Pendakian ke gunung Semeru alhasil berjumlah 4 orang. Sebelumnya ada 6 orang, 2 orang berhalangan alasannya merupakan ada aktivitas yang tidak sanggup ditinggalkan. Entah alasannya merupakan jadwal bentrok atau ada yang dihentikan istrinya (canda deng hehe). Kaprikornus kami merupakan anggota 5 cm. Yang perjaka lengkap tapi tanpa 2 wanita. Nanti nyari aja ceweknya di gunung (haha).
Kami berempat yakni Sigide, Cikal, Ozi dan saya sendiri yang siap mendaki, siap secara mental maupun fisik (fisik insyaallah hhe). Leader kita yakni Sigide sekaligus selaku Koki, Cikal selaku Humas , Ozi selaku Fotografer dan Saya sendiri selaku penyapu higienis yang berada paling belakang.
Perencanaan pendakian Semeru ini sudah dijadwalkan tapi tidak sepenuhnya terencana. Maklum, ke Semeru ini mesti booking simaksi secara online jauh hari, kemudian bikin surat keterangan sehat satu hari sebelum pendakian di Malang, dan berikutnya pesan kendaraan menuju Malang. Yang belum terjadwal merupakan penetapan tanggal pendakian yang menghasilkan kami tarik ulur, alasannya merupakan masing-masing dari kita punya jadwal sendiri. (Orang-orang sibuk). Alhamdulillah tanggal 12 Desember hingga 18 Desember kami tetapkan, meskipun ada sebagian sobat yang mengorbankan waktu sibuknya untuk ikut bareng mendaki.
12 Desember 2018
Berhubung kereta yang pribadi ke Malang sudah habis. Kami menegaskan yang transit yakni naik Kertajaya dan disambung naik Majapahit. Jeda yang tidak mengecewakan usang menghasilkan kami sanggup jalan-jalan dahulu di kota Bahari kota Tegal, Jawa Tengah.
13 Desember 2018
Sepanjang jalan di dalam kereta kami tertidur lelap, maklum perjalanan kereta di malam hari dimanfaatkan untuk istirahat. Pkl. 22.25 di Tegal dan hingga di Malang pkl. 10.05 pagi hari.
Alhamdulillah, bab Humas (Bung Cikal) ada kenalan orang Malang, jadi kami sanggup bermalam dan makan gratis dan sekalian hari itu juga menghasilkan surat keterangan sehat, kemudian melengkapi perbekalan sebelum pendakian.
14 Desember 2018
Pasar Tumpang, (Base camp Jeep)
Pkl. 08.00 pagi hari kami pamit dan pergi menuju Pasar Tumpang, Malang. Di sana memang tempat base camp Jeep yang mau ke Bromo atau ke Semeru. Di sini kami bergabung dengan sobat pendaki lainnya. Kenalan kami dikala itu merupakan Sapran dari Palembang bareng 5 Kawannya. Mereka sudah bermalam dari hari sebelumnya di base camp tumpang, alasannya merupakan mereka tiba pada sore hari dan Jeep pun tidak ada. Kami tiba ber empat jadi total kami sanggup naik Jeep ber sepuluh. Satu Jeep dikenakan ongkos Rp. 600rb, jadi masing-masing mengeluarkan cuma Rp. 60rb saja.
Saat itu juga ada yang bikin surat keterangan sehat di puskesmas terdekat jadi perjalanan agak lama. Tapi tidak apalah yang penting kami sanggup hingga ke tujuan dengan selamat.
Perjalanan naik Jeep yang menampung 12 orang kami naik di bab belakang sambil berdiri menikmati jalanan Pasar Tumpang menuju Ranu Pane. Kami menikmati panorama indah di perjalanan ini. Sang sopir memiliki gagasan menghentikan kendaraan beroda empat Jeep di jalan yang memiliki view indah. Ternyata view indah ini merupakan jalur Bromo. Sungguh indah pemandangannya, MasyaAllah.
Kami pun terkendala yakni kendaraan beroda empat Jeep yang kami tumpangi mogok. Owalah, jadi kami teruskan berswafoto di tempat mogok yang memamerkan tempat Bromo yang ada di kejauhan. Bromo nya sih tidak terlihat, kami cuma menyaksikan punggungan bukit yang membatasi eksistensi gunung Bromo yang tidak kalah indah.
Ranu Pane
Pkl. 11.30 kami tiba di Ranu Pane. Ranu Pane merupakan tempat tinggal orang-orang Tengger yang masih bersaudara dengan orang Bali dalam hal keyakinan. Konon, Semeru merupakan bapak dari gunung Agung di Bali. Orang tengger pun mereka merasa punya ikatan batin dengan orang Bali (pendapat saya hehe).
Selanjutnya, Kami makan siang dahulu di rumah makan Ranu Pane. Harganya terperinci terpampang di bilik rumah makan, jadi tidak usah takut kena getok harga atau kemahalan ya sob. Setelah itu kami mengelola berkas ke loket pendaftaran. Ada sedikit duduk kasus dalam pengurusan registrasi ternyata Sob, kami lupa meng fotocopy KTP masing-masing anggota, untungnya di sini ada tempat fotocopy, sekitar 15 meter dari registrasi ke jasa fotocopy Sob, cukup jalan kaki santai saja. 1 fotocopy dihargai Rp. 1000 sahaja.
Selesai pendaftaran, kami diarahkan ke tempat briefing yang tidak jauh dari lokasi pendaftaran. Terletak di sebelah kiri loket registrasi dan agak turun ke bawah tempat briefingnya. Isi briefingnya yakni ihwal mempertahankan alam, hal paling penting tidak menghancurkan alam, mesti menenteng peralatan yang lengkap menyerupai menenteng kupluk, sarung tangan, buff dan sleeping bag (wajib). Cikal dan ozi berdua alhasil berbelanja sleeping bag di toko buah tangan semeru seharga 135rb lho alasannya merupakan belum memiliki sleeping bag dari permulaan hhe tidak mengecewakan sleeping bagnya selaku buah tangan dari Semeru.
Danau Ranu Kumbolo
Perjalanan dari base camp Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo menghabiskan waktu 5 jam. Danau yang indah terletak di antara gunung ini menjadi camp bagi para pendaki. Camp favorit para pendaki. Orang yang mendirikan tenda di sini paling banyak. Yaitu mereka yang cuma menikmati danau Ranu dan mereka yang mau melanjutkan atau selesai mendaki dari Semeru. Berbeda sekali dengan camp di kalimati yang ngecamp cuma yang bermaksud untuk summit ke Semeru.
Kami mendirikan tenda yang pertama kalinya dalam pendakian Semeru. Kami menenteng 2 tenda dan satu flysheet. Suhu di sini sekitar 14°Celsius jadi siapkan busana hangat biar tidak kedinginan. Badan akan hangat kalau terkena sinar matahari. Jangan lama-lama terkena sinar matahari ya alasannya merupakan sanggup menghasilkan kulit kita terbakar. Hal ini terjadi terhadap kami. Kulit tampang merah, dikala pulang kulit tampang kami gosong dan mengelupas lho hhe.
Selesai mendirikan tenda, kami mengolah masakan mie rebus, sardines. Btw, Tidak usah takut kekurangan air minum di sini alasannya merupakan danau Ranu merupakan sumber air untuk minum atau pun untuk kebutuhan lainnya. Jangan pribadi mencuci peralatan di danau ya karna akan mencemari danau itu sendiri. Sesuai dengan yang sudah di sampaikan dalam briefing: kalau mencuci biar bawa botol dan mencuci di tanah kemudian dikubur sisa-sisa makanannya.
Bagaimana dengan buang hajat di Ranu? Tenang di Ranu ada warung dan kamar mandi untuk Buang air. Buang air cukup Rp. 5000 sahaja. Air kamar mandi ini berasal dari air danau Ranu.
Perut kenyang sehabis makan, saatnya berswafoto yuhuuuu. Pemandangan yang sangat-sangat indah ini jangan hingga dilewatkan. Kami bersyukur alasannya merupakan dikala sunset kami dapatkan viewnya, dikala sunrise kami dapatkan juga. Pokoknya cuaca cerah meskipun bulan ini Desember yang identik dengan animo hujan. Saat malam hujan turun di Ranu, tapi kami tidak terusik dengan hujan ini alasannya merupakan tidak ada badai. Tidur pun sungguh nyenyak sehabis perjalanan yang sungguh bikin kecapekan menuju Danau Ranu ini.
15 Desember 2018
Perjalanan dari Danau Ranu Kumbolo ke Kalimati
Kalimati merupakan camp terakhir sebelum mendaki Semeru. Pihak pengelola meng asuransikan jiwa pendaki hingga di sini. Bila melampaui Kalimati yakni Arco podo hingga puncak Semeru merupakan tanggung jawab masing-masing individu pendaki.
Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati menghabiskan waktu lebih kurang 3,5 jam menurut waktu kami. Walaupun perjalanan jalur ini lebih pendek dari perjalanan sebelumnya. Jalur ini sungguh bikin kecapekan alasannya merupakan naik turun bukit yang menghasilkan lutut kaki mengeluh. Tapi jangan mengeluh ya, jalur ini disuguhi panorama yang indah pula. Kita akan melalui Oro-oro Ombo atau bunga berwarna ungu sehabis lewat tanjakan cinta. Tiba di Cemoro Kandang yakni banyak pohon cemara di sini kami menghasilkan video yang seru di sini. Menyanyikan naik-naik ke puncak gunung.
Tiba di pos Jambangan, kami menikmati semangka di warung yang ada di sini sambil istirahat meredakan nyeri atau pun kelelahan.
Melanjutkan perjalanan ke Kalimati dari Jambangan sekitar 30 menit akan sampai.
Kalimati
Tiba di Kalimati kami bersegera mendirikan tenda. Kalimati merupakan camp kedua bagi kami sehabis dari Ranu. Kami dirikan tenda alasannya merupakan langit menyerupai akan hujan. Pendaki yang sudah selesai summit/muncak turun dan siap membongkar tenda sedangkan kami gres akan mendaki. Pendirian tenda para pendaki di sini lebih minim dari camp di Ranu Kumbolo. Mengapa? Di sini camp untuk summit ke Semeru. Kaprikornus pendaki yang summit ke Semeru umumnya camp di Kalimati dan yang summit sungguh sedikit.
Kami pun dikala malam berjalan-jalan di sekeliling camp Kali mati. Kami hitung jumlah tenda yang ada di sini cuma ada 10 tenda dari Shelter hingga camp terluar bandingkan saja dengan di Ranu yang jumlah tendanya lebih dari 20 an yang mendirikan tenda. Suasananya pun lebih sepi dibanding camp di Ranu.
Angin di kalimati ini sungguh seram suaranya. Entah bagaimana kami tidak biasa dengan bunyi angin di sini. Angin yang mengikis pasir puncak Mahameru menghasilkan bunyi yang seram memang. Tapi kami kan berempat jadi tidak duduk kasus hhe.
Kami dari Ranu hingga ke Kalimati cuma menenteng 1 botol air minum saja. Di kali mati ini ada sumber air yakni Sumber Mani yang terletak ke arah kanan dari jalur Summit. Ouh iya, instruksi dari briefing bahwa pengambilan air di sumber mani batasnya hingga jam 17.00 sore selebihnya air minum digunakan untuk binatang liar yang ada di sini menyerupai Panthera (kucing besar).
Pukul 14.00 kami pribadi mengambil air dari camp kalimati ke Sumber Mani. Jalur yang mengikuti kali kering yang agak horror jalurnya. Walaupun kami ber-3 ke sumber Mani tapi tetap saja rasa takut itu niscaya ada. Ketika hingga di lokasi terdapat dua pancuran kecil dari mata air, satu pancuran yang sudah ditembok dan satunya lagi pancuran dari batang pohon. Kami isi jerigen dan botol-botol dengan air yang jernih ini sebelum pukul 17.00. Untuk pergi ke sumber Mani kami menghabiskan waktu 35 menit PP.
Pkl 19.00 kami tidur di tenda dengan cuaca hujan di puncak semeru dan berdiri pkl. 23.00 untuk mengolah masakan antisipasi summit. Kami mengolah masakan roti bakar dan menyeduh minuman pemanas badan.
16 Desember 2018
Summit Mahameru
Pkl. 12.00 kami berdoa di tempat kemah kalimati. Berdoa bareng untuk keselamatan. Kami menenteng tas summit dengan isi jas hujan, snack roti bakar, dan air minum.
Kami memakai kaos rangkap dan jaket rangkap, sarung tangan, buff, kupluk dan jangan lupa headlamp dan baterai cadangan. Rute summit kami yakni Kalimati-Arcopodo-Puncak.
Dari kalimati ke Arco podo 1,5 km dengan jalur menanjak tanpa bonus. Dengan ketinggian di Arco podo 2900 mpdl. Banyak tugu mengenang orang hilang atau wafat di Arco podo ini sehabis selesai summit. Saat summit kami tidak menyaksikan tugu-tugu tersebut. Tiba di batas vegetasi kami melalui pasir yang sekali melangkah maka setengah langkahnya turun. Kami melalui zona blank 75 di antara Arcopodo dan cemoro tunggal. Jalur tersebut cuma sanggup dilalui satu orang alasannya merupakan jalur yang sungguh sempit. Dengan hati-hati kami melangkah untuk hingga melalui zona blank 75.
Dalam perjalanan ke puncak terjadi drama perjalanan yang sungguh bikin kecapekan baik secara fisik maupun mental. Kami berempat beurutan dari paling depan hingga ke belakang yakni Sigid, Cikal, Ozi dan saya sendiri.
Ozi, merangkak di pasir alasannya merupakan nyaris tidak memiliki pengaruh menanjak dan senantiasa tertinggal di belakang. Selalu berteriak biar tidak ditinggalkan. Kami beri ozi tongkat satu-satunya dari batang flora biar sanggup mengimbangi teman-teman yang yang lain dikala pendakian.
Cikal mengalami kelaparan di jalur ini, maka kami berikan snack untuk pengganjal perutnya dan juga kopi hangat untuk menetralisir dingin.
Sigid, tidak menenteng tas summit, air ditinggalkan di batas vegetasi. Untung saja sobat yang lain menenteng air minum. Leader yang satu ini sungguh motivator dari bawah hingga puncak.
Saya sendiri penyapu bersih, menenteng tas summit dan perbekalan.
Kami berempat untuk hingga di puncak sekitar 5 jam dimulai dari pkl. 12.00 s/d 05.00 dengan jarak dari Arco podo ke puncak sekitar 800 meter dengan medan terjal.
Sungguh Tuhan memamerkan potensi terhadap kami untuk menyaksikan keindahan ciptaan-Nya. Pendakian kami SUKSES adanya semua sanggup kembali pulang dengan selamat dan menenteng dongeng yang berharga.
Selesai mendaki Mahameru kami turun ke Kalimati kemudian bongkar tenda dan berikutnya kami akan mendirikan tenda di Ranu Kumbolo dan esoknya pulang ke Ranu Pane kemudian stasiun Malang.
Kekurangan Saat Mendaki Puncak Mahameru
- Tidak menenteng tas summit masing-masing individu
- Tidak menenteng tongkat/stick pendakian. Menjadikan kita kelelahan bahkan merangkak yang jauh lebih kecapekan dibandingkan pakai tongkat.
- Sarung tangan tidak pakai sarung tangan khusus HP. Sehingga kami susah sekali dikala berswafoto alasannya merupakan suhu hirau taacuh di puncak yang sekitar 10° C
- Tidak bawa beras dan telor untuk makan. Sumber energi mie masih blm cukup, perlu nasi juga.
--------------
Itinerary perjalanan kami ke Semeru (4 Hari 3 Malam)
12 Desember 2018
16.00 Haurgeulis ke Tegal, Naik Kereta Kertajaya
18.25 Tegal
22.25 Tegal-Malang, kereta Majapahit
13 Desember 2018
10.05 Stasiun Malang
11.00 Jemput Teman ke Rumah di Malang
14.50 Membuat surat keterangan sehat di Puskesmas
15.00 Membeli perbekalan Pendakian di sekeliling Malang
14 Desember 2018
08.00 Pamit dari rumah teman
08.20 Tiba di Pasar Tumpang
08.41 Di Base camp jeep/hardtop (pasar tumpang)
11.30 Ranu pane
13.00 Briefing di Pos Briefing Pendakian
14.00 Mulai Perjalanan ke Ranu Kumbolo
15.20 Pos 1
15.45 Pos 2
17.00 Pos 3
17.50 Pos 4
18.20 Danau Ranu Kumbolo (ngecamp I)
15 Desember 2018
09.20 start ke Kalimati
10.20 Tiba di Cemoro Kandang
12.00 Pos Jambangan
12.40 Tiba di Kalimati (ngecamp II)
14.00 Mengambil air di Sumber Mani
14.20 Tiba di Mata air Sumber Mani
14.35 Sampai di tenda
23.00 Masak untuk mulai Pendakian
00.00 Pendakian ke Puncak Mahameru
16 Desember 2018
05.00 Sampai di Puncak Mahameru
07.15 Turun dari Puncak
08.35 Sampai Kalimati
12.20 Meninggalkan Kali mati menuju Ranu Kumbolo
12.50 Tiba di Pos Jambangan
14.10 Tiba di Cemoro Kandang
14.45 Tiba di Ranu Kumbolo (ngecamp III)
17 Desember 2018
11.00 Packing dan berangkat ke Ranu Pane
11.15 Pos 4
11.45 Pos 3
12.20 Watu Rejeng
12.35 Pos 2
13.00 Pos 1
13.59 Base camp ranu pane
16.00 Naik hardtop/jeep ke Pasar Tumpang dan ke Stasiun Malang
18.00 Stasiun Malang (kehabisan tiket ke Surabaya)
18.30 Naik Grab Car ke Terminal Arjosari (8 km=26rb)
19.30 Naik Bis “Restu” Jurusan Terminal Purabaya, Surabaya
22.00 tiba di Purabaya, Surabaya
22.30 Naik Grab Car ke Stasiun Pasar Turi (15 km=50rb)
18 Desember 2018
06.00 Stasiun Pasar Turi-Poncol, Kereta Maharani
10.41 Stasiun Poncol, Semarang
13.15 Poncol – Haurgeulis, Tawang Jaya
18.09 Stasiun Haurgeulis.
19.00 Kostan Tidur istirahat zzzz
Biaya pendakian Semeru 3676 Mdpl
Simaksi : 300rb @75rb
Surat Sehat @15rb
Kereta PP: @260+190= @450rb
Jeep : 600+700= 1,3jt @60+125=@185rb
Perbekalan 400rb @100rb
Lain-lain = @500rb
Total masing-masing @Rp. 1.350.000
klip singkat perjalanan ke Semeru lihat disini
Sumber https://namakuprince.blogspot.com
Kiri ke kanan: Cikal, Sigid, Ozie, dan Prince. |
Kami berempat yakni Sigide, Cikal, Ozi dan saya sendiri yang siap mendaki, siap secara mental maupun fisik (fisik insyaallah hhe). Leader kita yakni Sigide sekaligus selaku Koki, Cikal selaku Humas , Ozi selaku Fotografer dan Saya sendiri selaku penyapu higienis yang berada paling belakang.
Perencanaan pendakian Semeru ini sudah dijadwalkan tapi tidak sepenuhnya terencana. Maklum, ke Semeru ini mesti booking simaksi secara online jauh hari, kemudian bikin surat keterangan sehat satu hari sebelum pendakian di Malang, dan berikutnya pesan kendaraan menuju Malang. Yang belum terjadwal merupakan penetapan tanggal pendakian yang menghasilkan kami tarik ulur, alasannya merupakan masing-masing dari kita punya jadwal sendiri. (Orang-orang sibuk). Alhamdulillah tanggal 12 Desember hingga 18 Desember kami tetapkan, meskipun ada sebagian sobat yang mengorbankan waktu sibuknya untuk ikut bareng mendaki.
12 Desember 2018
Berhubung kereta yang pribadi ke Malang sudah habis. Kami menegaskan yang transit yakni naik Kertajaya dan disambung naik Majapahit. Jeda yang tidak mengecewakan usang menghasilkan kami sanggup jalan-jalan dahulu di kota Bahari kota Tegal, Jawa Tengah.
13 Desember 2018
Sepanjang jalan di dalam kereta kami tertidur lelap, maklum perjalanan kereta di malam hari dimanfaatkan untuk istirahat. Pkl. 22.25 di Tegal dan hingga di Malang pkl. 10.05 pagi hari.
Alhamdulillah, bab Humas (Bung Cikal) ada kenalan orang Malang, jadi kami sanggup bermalam dan makan gratis dan sekalian hari itu juga menghasilkan surat keterangan sehat, kemudian melengkapi perbekalan sebelum pendakian.
14 Desember 2018
Pasar Tumpang, (Base camp Jeep)
Pkl. 08.00 pagi hari kami pamit dan pergi menuju Pasar Tumpang, Malang. Di sana memang tempat base camp Jeep yang mau ke Bromo atau ke Semeru. Di sini kami bergabung dengan sobat pendaki lainnya. Kenalan kami dikala itu merupakan Sapran dari Palembang bareng 5 Kawannya. Mereka sudah bermalam dari hari sebelumnya di base camp tumpang, alasannya merupakan mereka tiba pada sore hari dan Jeep pun tidak ada. Kami tiba ber empat jadi total kami sanggup naik Jeep ber sepuluh. Satu Jeep dikenakan ongkos Rp. 600rb, jadi masing-masing mengeluarkan cuma Rp. 60rb saja.
Saat itu juga ada yang bikin surat keterangan sehat di puskesmas terdekat jadi perjalanan agak lama. Tapi tidak apalah yang penting kami sanggup hingga ke tujuan dengan selamat.
Perjalanan naik Jeep yang menampung 12 orang kami naik di bab belakang sambil berdiri menikmati jalanan Pasar Tumpang menuju Ranu Pane. Kami menikmati panorama indah di perjalanan ini. Sang sopir memiliki gagasan menghentikan kendaraan beroda empat Jeep di jalan yang memiliki view indah. Ternyata view indah ini merupakan jalur Bromo. Sungguh indah pemandangannya, MasyaAllah.
Kami pun terkendala yakni kendaraan beroda empat Jeep yang kami tumpangi mogok. Owalah, jadi kami teruskan berswafoto di tempat mogok yang memamerkan tempat Bromo yang ada di kejauhan. Bromo nya sih tidak terlihat, kami cuma menyaksikan punggungan bukit yang membatasi eksistensi gunung Bromo yang tidak kalah indah.
Ranu Pane
Pkl. 11.30 kami tiba di Ranu Pane. Ranu Pane merupakan tempat tinggal orang-orang Tengger yang masih bersaudara dengan orang Bali dalam hal keyakinan. Konon, Semeru merupakan bapak dari gunung Agung di Bali. Orang tengger pun mereka merasa punya ikatan batin dengan orang Bali (pendapat saya hehe).
Selanjutnya, Kami makan siang dahulu di rumah makan Ranu Pane. Harganya terperinci terpampang di bilik rumah makan, jadi tidak usah takut kena getok harga atau kemahalan ya sob. Setelah itu kami mengelola berkas ke loket pendaftaran. Ada sedikit duduk kasus dalam pengurusan registrasi ternyata Sob, kami lupa meng fotocopy KTP masing-masing anggota, untungnya di sini ada tempat fotocopy, sekitar 15 meter dari registrasi ke jasa fotocopy Sob, cukup jalan kaki santai saja. 1 fotocopy dihargai Rp. 1000 sahaja.
Selesai pendaftaran, kami diarahkan ke tempat briefing yang tidak jauh dari lokasi pendaftaran. Terletak di sebelah kiri loket registrasi dan agak turun ke bawah tempat briefingnya. Isi briefingnya yakni ihwal mempertahankan alam, hal paling penting tidak menghancurkan alam, mesti menenteng peralatan yang lengkap menyerupai menenteng kupluk, sarung tangan, buff dan sleeping bag (wajib). Cikal dan ozi berdua alhasil berbelanja sleeping bag di toko buah tangan semeru seharga 135rb lho alasannya merupakan belum memiliki sleeping bag dari permulaan hhe tidak mengecewakan sleeping bagnya selaku buah tangan dari Semeru.
Danau Ranu Kumbolo
Danau Ranu dari Bukit Cinta |
Perjalanan dari base camp Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo menghabiskan waktu 5 jam. Danau yang indah terletak di antara gunung ini menjadi camp bagi para pendaki. Camp favorit para pendaki. Orang yang mendirikan tenda di sini paling banyak. Yaitu mereka yang cuma menikmati danau Ranu dan mereka yang mau melanjutkan atau selesai mendaki dari Semeru. Berbeda sekali dengan camp di kalimati yang ngecamp cuma yang bermaksud untuk summit ke Semeru.
Kami mendirikan tenda yang pertama kalinya dalam pendakian Semeru. Kami menenteng 2 tenda dan satu flysheet. Suhu di sini sekitar 14°Celsius jadi siapkan busana hangat biar tidak kedinginan. Badan akan hangat kalau terkena sinar matahari. Jangan lama-lama terkena sinar matahari ya alasannya merupakan sanggup menghasilkan kulit kita terbakar. Hal ini terjadi terhadap kami. Kulit tampang merah, dikala pulang kulit tampang kami gosong dan mengelupas lho hhe.
Selesai mendirikan tenda, kami mengolah masakan mie rebus, sardines. Btw, Tidak usah takut kekurangan air minum di sini alasannya merupakan danau Ranu merupakan sumber air untuk minum atau pun untuk kebutuhan lainnya. Jangan pribadi mencuci peralatan di danau ya karna akan mencemari danau itu sendiri. Sesuai dengan yang sudah di sampaikan dalam briefing: kalau mencuci biar bawa botol dan mencuci di tanah kemudian dikubur sisa-sisa makanannya.
Bagaimana dengan buang hajat di Ranu? Tenang di Ranu ada warung dan kamar mandi untuk Buang air. Buang air cukup Rp. 5000 sahaja. Air kamar mandi ini berasal dari air danau Ranu.
Perut kenyang sehabis makan, saatnya berswafoto yuhuuuu. Pemandangan yang sangat-sangat indah ini jangan hingga dilewatkan. Kami bersyukur alasannya merupakan dikala sunset kami dapatkan viewnya, dikala sunrise kami dapatkan juga. Pokoknya cuaca cerah meskipun bulan ini Desember yang identik dengan animo hujan. Saat malam hujan turun di Ranu, tapi kami tidak terusik dengan hujan ini alasannya merupakan tidak ada badai. Tidur pun sungguh nyenyak sehabis perjalanan yang sungguh bikin kecapekan menuju Danau Ranu ini.
15 Desember 2018
Perjalanan dari Danau Ranu Kumbolo ke Kalimati
Oro-oro ombo: bunga Verbena sedang kering |
Kalimati merupakan camp terakhir sebelum mendaki Semeru. Pihak pengelola meng asuransikan jiwa pendaki hingga di sini. Bila melampaui Kalimati yakni Arco podo hingga puncak Semeru merupakan tanggung jawab masing-masing individu pendaki.
Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati menghabiskan waktu lebih kurang 3,5 jam menurut waktu kami. Walaupun perjalanan jalur ini lebih pendek dari perjalanan sebelumnya. Jalur ini sungguh bikin kecapekan alasannya merupakan naik turun bukit yang menghasilkan lutut kaki mengeluh. Tapi jangan mengeluh ya, jalur ini disuguhi panorama yang indah pula. Kita akan melalui Oro-oro Ombo atau bunga berwarna ungu sehabis lewat tanjakan cinta. Tiba di Cemoro Kandang yakni banyak pohon cemara di sini kami menghasilkan video yang seru di sini. Menyanyikan naik-naik ke puncak gunung.
Tiba di pos Jambangan, kami menikmati semangka di warung yang ada di sini sambil istirahat meredakan nyeri atau pun kelelahan.
Melanjutkan perjalanan ke Kalimati dari Jambangan sekitar 30 menit akan sampai.
Kalimati
Tiba di Kalimati kami bersegera mendirikan tenda. Kalimati merupakan camp kedua bagi kami sehabis dari Ranu. Kami dirikan tenda alasannya merupakan langit menyerupai akan hujan. Pendaki yang sudah selesai summit/muncak turun dan siap membongkar tenda sedangkan kami gres akan mendaki. Pendirian tenda para pendaki di sini lebih minim dari camp di Ranu Kumbolo. Mengapa? Di sini camp untuk summit ke Semeru. Kaprikornus pendaki yang summit ke Semeru umumnya camp di Kalimati dan yang summit sungguh sedikit.
Kami pun dikala malam berjalan-jalan di sekeliling camp Kali mati. Kami hitung jumlah tenda yang ada di sini cuma ada 10 tenda dari Shelter hingga camp terluar bandingkan saja dengan di Ranu yang jumlah tendanya lebih dari 20 an yang mendirikan tenda. Suasananya pun lebih sepi dibanding camp di Ranu.
Angin di kalimati ini sungguh seram suaranya. Entah bagaimana kami tidak biasa dengan bunyi angin di sini. Angin yang mengikis pasir puncak Mahameru menghasilkan bunyi yang seram memang. Tapi kami kan berempat jadi tidak duduk kasus hhe.
Kami dari Ranu hingga ke Kalimati cuma menenteng 1 botol air minum saja. Di kali mati ini ada sumber air yakni Sumber Mani yang terletak ke arah kanan dari jalur Summit. Ouh iya, instruksi dari briefing bahwa pengambilan air di sumber mani batasnya hingga jam 17.00 sore selebihnya air minum digunakan untuk binatang liar yang ada di sini menyerupai Panthera (kucing besar).
Sumber Mani di Pos Kalimati |
Pukul 14.00 kami pribadi mengambil air dari camp kalimati ke Sumber Mani. Jalur yang mengikuti kali kering yang agak horror jalurnya. Walaupun kami ber-3 ke sumber Mani tapi tetap saja rasa takut itu niscaya ada. Ketika hingga di lokasi terdapat dua pancuran kecil dari mata air, satu pancuran yang sudah ditembok dan satunya lagi pancuran dari batang pohon. Kami isi jerigen dan botol-botol dengan air yang jernih ini sebelum pukul 17.00. Untuk pergi ke sumber Mani kami menghabiskan waktu 35 menit PP.
Pkl 19.00 kami tidur di tenda dengan cuaca hujan di puncak semeru dan berdiri pkl. 23.00 untuk mengolah masakan antisipasi summit. Kami mengolah masakan roti bakar dan menyeduh minuman pemanas badan.
16 Desember 2018
Summit Mahameru
Summit Mahameru kuy.. |
Pkl. 12.00 kami berdoa di tempat kemah kalimati. Berdoa bareng untuk keselamatan. Kami menenteng tas summit dengan isi jas hujan, snack roti bakar, dan air minum.
Kami memakai kaos rangkap dan jaket rangkap, sarung tangan, buff, kupluk dan jangan lupa headlamp dan baterai cadangan. Rute summit kami yakni Kalimati-Arcopodo-Puncak.
Dari kalimati ke Arco podo 1,5 km dengan jalur menanjak tanpa bonus. Dengan ketinggian di Arco podo 2900 mpdl. Banyak tugu mengenang orang hilang atau wafat di Arco podo ini sehabis selesai summit. Saat summit kami tidak menyaksikan tugu-tugu tersebut. Tiba di batas vegetasi kami melalui pasir yang sekali melangkah maka setengah langkahnya turun. Kami melalui zona blank 75 di antara Arcopodo dan cemoro tunggal. Jalur tersebut cuma sanggup dilalui satu orang alasannya merupakan jalur yang sungguh sempit. Dengan hati-hati kami melangkah untuk hingga melalui zona blank 75.
Dalam perjalanan ke puncak terjadi drama perjalanan yang sungguh bikin kecapekan baik secara fisik maupun mental. Kami berempat beurutan dari paling depan hingga ke belakang yakni Sigid, Cikal, Ozi dan saya sendiri.
Ozi, merangkak di pasir alasannya merupakan nyaris tidak memiliki pengaruh menanjak dan senantiasa tertinggal di belakang. Selalu berteriak biar tidak ditinggalkan. Kami beri ozi tongkat satu-satunya dari batang flora biar sanggup mengimbangi teman-teman yang yang lain dikala pendakian.
Cikal mengalami kelaparan di jalur ini, maka kami berikan snack untuk pengganjal perutnya dan juga kopi hangat untuk menetralisir dingin.
Sigid, tidak menenteng tas summit, air ditinggalkan di batas vegetasi. Untung saja sobat yang lain menenteng air minum. Leader yang satu ini sungguh motivator dari bawah hingga puncak.
Saya sendiri penyapu bersih, menenteng tas summit dan perbekalan.
Kami berempat untuk hingga di puncak sekitar 5 jam dimulai dari pkl. 12.00 s/d 05.00 dengan jarak dari Arco podo ke puncak sekitar 800 meter dengan medan terjal.
Sungguh Tuhan memamerkan potensi terhadap kami untuk menyaksikan keindahan ciptaan-Nya. Pendakian kami SUKSES adanya semua sanggup kembali pulang dengan selamat dan menenteng dongeng yang berharga.
Selesai mendaki Mahameru kami turun ke Kalimati kemudian bongkar tenda dan berikutnya kami akan mendirikan tenda di Ranu Kumbolo dan esoknya pulang ke Ranu Pane kemudian stasiun Malang.
Kekurangan Saat Mendaki Puncak Mahameru
- Tidak menenteng tas summit masing-masing individu
- Tidak menenteng tongkat/stick pendakian. Menjadikan kita kelelahan bahkan merangkak yang jauh lebih kecapekan dibandingkan pakai tongkat.
- Sarung tangan tidak pakai sarung tangan khusus HP. Sehingga kami susah sekali dikala berswafoto alasannya merupakan suhu hirau taacuh di puncak yang sekitar 10° C
- Tidak bawa beras dan telor untuk makan. Sumber energi mie masih blm cukup, perlu nasi juga.
--------------
4 hari 3 malam pendakian Semeru |
Itinerary perjalanan kami ke Semeru (4 Hari 3 Malam)
12 Desember 2018
16.00 Haurgeulis ke Tegal, Naik Kereta Kertajaya
18.25 Tegal
22.25 Tegal-Malang, kereta Majapahit
13 Desember 2018
10.05 Stasiun Malang
11.00 Jemput Teman ke Rumah di Malang
14.50 Membuat surat keterangan sehat di Puskesmas
15.00 Membeli perbekalan Pendakian di sekeliling Malang
14 Desember 2018
08.00 Pamit dari rumah teman
08.20 Tiba di Pasar Tumpang
08.41 Di Base camp jeep/hardtop (pasar tumpang)
11.30 Ranu pane
13.00 Briefing di Pos Briefing Pendakian
14.00 Mulai Perjalanan ke Ranu Kumbolo
15.20 Pos 1
15.45 Pos 2
17.00 Pos 3
17.50 Pos 4
18.20 Danau Ranu Kumbolo (ngecamp I)
15 Desember 2018
09.20 start ke Kalimati
10.20 Tiba di Cemoro Kandang
12.00 Pos Jambangan
12.40 Tiba di Kalimati (ngecamp II)
14.00 Mengambil air di Sumber Mani
14.20 Tiba di Mata air Sumber Mani
14.35 Sampai di tenda
23.00 Masak untuk mulai Pendakian
00.00 Pendakian ke Puncak Mahameru
16 Desember 2018
05.00 Sampai di Puncak Mahameru
07.15 Turun dari Puncak
08.35 Sampai Kalimati
12.20 Meninggalkan Kali mati menuju Ranu Kumbolo
12.50 Tiba di Pos Jambangan
14.10 Tiba di Cemoro Kandang
14.45 Tiba di Ranu Kumbolo (ngecamp III)
17 Desember 2018
11.00 Packing dan berangkat ke Ranu Pane
11.15 Pos 4
11.45 Pos 3
12.20 Watu Rejeng
12.35 Pos 2
13.00 Pos 1
13.59 Base camp ranu pane
16.00 Naik hardtop/jeep ke Pasar Tumpang dan ke Stasiun Malang
18.00 Stasiun Malang (kehabisan tiket ke Surabaya)
18.30 Naik Grab Car ke Terminal Arjosari (8 km=26rb)
19.30 Naik Bis “Restu” Jurusan Terminal Purabaya, Surabaya
22.00 tiba di Purabaya, Surabaya
22.30 Naik Grab Car ke Stasiun Pasar Turi (15 km=50rb)
18 Desember 2018
06.00 Stasiun Pasar Turi-Poncol, Kereta Maharani
10.41 Stasiun Poncol, Semarang
13.15 Poncol – Haurgeulis, Tawang Jaya
18.09 Stasiun Haurgeulis.
19.00 Kostan Tidur istirahat zzzz
Biaya pendakian Semeru 3676 Mdpl
Simaksi : 300rb @75rb
Surat Sehat @15rb
Kereta PP: @260+190= @450rb
Jeep : 600+700= 1,3jt @60+125=@185rb
Perbekalan 400rb @100rb
Lain-lain = @500rb
Total masing-masing @Rp. 1.350.000
klip singkat perjalanan ke Semeru lihat disini
Sumber https://namakuprince.blogspot.com
0 Komentar untuk "Pendakian Gunung Semeru 3676 Mpdl Desember 2018"