Pai Viii Kepingan 12 Mengonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram

Makanan halal ialah masakan yang boleh dimakan berdasarkan ketentuan syariat Islam.

Bagi seorang muslim, masakan yang dimakan harus memenuhi dua syarat, yaitu:
  • Halal, artinya dibolehkan berdasarkan ketentuan syariat Islam
  • Tayyib, artinya baik, mengandung nutrisi, bergizi, dan menyehatkan.

Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Q.S. al Maidah/5 ayat 88:

"Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kau beriman kepada-Nya (Q.S. al-Maidah/5:88)"

Nah, kini menjadi lebih jelas, bukan? Bagi seorang muslim masakan dan minuman itu sangat berarti dalam kehidupan.

Makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak asal mengenyangkan saja, tetapi harus halalan tayyiban.

Adapun halalnya masakan dan minuman mencakup tiga kriteria berikut ini:
  • Halal dari segi  wujudnya/zatnya masakan itu sendiri, yaitu tidak termasuk masakan yang diharamkan Allah Swt
  • Halal dari segi cara mendapatkannya
  • Halal dalam proses pengolahannya
Ada orang yang menyatakan bahwa untuk bisa mendapat masakan yang halal itu sulit. 

Namun banyak juga yang bisa menjaga diri semoga masakan yang masuk ke dalam tubuhnya dijaga akan kehalalalnya.


Adapun jenis-jenis masakan yang halal berdasarkan wujudnya ialah sebagai berikut:

1. Makanan yang disebut halal oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
"Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya ialah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya ialah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan." (H.R. Ibnu Majah dan Tirmizi)

2. Makanan yang tidak kotor dan tidak menjijikan.
Hal ini sesuai firman Allah dalam Q.S. al Araf/7 ayat 157:
"....dan menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang jelek bagi mereka...." (Q.S. al A'raf/7:157)

3. Makanan yang tidak mendatangkan mudarat, tidak membahayakan kesehatan tubuh, tidak merusak akal, serta tidak merusak moral dan aqidah.
Friman Allah dalam Q.S. al Baqarah/2 ayat 168:
"Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kau mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang aktual bagimu." (Q.S. al Baqarah/2:168)

TULISANN
TULISANN
TULISANN
TULISANN
TULISANN
Dikisahkan ada seorang penjaga kebun buah-buahan berjulukan Mubarok.

Dia ialah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya, sanga pemilik kebun, tiba mengunjungi kebunnya.

Majikannya ternyata sedang mengalami duduk kasus yang rumit berkaitan dengan putrinya.

Banyak laki-laki yang mempersunting putrinya yang sudah beranjak cukup umur dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik.

Masalahnya semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya ialah kerabat dan sahabat dekatnya.

Ia harus menentukan salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jikalau menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih.

Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia ingin mencoba merasakan hasil buah di kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu.

"Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah melon yang manis!" perintahnya.

Dengan sigap Mubarok segera memetik buah melon yang diminta, lalu diberikan kepada majikannya.

Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya tidak manis sama sekali.

Majikan itu berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini tidak ada manisnya sama sekali. Berikan saya buah yang manis! pinta sang majikan lagi.

Untuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok belum terasa manis.

Sang majikan terheran-heran, sudah sekian usang ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak bisa membedakan antara buah yang masih muda dan yang sudah masak? Ah, mungkin beliau lupa, pikir sang majikan.

Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buah yang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa tawar.

Rasa ingin tau timbul dari sang majikan. Dipanggillah Mubarok, "Bukankah kau sudah usang bekerja di sini? Mengapa kau tidak tahu buah mana yang sudah manis?" tanya sang majikan.

Mubarok menjawab, "Maaf tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah-buahan yang tumbuh di kebun ini alasannya tidak pernah mencicipinya!"

"Aneh, bukankah amat gampang bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kau makan?" tanya majikannya.

"Pesan orang renta dan guru saya, dihentikan makan sesuatu yang belum terang kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi saya tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," terang Mubarok.

Sang majikan terkejut dengan klarifikasi penjaga kebunnya tersebut.

Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur, hatinya jernih, pikirannya bersih, dan tinggi kedudukannya di mata Allah Swt.

Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya.

Mulailah sang majikan bercerita wacana lamaran kerabat dan teman-teman dekatnya kepada putrinya.

Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku?"

Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Kristen menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah mengajarkan sebaik-baiknya umat ialah yang menikahkan alasannya agama dan kepribadiannya,"

Sang majikan eksklusif tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapat tidak terpikirkan untuk kembali pada al Qur'an dan Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia.

Ia pulang dan memberitakan seluruh bencana tadi kepada istrinya.

"Menurutku Mubaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita" usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang putri eksklusif menyetujuinya.

Pernikahan senang dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak berjulukan Abdullah bin Mubarok. Ia ialah seorang ulama, hebat hadis, dan mujahid.

Ya, ijab kabul yang dirahmati Allah Swt dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia.

Related : Pai Viii Kepingan 12 Mengonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram

0 Komentar untuk "Pai Viii Kepingan 12 Mengonsumsi Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)