Pai Viii Pecahan 10 Menghiasi Eksklusif Dengan Berbaik Sangka Dan Berinfak Saleh

Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan amal saleh? Untuk mengetahui pengertian amal saleh, perhatikan firman Allah Swt dalam Q.S. al Ashr/103:2-3 berikut ini:
Artinya:
"Sesungguhnya insan berada dalam kerugian (2). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (3)."(Q.S. al Ashr/103:2-3)

Ayat tersebut menegaskan bahwa bersama-sama insan berada dalam kerugian, kecuali yang melaksanakan empat hal, yaitu:

  1. Beriman kepada Allah Swt
  2. Beramal saleh atau amal kebajikan
  3. Saling menasehati untuk kebenaran
  4. Saling menasehati untuk kesabaran

Kata amal saleh berasal dari kata "amilus", yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengan nalar rasional, al Qur'an serta as Sunnah.

Antara keyakinan dan amal saleh merupakan satu kesatuan dan tidak sanggup dipisahkan.

Seseorang yang beriman tanpa diikuti amal saleh, maka keimanannya tidak ada artinya. Sebaliknya, amal saleh tanpa didasari keyakinan yang benar maka amalannya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt.

Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh harus dilandasi dengan keimanan yang benar.

Kebaikan dari amal saleh yakni amal sayyi'ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat bagi pelakunya maupun orang lain.

Sungguh rugi seseorang yang berbuat jelek di dunia ini, padahal dunia yakni ladang amal untuk kehidupan akhirat.

Setiap amal baik atau jelek meskipun sangat kecil tetap akan mendapatkan jawaban yang adil dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat az Zalzalah/99:7-8:
Artinya:
"Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji sawi), pasti beliau akan melihat (balasan)nya (7). Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah (biji sawi), beliau akan melihat (balasan)nya." (Q.S. az Zalzalah/99:7-8)

Suatu amal saleh akan sah kalau memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Amal saleh dengan mengetahui ilmunya
  • Amal saleh itu dikerjakan dengan niat lapang dada lantaran Allah Swt
  • Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al Qur'an dan Hadis.

Pernahkah kalian melihat orang atau temanmu beramal, tetapi sedikit sekali? Janganlah kalian meremehkannya atau menghinanya lantaran sedikit amalnya.

Sebab nilai sebuah amal tidak semata-mata tergantung banyak atau sedikitnya, tetapi juga terletak pada keihkhlasannya.

Sedangkan nilai keikhlasan amal seseorang hanya Allah Swt yang mengetahui.

Allah Swt menyayangi seorang hamba yang berzakat secara terus menerus meskipun sedikit. Memang yang paling baik yakni berzakat banyak serta ikhlas, dan dilakukan terus menerus.

Rasulullah saw pernah bersabda:
"Dari Abu Dzar Jundub Bin Junadah r.a. berkata: Nabi saw bersabda kepadaku: "Janganlah sekali-kali kau mencemooh perbuatan baik seberapa pun kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap saudaramu dengan muka yang berseri-seri" (H.R. Muslim)

Wahai gerasi muda Islam, ketahuilah bahwa amal saleh ada tiga macam, yaitu:

  1. Amal saleh terhadap Allah Swt yaitu menjalankan perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-Nya. Contohnya yakni zakat, puasa, membaca al Qur'an dan ibadah lainnya
  2. Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya bersikap ramah, bertutur kata yang santun, dan menolong kaum duafa
  3. Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian alam misalnya yakni membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melaksanakan penghijauan.

Di samping tiga amal saleh tersebut ada satu amal kebajikan yang disebut amal jariyah. 

Amal jariyyah yaitu amal kebajikan yang dilakukan secara lapang dada dengan mengharapkan rida Allah Swt dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal.

Pahala amal jariyyah akan terus mengalir selama orang yang masih hidup masih sanggup memanfaatkan hasil kebajikan yang ia tinggalkan di dunia. 

Rasulullah bersabda:
"Apabila salah seorang insan meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, baginya dan anak salih yang selalu mendoakannya." (H.R. Muslim).

Belum

Belum

Seseorang yang membiasakan diri berbaik sangka akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
  1. Hidup menjadi damai dan optimis. Seseorang yang berbaik sangka kepada Allah akan senantiasa bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan dan bersabar apabila mendapatkan ujian serta cobaan. Hal ini akan mengakibatkan hidupnya damai dan penuh optimis.
  2. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan
  3. Membentuk eksklusif yang tangguh
  4. Menjadikan seseorang teguh pendirian alasannya yakni tidak gampang mendapatkan efek jelek dari orang lain
  5. Menjadikan seseorang kreatif
  6. Menyebabkan seseorang tidak gampang putus asa
  7. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik
  8. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama
  9. Selalu senang dan senang atas kebahagiaan orang lain

Kejujuran Seorang Wanita Salihah
Saat itu tengah malam di kota Madinah. Kebanyakan warga kota sudah tidur. Umar bin Khattab r.a. berjalan menyusuri jalan-jalan di kota.

Dia coba untuk tidak melewatkan satupun dari pengamatannya. Menjelang dini hari, laki-laki ini lelah dan memutuskan untuk beristirahat.

Tanpa sengaja, terdengarlah olehnya percakapan antara ibu dan anak perempuannya dari dalam rumah bersahabat beliau beristirahat.

"Nah, campurkanlah susu yang engkau perah tadi dengan air," kata sang ibu.

"Jangan ibu. Amirul mukminin sudah menciptakan peraturan untuk tidak menjual susu yang dicampur air," jawab sang anak

"Tapi banyak orang yang melakukannya Nak, campurlah sedikit saja. Yakinlah bahwa Amirul Mukminin tidak mengetahuinya," kata sang ibu mencoba meyakinkan anaknya.

"Ibu, Amirul Mukminin mungkin tidak mengetahuinya. Tapi, Rabb dari Amirul Mukminin pasti melihatnya," tegas di anak menolak.

Mendengar percakapan ini, berurailah air mata Umar. Karena subuh menjelang, bersegeralah beliau pergi ke masjid untuk memimpin salah Subuh.

Sesampai di rumah, dipanggilah anaknya untuk menghadap dan berkata, "Wahai Ashim putra Umar bin Khattab. Sesungguhnya tadi malam saya mendengar percakapan istimewa. Pergilah kau ke rumah si Fulan dan selidikilah keluarganya."

Asim bin Umar bin Khattab melaksanakan perintah ayahandanya yang tak lain Umar bin Khattab, Khalifah kedua yang bergelar Amirul Mukminin.

Sekembalinya dari penyelidikan, beliau menghadap ayahnya dan mendengar ayahnya berkatan, "Pergi dan temuilah mereka. Lamarlah anak gadisnya itu untuk menjadi isterimu. Mudah-mudahan pula ia sanggup memberi keturunan yang akan menjadi pemimpin bangsa."

Begitulah, menikahlah Ashim bin Umar bin Khattab dengan anak gadis tersebut. Dari ijab kabul ini, Umar bin Khattab dikaruniai cucu wanita berjulukan Laila, yang nantinya dikenal dengan Ummi Ashim.

Suatu malam sehabis itu, Umar bermimpi. Dalam mimpinya beliau melihat seorang perjaka dari keturunannya, berjulukan Umar, dengan kening yang cacat lantaran luka.

Pemuda ini memimpin umat Islam ibarat dirinya memimpin umat Islam. Mimpi ini diceritakan hanya kepada keluarganya saja. Saat Umar meninggal, dongeng ini tetap terpendam di antara keluarganya.

Ummi Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdu Aziz yakni Gubernur Mesir di kurun khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M).

Dari ijab kabul Ummi Ashim dengan Abdul Aziz bin Marwan lahirlah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Related : Pai Viii Pecahan 10 Menghiasi Eksklusif Dengan Berbaik Sangka Dan Berinfak Saleh

0 Komentar untuk "Pai Viii Pecahan 10 Menghiasi Eksklusif Dengan Berbaik Sangka Dan Berinfak Saleh"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)