Bangun Pagi di hari Minggu, sudah mimin rencanakan bahwa hari ini mimin mesti pergi untuk berkenalan dengan orang bau tanah yang anaknya yakni yang mimin kagumi. Hari itu mimin sudah mengenali alamatnya.
Sebelumnya ya mimin dongeng dahulu ya bagaimana mimin sanggup sanggup alamat itu hehe. Pertama mimin mengajukan pertanyaan terhadap teman dekat dekatnya namun mereka tidak tahu persis alamatnya. Meminta alamat ke perempuan tersebut dan kesannya mimin tidak diberi tahu. Ouuhhh #sedih. Lalu mimin secara tidak sengaja menerima amplop paket di kantor mimin bekerja. Ternyata eh ternyata.. Di sana ada alamat perempuan tersebut, amplop tersebut yakni dokumen yang diantarkan dari orang tuanya. Senang campur murung sih, mencari kemana-mana tidak sanggup eh malah tiba sendiri. Ya sudahlah mimin cuma menyaksikan sekilas alamat tersebut, mimin tidak tidak nyatat di buku kok (ngeles haha).
Sekarang ke depan ya ceritanya, tadi flashback ya hehe. Pagi hari mimin dandan seadanya, merencanakan diri dengan menjinjing tas baju seperlunya. Tapi sayang dikala di jalan mimin lupa bawa kaos tangan dan baju, untuk sarung tangan gres sadar waktu sudah perjalanan dan baju dikala di Pemalang. Tidak apa-apalah ini pengalaman saja.
Btw, Selama perjalanan bermotor ini mimin berhenti di kota-kota yang menurut mimin cantik saja. Pertama istirahat di Seberang Alun-alun Kota Brebes. Perjalanan dari Indramayu ke Brebes menghabiskan waktu selama +- 4 dari pkl. 07.00 hingga dengan 11.00. Lalu tiba di Tegal pukul 11.30 mengabiskan 1/2 jam perjalanan. Kemudian tiba di Kota Tujuan Pemalang pkl. 12.00 lebih, sama sama 1/2 jam perjalanan.
Tiba di kota Pemalang. Mimin kelaparan nih, mimin mencari masakan khas Pemalang yakni nasi Grombyang. Mimin tiba di nasi Grombyang Pak Warso. Mimin parkir di depan warungnya dan duduk menikmati kipas angin yang ada di sana. Udara di sini panas memang sebab akrab dengan maritim atau ialah dataran rendah. Mimin memesan nasi khas sini dan mimin diberikan semangkuk kecil nasi grombyang, 7 sate dalam sepiring dan satu gelas teh hangat. Mimin istirahat cukup usang di sini. Selama di sini warung ini banyak dikunjungi orang-orang bermobil menyerupai sekeluarga, sepertemanan dan sepersendirian. Ada ya sepersendirian? Ya itu saya yang sendiri hhe.
Di sini saya termenung, tujuan belum tercapai, fikiran mimin pun melayang. "nanti alamatnya dimana, nanti ngobrol wacana apa". Sudahlah jadi diri sendiri saja amiin. Niat sudah bundar pribadi mencari ke tkp, dan fikiran mundur lagi. Mimin perlu sokongan dari luar diri juga namun entah dari mana sokongan eksternalnya yang ada cuma dukung dari diri mimin sendiri. Pengen nangis bahu-membahu hihiks.. Tidak ada yang nyuruh kemari, alamatnya pun alamat mencuri bukan sebab diberi. Sudahlah saya pencuri memang.
Sambil berlangsung di jalanan mengendarai motor, dari pada resah mending istirahat dulu. Mimin cari penginapan yang mimin tag dari ponsel pandai namun dikala mimin masuk, malah sudah fullbook. Sedih juga mimin nih padahal masih siang lho, apa sebab full gara-gara hari ini Sabtu. Mimin cari lagi yang murah, masuk jalan ke dalam dan mimin peroleh penginapan Dewi Sri di jl. Tidar Bromo. Mimin pesan kamar yang paling murah, mimin sanggup yang 100rb. Mimin dikirim ke kamar mimin oleh perempuan bau tanah #emak-emak maksudnya. Mimin pribadi rebahan saja. Btw, dikala mimin keluar, kuncinya di mana ya? Mimin tanya ke resepsionis.
"maaf mas, kamar saya ada kuncinya tidak?" tanya mimin.
"tidak ada mas, tutup saja pintunya nanti kondusif kok" kata resepsionis.
Weleh-weleh kok sanggup ya pesan kamar namun tidak ada kuncinya. Apa sebab harga 100rb? Padahal di Jogja saja penginapan harga tersebut sanggup kunci, sanggup camilan manis dan segelas teh. Ya sudahlah mimin geleng-geleng kepala saja. Yang penting mimin sanggup tidur dan barang yang bermanfaat mimin bawa saja kalau hendak keluar.
Pukul 15.00 alarm berbunyi mimin mandi dan shalat Ashar. Mimin berdoa mudah-mudahan buat diri sendiri saja mudah-mudahan selamat. Semoga tanpa gangguan amiin. Setelah itu mimin keluar penginapan dan pribadi mencari alamat sang perempuan. Mimin tiba di alamat pkl. 16.00. Sebelumnya mimin nanya-nanya ke tetangga yang menurut map ada di sekeliling sini.
"maaf bu, ada yang tahu alamat atas nama bapak fulan?" tanya saya.
"maaf mas saya tidak tahu, coba deh ke depan tanya lagi" jawab warga sekitar.
Mimin yang luar biasa map(sok ahli) jadi tidak berkutik di sini, udah udara panas, deg-degan pula haduh bercampur pokoknya. Sampai hingga mimin membuka GPS (gunakan penduduk sekitar). Mimin akses ke dalam dan menemui penduduk yang sedang lewat. Mimin tanya saja penduduk yang melalui sini dan terlihat orisinil warga sini.
"maaf, bu alamat atas nama fulan dimana ya?" tanya mimin lagi.
"Ouh, coba mas jalan ke depan saja di ujung sana ada mesjid dan di sampingnya tuh ada rumah" jawab penduduk setempat.
Jreng... Jreng.... Jreng.... Mimin lajukan motor menuju arah rumahnya, dan di depan rumah tersebut kok banyak orang yak, kemudian mimin permisi terhadap mereka dan tiba-tiba asosiasi mereka bubar. Salah saya apa ya, sampai-sampai asosiasi bubar begitu, apa mimin tentangan mereka tuk mendapat kembang kota ahaha (jangan dianggap serius ya).
Mimin juga dag dig dug dikala itu. Mimin bahagia sanggup ketemu rumahnya dan kini episode berjumpa dengan emak dan bapaknya, berdoa saja.....
Bersambung...
Sumber https://namakuprince.blogspot.com
Btw, Selama perjalanan bermotor ini mimin berhenti di kota-kota yang menurut mimin cantik saja. Pertama istirahat di Seberang Alun-alun Kota Brebes. Perjalanan dari Indramayu ke Brebes menghabiskan waktu selama +- 4 dari pkl. 07.00 hingga dengan 11.00. Lalu tiba di Tegal pukul 11.30 mengabiskan 1/2 jam perjalanan. Kemudian tiba di Kota Tujuan Pemalang pkl. 12.00 lebih, sama sama 1/2 jam perjalanan.
Alun alun brebes |
Tegal kota Laut |
Kota Ikhlas |
Tiba di kota Pemalang. Mimin kelaparan nih, mimin mencari masakan khas Pemalang yakni nasi Grombyang. Mimin tiba di nasi Grombyang Pak Warso. Mimin parkir di depan warungnya dan duduk menikmati kipas angin yang ada di sana. Udara di sini panas memang sebab akrab dengan maritim atau ialah dataran rendah. Mimin memesan nasi khas sini dan mimin diberikan semangkuk kecil nasi grombyang, 7 sate dalam sepiring dan satu gelas teh hangat. Mimin istirahat cukup usang di sini. Selama di sini warung ini banyak dikunjungi orang-orang bermobil menyerupai sekeluarga, sepertemanan dan sepersendirian. Ada ya sepersendirian? Ya itu saya yang sendiri hhe.
Nasi Grombyang Rp. 45.000 |
Di sini saya termenung, tujuan belum tercapai, fikiran mimin pun melayang. "nanti alamatnya dimana, nanti ngobrol wacana apa". Sudahlah jadi diri sendiri saja amiin. Niat sudah bundar pribadi mencari ke tkp, dan fikiran mundur lagi. Mimin perlu sokongan dari luar diri juga namun entah dari mana sokongan eksternalnya yang ada cuma dukung dari diri mimin sendiri. Pengen nangis bahu-membahu hihiks.. Tidak ada yang nyuruh kemari, alamatnya pun alamat mencuri bukan sebab diberi. Sudahlah saya pencuri memang.
Sambil berlangsung di jalanan mengendarai motor, dari pada resah mending istirahat dulu. Mimin cari penginapan yang mimin tag dari ponsel pandai namun dikala mimin masuk, malah sudah fullbook. Sedih juga mimin nih padahal masih siang lho, apa sebab full gara-gara hari ini Sabtu. Mimin cari lagi yang murah, masuk jalan ke dalam dan mimin peroleh penginapan Dewi Sri di jl. Tidar Bromo. Mimin pesan kamar yang paling murah, mimin sanggup yang 100rb. Mimin dikirim ke kamar mimin oleh perempuan bau tanah #emak-emak maksudnya. Mimin pribadi rebahan saja. Btw, dikala mimin keluar, kuncinya di mana ya? Mimin tanya ke resepsionis.
"maaf mas, kamar saya ada kuncinya tidak?" tanya mimin.
"tidak ada mas, tutup saja pintunya nanti kondusif kok" kata resepsionis.
Hotel anggaran 100rb |
Weleh-weleh kok sanggup ya pesan kamar namun tidak ada kuncinya. Apa sebab harga 100rb? Padahal di Jogja saja penginapan harga tersebut sanggup kunci, sanggup camilan manis dan segelas teh. Ya sudahlah mimin geleng-geleng kepala saja. Yang penting mimin sanggup tidur dan barang yang bermanfaat mimin bawa saja kalau hendak keluar.
Pukul 15.00 alarm berbunyi mimin mandi dan shalat Ashar. Mimin berdoa mudah-mudahan buat diri sendiri saja mudah-mudahan selamat. Semoga tanpa gangguan amiin. Setelah itu mimin keluar penginapan dan pribadi mencari alamat sang perempuan. Mimin tiba di alamat pkl. 16.00. Sebelumnya mimin nanya-nanya ke tetangga yang menurut map ada di sekeliling sini.
"maaf bu, ada yang tahu alamat atas nama bapak fulan?" tanya saya.
"maaf mas saya tidak tahu, coba deh ke depan tanya lagi" jawab warga sekitar.
Mimin yang luar biasa map(sok ahli) jadi tidak berkutik di sini, udah udara panas, deg-degan pula haduh bercampur pokoknya. Sampai hingga mimin membuka GPS (gunakan penduduk sekitar). Mimin akses ke dalam dan menemui penduduk yang sedang lewat. Mimin tanya saja penduduk yang melalui sini dan terlihat orisinil warga sini.
"maaf, bu alamat atas nama fulan dimana ya?" tanya mimin lagi.
"Ouh, coba mas jalan ke depan saja di ujung sana ada mesjid dan di sampingnya tuh ada rumah" jawab penduduk setempat.
Jreng... Jreng.... Jreng.... Mimin lajukan motor menuju arah rumahnya, dan di depan rumah tersebut kok banyak orang yak, kemudian mimin permisi terhadap mereka dan tiba-tiba asosiasi mereka bubar. Salah saya apa ya, sampai-sampai asosiasi bubar begitu, apa mimin tentangan mereka tuk mendapat kembang kota ahaha (jangan dianggap serius ya).
Mimin juga dag dig dug dikala itu. Mimin bahagia sanggup ketemu rumahnya dan kini episode berjumpa dengan emak dan bapaknya, berdoa saja.....
Bersambung...
0 Komentar untuk "Motor-Motoran Ke Pemalang"