Publikasiliterasi - Setiap cukup umur selaku manusia individu yang meningkat pastinya pernah mengalami permasalahan yang mempunyai potensi mengusik aktivitas. Adanya Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah pastinya akan menampilkan sumbangan untuk membimbing dan mengarahkan siswa yang berurusan agar sanggup memecahkan dilema yang dihadapi. Akan tetapi, rasio Guru BK yang acap kali kurang ideal dengan jumlah siswa, maka pelaksanaan pemberian konseling tidak akan optimal. Selain itu, tidak semua siswa mempunyai keberanian untuk mengemukakan permasalahannya terhadap Guru BK dan kadang lebih memutuskan curhat pada sobat sebayanya. Oleh sebab itu Tim Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang menampilkan training dan pendampingan Peer-Counseling bagi para siswa di Sekolah Menengan Atas SBTH Kota Magelang.
Kegiatan tersebut ialah acara agenda kemitraan penduduk selaku wujud Tridharma perguruan tinggi tinggi yakni dedikasi terhadap penduduk yang dilaksanakan pada Kamis dan Jum’at, 3-4 November 2022. Tujuan adanya training dan pendampingan peer-counseling tersebut yakni untuk menampilkan wawasan dan ketrampilan terhadap para siswa agar dapat menjadi tutor sebaya atau sobat curhat bagi teman-teman di sekitarnya di saat mengalami permasalahan.
Para siswa yang menjadi kandidat tutor sebaya dibekali dengan beberapa ketrampilan yang menunjang, yakni bagaimana menjalankan ketrampilan berempati (Empathy Skill); ketrampilan pemecahan kendala (Problem-Solving Skill); dan ketrampilan menjalankan sokongan pertama psikologis Psychological First Aid. Pelatihan ketrampilan tenggang rasa disampaikan oleh Rini Setiawati, M.Pd.
Pada sesi pertama dengan menampilkan wawasan dan mengajak siswa untuk mempraktikan pribadi respon tenggang rasa pada suatu simulasi situasi. “Melalui empati, maka siswa akan sanggup mengerti suasana wacana apa yang dicicipi oleh orang lain” ungkap Rini.
Kemudian pada sesi kedua disampaikan oleh Ipung Hananto, M.Pd wacana bagaimana menjalankan tahap-tahap pemecahan permasalahan (problem-solving) pada diri sendiri ataupun menolong mengarahkan orang lain untuk menerima penyelesaian permasalahan. “Para kandidat tutor sebaya ini perlu mempunyai dan mengenali tahapan-tahapan pemecahan kendala agar mereka setidaknya bisa memecahkan permasalahan diri secara mandiri, kemudian sanggup dipraktekkan dikala menolong orang lain” ungkap Hananto.
Pada sesi ketiga hari kedua yakni wacana tindakan sokongan pertama psikologi (Psychological First Aid) disampaikan oleh Ferisa Prasetyaning Utami, M.Pd. Sesi ketiga ini berisi wacana tindakan permulaan apa saja yang perlu dilaksanakan di saat menemui individu yang membutuhkan sumbangan psikologis. “Meskipun mereka masih pelajar, ketrampilan first aid ini penting setidaknya sanggup menolong menghubungkan para penyintas terhadap professional” terang Ferisa.
Harapannya sehabis mengikuti training dan pendampingan tersebut siswa kandidat tutor sebaya bisa mempunyai ketrampilan minimal untuk menjadi sobat curhat yang bagus bagi teman-teman di sekolahnya ataupun di lingkungannya.
Dikimkan oleh : Ipung Hananto, M.Pd., Ferisa Prasetyaning Utami, M.Pd., Rini Setiawati, M.Pd. (Dosen Bimbingan dan Konseling – Universitas Tidar)
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web di sini.
0 Komentar untuk "“Menjadi Kawan Curhat Yang Terampil” : Pembinaan Dan Pendampingan Peer-Counseling Di Sma Sbth Kota Magelang Oleh Ipung Hananto, M.Pd., Ferisa Prasetyaning Utami, M.Pd., Rini Setiawati, M.Pd. (Dosen Tutorial Dan Konseling – Universitas Tidar Magelang)"