Ciri-ciri hipotesis yang baik, jenis dan bentuk hipotesis serta sikap peneliti terhadap hipotesis - Suatu hipotesis dapat di uji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Hipotesis penelitian harus memiliki kebenaran secara teoritis. Artinya, untuk dapat menyusun saatu hipotesis harus diketahui teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok yaitu :
Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proporsisi-propersisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan searah dengan tujuan penelitian.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam isitilah yang benar dan operasional. Hipotesis harus didifinisikan secara operasional semua variabel dan di ketahui pasti variabel bebas dan terikatnya
Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fonemena yang diteliti
Hipotesis harus bebas nilai, artinya nilai-nilai yang dimiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis
Hipotesis harus dapat di uji, oleh karena itu instrumen harus ada untuk menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diteliti
Hipotesis harus spesifik, yang menunjukkan kenyataan yang sebenarnnya.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar variabel, yaitu membuat hubungan di antara variabel secara eksplisit.
#Jenis-jenis hipotesis
Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang ditorehkan dar penelaahnya kepustakaan dan dianggap sebagai jawaban yang paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Ada dua macam hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu :
#Hipotesis Nol
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara satu variabel dan variabel yang lain. Hipotesis ini sering di tulis H0
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara satu variabel dan variabel yang lain. Hipotesis ini sering di tulis H0
Contohnya : untuk judul penelitian “pengaruh pemberian vitamin B12 terhadap pertambahan berat tubuh anak ayam” bunyi hipotesis nol-nya adalah tidak ada pengaruh pemberian dosis vitamin B12 terhadap pertumbahan berat tubuh anak ayam
#Hipotesis alternatif
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel yang satu dan variabel yang lain.
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel yang satu dan variabel yang lain.
Hipotesis ini di tulis H1. Dengan demikian, hipotesis alternatif untu judul penelitian diatas ada pengaruh pemberian dosis vitamain B12 perhadap pertambahan berat tubuh anak ayam
Artikel terkait lainnya :Perumusan hipotesis, Tahap-tahapan pembantukan hipotesis serta kegunaan dari hipotesis
Selain dua hipotesi di atas, terdapat jenis hipotesis yang lain yaitu :
Hipotesis korelatif yaitu penyataan tetang ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih
Hipotesis komparatif yaitu pernyataan tentang ada atau tidaknya perbedaan antara dua kelompok atau lebih
Dalam penelitian ilmiah ada dua cara yang bisa digunakan untuk memperoleh hipotesis yaitu sebagai berikut :
Hipotesis induktif – dalam prosudur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan – hubungan yang di amati
Hipotesis deduktif – dalam hipotesis ini, penelitian dapat dimulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada di bidang yang menarik minatnya setelah teori dipilih. Ia lalu menarik hipotesis dari teori tersebut.
#bentuk hipotesis
Pada umumnya bentuk hipotesis digilongkan menjadi hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
- Hipotesis penelitian dirumuskan secara naratif berdasrkan kerangka berpikir penelitian dan landasan teori yang telah di pilih
- Hipotesis statistik – dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun hipotesis adalah :
Proporsisi – dalam variabel yang terutlis pada hipotesis harus merupakan sesuatu yang dapat menjelaskan hubungan, pengaruh, sebab akibat prediksi atau perbedaan
Baru – hipoteis yang di teliti hendakanya merupakan hal baru. Hindarkan mengajukan hipotesis yang berbentuk penelitian pengulangan yang sudah ada (repilikasi)
#Sikap peneliti terhadap hipotesis
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat berisikap dua hal yaitu :
Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian)
Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penilitian berlangsung)
Hipotesis bukan merupakan fakta yang sudah pasti benar. Untuk menentukan apakah hipotesis tersebtu benar atau salah, maka hipotesis harus di uji telebih dahulu. Ditolaknya hipotesis bukan berarti penelitian yang dilakukan sia-sia, untuk mengatasi hal tersebut perlu diperhatikan hal-hal beriktu ini :
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akan mengapa tidak sesuai
- Berikan cara- cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen
Daftar Pustaka : Hidayati, Widyasworo, M.Pd, Ir, dkk. Modul Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK kelas X. Sola: CV Haka Mj
Nah, sekarang kamu sudah tahu bukan Ciri-ciri hipotesis yang baik, jenis dan bentuk hipotesis serta sikap peneliti terhadap hipotesis
Sebuah usaha atau uji coba yang gagal karna tidak sesuai dengan hipotesis bukan berarti eksperimen anda gagal. Tetapi itu menunjukkan masih ada yang perlu di perbaiki agar menghasilakan hasil yang spektakuler.
Semoga artikel yang singkat ini dapat menambah pengetahun kamu dan wawasan kamu, sampai jumpa lagi, bye.
Baca juga :
0 Komentar untuk "Ciri-ciri hipotesis yang baik, jenis dan bentuk hipotesis serta sikap peneliti terhadap hipotesis"