GampongRT - Melaksanakan sholat Idul Adha dilingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Menteri Marwan Jafar mengajak terhadap semua birokrat untuk sanggup mengetahui dan mengimplementasikan nilai-nilai sosial ibadah Qurban yang ditangani pada di saat hari raya Idul Adha.
"Idul Adha mempunyai dua dimensi, Pertama yakni dimensi ritual-transendental. Di mana ritual qurban ini selaku wujud penghambaan insan dalam verbal syukur terhadap Allah SWT. Dimensi kedua yakni dimensi sosial yang tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan binatang qurban terhadap fakir miskin. Di sini ditujukan untuk menyebabkan nuansa egaliter dalam masyarakat," ujar Menteri Marwan di saat berkata-kata santai terhadap wartawan usai menyerahkan satu ekor sapi terhadap panitia kurban, di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (24/9).
Dimensi sosial dari qurban, menurut Menteri Marwan mesti menjadi semangat para birokrat di lingkungan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk mengembangkan produktifitas kerja dan mengentaskan angka kemiskinan di perdesaan.
"Nilai-nilai Ibadah Qurban mesti menjadi cambuk untuk mengembangkan produktifitas kerja demi mengentaskan kemiskinan yang masih banyak terjadi di perdesaan," imbuhnya.
Menteri Marwan menyertakan ibadah Qurban selain selaku bentuk penghambaan kita terhadap allah, juga mesti ditindaklanjuti dengan kenaikan mutu moral dan sosial (kesalehan sosial) para pequrbannya.
"Ibadah dalam bentuk ritual belumlah tepat jikalau tanpa diikuti ibadah dalam bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Jika kita sanggup mengaktualisasikan kesalehan individual-personal lewat ibadah, menjadi sebuah kesalehan sosial, maka kita sanggup menjadi insan yang menghadirkan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," tandasnya. (Sumber: kemendesa).
"Idul Adha mempunyai dua dimensi, Pertama yakni dimensi ritual-transendental. Di mana ritual qurban ini selaku wujud penghambaan insan dalam verbal syukur terhadap Allah SWT. Dimensi kedua yakni dimensi sosial yang tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan binatang qurban terhadap fakir miskin. Di sini ditujukan untuk menyebabkan nuansa egaliter dalam masyarakat," ujar Menteri Marwan di saat berkata-kata santai terhadap wartawan usai menyerahkan satu ekor sapi terhadap panitia kurban, di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (24/9).
Dimensi sosial dari qurban, menurut Menteri Marwan mesti menjadi semangat para birokrat di lingkungan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk mengembangkan produktifitas kerja dan mengentaskan angka kemiskinan di perdesaan.
"Nilai-nilai Ibadah Qurban mesti menjadi cambuk untuk mengembangkan produktifitas kerja demi mengentaskan kemiskinan yang masih banyak terjadi di perdesaan," imbuhnya.
Menteri Marwan menyertakan ibadah Qurban selain selaku bentuk penghambaan kita terhadap allah, juga mesti ditindaklanjuti dengan kenaikan mutu moral dan sosial (kesalehan sosial) para pequrbannya.
"Ibadah dalam bentuk ritual belumlah tepat jikalau tanpa diikuti ibadah dalam bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Jika kita sanggup mengaktualisasikan kesalehan individual-personal lewat ibadah, menjadi sebuah kesalehan sosial, maka kita sanggup menjadi insan yang menghadirkan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," tandasnya. (Sumber: kemendesa).
Foto: ilustrasi penyembelihan qurban Idul Adha.
0 Komentar untuk "Menteri Desa Ajak Birokrat Implementasikan Nilai Sosial Ibadah Qurban"