.
Maksud dari wanita-wanita badiyah tersebut yaitu mereka itu yang tinggal di pedesaan atau dusun padang pasir biar bayi-bayi yang gres lahir sanggup menghirup udara yang bersih, terhindar dari penyakit yang suka ada di perkotaan dan biar bayi tersebut sanggup berbicara dengan bahasa yang murni fasih.
Demikian juga terhadap Nabi Muhammad, dia dititipkan pada seorang perempuan dusun yang berjulukan Halimah Sya'diyah dari Bani Sa'ad kabilah Hawazin, lokasinya tidak terlalu jauh dari kota Makkah. Di tempat inilah Nabi Muhammad di asuh dan dibesarkan hingga berusia 5 tahun.
Kematian Kakek dan Ibu
Menginjak usia 5 tahun, Nabi Muhammad di antarkan kembali ke Makkah oleh Halimah Sya'diyah pengasuhnya kepada Siti Aminah ibunda Nabi Muhammad. Satu tahun kemudian ketika usia Nabi Muhammad menginjak 6 tahun Aminah beserta Ummu Aiman (hamba sahanya) pergi ke Madinah.
Siti Aminah membawa Nabi Muhammad ke Madinah dengan maksud ingin memperkenalkan anaknya kepada kepada keluarga neneknya Bani Najjar serta sekaligus untuk menziarahi makam ayahnya (Abdullah bin Abdul Muthalib).
Ketika dalam perjalanan pulang tepatnya di kawasan Abwa' dengan tiba-tiba Aminah jatuh sakit kemudian meninggal dunia dan eksklusif di makamkan disitu juga (Abwa'), yaitu sebuah desa yang berada antara Madinah dan Juhfah, kira-kira 23 mil sebelah selatan Madinah.
Setelah ibunya meninggal Nabi Muhammad di asuh oleh kakeknya Abdul Muthalib dengan penuh kasih sayang, Nabi Muhammad merasa terhibur dalam asuhan kakeknya, namun tidak berapa usang hanya 2 tahun dia di asuh oleh kakeknya, kakeknya pun meninggal dunia.
Abdul Muthalib kakek Nabi Muhammad meninggal dalam usia 80 tahun, Abdul Muthalib sang kakek Nabi mewasiatkan kepada Abu Thalib biar mengasuh beliau. Abu Thalib sang paman Nabipun mengasuh dia dengan penuh kasih sayang kepada keponakannya itu.
Pengalaman Nabi Muhammad saw bersama pamannya
Dalam usia 12 tahun Abu Thalib pamannya mengajak dia untuk ikut berdagang ke Syam, tetapi belum hingga ke kota tujuan tepatnya di kawasan Bushra, kafilah dagang Abi Thalib bertemu dengan seorang pendeta yang alim yang berjulukan Buhara.
Setelah pendeta itu melihat-lihat kepada Nabi Muhammad sang pendeta berbicara menasihati Abu Thalib biar segera membawa kembali anak itu ke Makkah alasannya yaitu ia khawatir jikalau anak itu ditemukan oleh orang-orang Yahudi dan akan membinasakannya.
Akhirnya Abu Thalib mendapatkan hikmah pendeta Buhara itu dan ia segera kembali ke Makkah membawa Nabi Muhammad saw. Setelah kembali ke Makkah Nabi Muhammad kembali menjalani hari-hari biasa ikut mengembala kambing, kambing keluarga dan kambing titipan penduduk Madinah.
Dalam usianya yang ke-15 tahun, terjadilah peperangan antara suku Quraisy dan Kinanah dengan suku Qais 'Ailan di pihak yang lain. Ketika itu Nabi Muhammad saw ikut andil penggalan membantu pamannya dalam menyediakan keperluan untuk digunakan pada peperangan.
Menginjak usia cukup umur Nabi Muhammad sudah mencar ilmu berdikari dengan cara perjuangan sendiri, waktu itu Nabi Muhammad populer dengan kejujuran dan amanahnya alasannya yaitu ketika itu banyak penduduk Makkah yang suka menitipkan barang kepada Nabi Muhammad saw.
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah
Mendengar dan melihat kisah itu Siti Khadijah seorang saudagar perempuan janda kaya mempercayai Nabi Muhammad saw untuk membawa barang dagangannya ikut berdagang ke negeri Syam. Dalam perjalanannya ke Syam ini dia ditemani oleh seorang pembantu Siti Khadijah yang berjulukan Maisarah.
Setelah aktivitas berdagang selesai dia kembali lagi ke Madinah dengan membawa laba yang sangat banyak sanggup di katakan untung besar. Setelah mendengar dongeng dari pembantunya Maisarah perihal bagaimana cara Nabi berdagang hingga mendapatkan laba yang banyak.
Akhirnya Siti Khadijah tertarik hati kepada Nabi Muhammad saw, dan kesannya keinginannya itu di sampaikan oleh Maisarah kepada Nabi Muhammad. Setelah mendengar dongeng dari Maisarah bahwa Siti Khadijah akan melamar beliau, maka dia memberikan hal itu kepada pamannya.
Kemudian berlangsunglah ijab kabul itu, ketika itu usia Nabi Muhammad gres menginjak usia 25 tahun sedangkan Siti Khadijah menginjak usia 40 tahun, selama masa ijab kabul dia dengan Siti Khadijah mereka hidup senang dengan di karunia beberapa anak.
Nabi Muhammad di angkat menjadi Rasul
Ketika memasuki usia 40 tahun, dia lebih sering mengasingkan diri yang di sebut dengan aktivitas Tahannuts, pada ketika bulan Ramadhan tiba dia membawa perbekalan yang cukup banyak alasannya yaitu akan bertahannuts untuk waktu yang cukup usang yaitu untuk pergi ke Gua Hira.
Dalam aktivitas Tahannutsnya kadang dia bermimpi dengan mimpi yang benar, pada malam 17 Ramadhan yang bertepatan 6 agustus tahun 610 masehi, di ketika dia sedang bertahannuts di Gua Hira, tiba-tiba malaikat Jibril tiba kepada beliau.
Lalu malaikat Jibril itu berkata : Bacalah, dengan rasa kaget maka dia terperanjat kemudian menjawab : Aku tidak sanggup membaca, kemudian malaikat Jibril merengkuh badan dia beberapa kali sehingga nafas dia menjadi sesak, dengan di tanya lagi sekali lagi : Bacalah.
Nabi Muhammad masih belum mengerti, dan menjawab : Aku tidak sanggup membaca, keadaan itu berulang hingga tiga kali. Akhirnya Nabi Muhammad berkata : Apa yang harus saya baca. Lalu malaikat Jibril berkata : terdapat dalam Alquran surat al "alaq ayat 1-5.
Artinya : Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Yang menyebabkan insan dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu teramat Mulia. Yang mengajarkan dengan pena. mengajarkan kepada insan apa yang tidak diketahuinya. Qs. Al 'Alaq :1-5.
Peristiwa ini terjadi sebagai menunjukan wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad saw di Gua Hira, dan pada ketika ini pula dia di angkat menjadi seorang Nabi dan Rasul utusan Allah swt untuk memberikan Risalah kepada seluruh umat manusia.
Itulah kisah Nabi Muhammad saw yang dimulai dari semenjak kelahiran hingga hingga kepada di angkatnya menjadi seorang rasul.
0 Komentar untuk "Kisah Nabi Muhammad Saw : Dari Kelahiran Hingga Menjadi Rasul"