Di Sulteng Banyak Pendamping Dana Desa Mengundurkan Diri

GampongRT - Konsultan pendamping kesibukan dana desa di Sulawesi Tengah Alif Riwidya menyampaikan banyak tenaga pendamping dana desa di tempat itu mengundurkan diri dari kiprah dan tanggung jawab lantaran aneka macam alasan. Salah satunya lantaran gaji yang belum dibayar.

“Saya belum bisa memerikan data rinci, tapi jumlahnya lumayan banyak dan tersebar di nyaris seluruh kabupaten,” katanya di Palu, Jumat, menyikapi penilaian penyaluran dana desa yang dikucurkan pada 2015 di Sulteng.

Berbagai argumentasi yang menghasilkan mereka tidak mau lagi melanjutkan kiprah selaku tenaga pendamping dana desa pada 2016 antara lain lantaran duduk kasus gaji Januari-Februari 2016 belum juga dibayarkan terhadap mereka.

Baca: Siapa Pendamping Desa Yang Sesungguhnya?

Selain itu, mereka mundur lantaran tidak dapat menghadapi penduduk alasannya merupakan pengalaman dan latar belakang pendidikan. “Memang kiprah dan tanggung jawabnya cukup berat,” kata dia.

Menurutnya, pengalaman dan latar belakang pendidikan juga sungguh dikehendaki dalam menunjang tugas-tugas pendampingan di lapangan.

Belum lagi, desa yang menjadi kawasan dampingan dana desa itu berada di tempat terpencil yang sampai sekarang susah dijangkau kendaraan.

Terutama di desa-desa yang masih mesti berlangsung kaki atau naik kendaraan sepeda motor dan alat transportasi tradisional menyerupai kuda.

Apalagi, di Sulteng, sampai sekarang masih banyak desa, bahkan kecamatan yang belum disokong infrastruktur menyerupai jalan dan listrik yang memadai.

“Ini semua yang merupakan penyabab banyaknya tenaga pendapingan dana desa yang kesannya tidak tahan, kemudian menyatakan mengundurkan diri,” ujar Alif.

Menurut dia, Kementerian Desa mesti segera mengerjakan perekrutan tenaga pendamping gres agar tidak terjadi kekosongan.

Dampaknya cukup besar terhadap penyaluran dana desa untuk tahun budget 2016 yang cocok skedul akan disalurkan dua tahap pertama April 2016 dan tahap kedua Agustus 2016.

“Perekrutan tenaga pendamping dijalankan Kementerian Desa. Kami di provinsi cuma selaku menemukan registrasi dan yang menyeleksi berikutnya bahwa diterima atau tidak merupakan pusat,” katanya.

Ia menyampaikan Kementerian Desa pada 2015 merekrut tenaga pendamping desa di Sulteng untuk menemani kesibukan pemerintah tersebut sebanyak 379 orang di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten 62 orang dan desa sebanyak 516 orang tersebar di 12 kabupaten di Sulteng.

Untuk tenaga pendamping dana desa di tingkat kabupaten menerima gaji sebesar Rp5juta/bulan, pendamping di tingkat kecamatan RP3-4 juta/orang/bulan sementara tenaga pendamping di desa Rp2,5 juta/orang/bulan.

Dia juga menyertakan pada 2016 ini, pemerintah sentra kembali mengalokasikan dana desa di Sulteng meraih Rp1,124 triliun atau meningkat sekitar 200 persen dari sebelumnya cuma Rp500,201 miliar.

Peningkatan tersebut juga dibarengi kenaikan jumlah desa peserta dari 1.839 desa pada 2015, sekarang menjadi 1.842 desa (2016).

Mengingat penyaluran dana desa untuk 2016 ini direncanakan tahap petama April 2016 dan tahap kedua Agustus 2016, Alif berharap Kementerian Desa segera mengerjakan kembali perekrutan tenaga pendaping gres untuk mengambil alih mereka yang sudah mengundurkan diri. 
(Diolah dari sumber: suarakarya.id)

Related : Di Sulteng Banyak Pendamping Dana Desa Mengundurkan Diri

0 Komentar untuk "Di Sulteng Banyak Pendamping Dana Desa Mengundurkan Diri"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)