Alasan Membaca di Medsos Bisa Membuat Bodoh

Kebiasaan Membaca di Medsos Bisa Berakibat Buruk
Alasan Membaca di Medsos Bisa Membuat Bodoh

Jika dilihat dari perspektif sejarah, tingkat peradaban manusia dari segi komunikasi adalah ada dua macam. Pertama yaitu budaya tutur atau budaya lisan. Setelah itu budaya tulisan atau budaya literasi.

Budaya tutur atau budaya lisan ditunjukkan ditandai dengan penggunaan media lisan (ucapan) untuk menyampaikan ide, gagasan, peraturan, dan kesepakatan-kesepakatan. Budaya lisan ini dilalui oleh seluruh masyarakat di dunia. Di Indonesia contohnya, budaya lisan ini terjadi ketika masih belum ada tulisan.

Adanya budaya lisan atau budaya tutur ini ditandai juga dengan minimnya bahan bacaan. Selain itu ditandai pula dengan adanya ‘kemalasan’ orang untuk membaca sehingga lebih suka mendengarkan. Begitu juga untuk menulis, orang cenderung malas sehingga lebih baik ngomong atau berbicara secara langsung.


Berbeda dengan budaya tulisan atau budaya literasi. Orang lebih suka membaca untuk menemukan informasi. Sementara itu, untuk menyampaikan ide dan gagasan masyarakat lebih suka menulisnya dalam rangkaian paragraf dan wacana yang utuh disertai dengan sistematikan penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tradisi Tutur Tingkat Kedua
Yang dimaksud dengan tradisi tutur tingkat kedua adalah membaca tulisan yang sebenarnya mendengarkan. Atau menulis sebuah tulisan yang sebenarnya itu merukapan ucapan. Bahasa tutur tingkat kedua berarti menulis dengan logika bahasa tutur. Atau bahasa tutur yang dituliskan. Bentuk tulisan seperti ini ada di medsos, mulai dari facebook, twitter, instagram, bbm, dan kawan-kawannya.

Baik penutur maupun petutur (pembaca maupun penulis) di media sosial merasa dirinya sudah menulis dan sudah membaca. Padahal sebenarnya mereka hanya berbicara dan mendengarkan melalui media tulisan.

Tulisan-tulisan yang ada di media sosial disusun berdasarkan dengan logika bahasa tuturan atau ucapan atau omongan. Tulisan yang singkat (lebih-lebih di twitter dan instagram, serta bbm) yang tidak jelas. Lebih banyak lagi hanya menjual sensasi dengan mengangkat judul-judul yang heboh. Begitu juga dengan situs-situs berita online yang judulnya sangat menggelitik. Bahkan tak jarang seringkali berlawanan antara isi dan judul beritanya. Ditambah lagi, tulisan yang ada lebih banyak merupakan tafsiran atau opini yang disampaikan oleh wartawan (penulis berita online) tanpa konfirmasi.

Menjadi sangat lebih parah adalah ketika yang membacanya justru sudah merasa membaca berita dengan sepenuhnya. Ini sangat berbahaya. Ini yang membuat logikan pembaca di medsos menjadi bodoh alias pengetahuannya tidak berkembang. Tanpa mau berpikir kritis dan mengonfirmasi sebuah informasi. Ketika media sosial ramai-ramai membahas A maka kecenderungannya semua pengguna dan penghuni media sosial juga membahas A. Padahal seharusnya ada hal lain yang juga dipikirkan.

Contoh sederhana, ketika di dunia maya lagi semangat membahas guru yang dipenjara karena mencubit muridnya semua orang sibuk berkomentar terhadap kasus itu. Seharusnya selain komentar dan sumpah serapah, orang yang mengaku peduli juga harus berbuat.

Bagaimana caranya agar kasus seperti itu tidak terulang. Bagi seorang guru misalnya juga harus memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mendidik agar siswanya tidak nakal sehingga tidak perlu dipukul. Orang tua juga harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertindak dengan benar agar memiliki anak yang dapat diandalkan.

Selain itu, membaca dan ikut-ikutan membahas hal yang lagi trending dan pembicaraan di dunia maya membuat orang tidak peka dengan lingkungannya. Misalnya sesuatu yang menjadi pemahasan adalah isu yang terjadi di Jakarta, sementara hal yang sebenarnya juga penting untuk diselesaikan di lingkungan sendiri justru tidak terpikirkan sama sekali.

Hal lain yang membuat orang yang hanya membaca media sosial saja menjadi bodoh adalah ‘merasa pintar’ tanpa mau berpikir. Fungsinya apa?

Mari membaca dengan budaya literasi. Tidak sekadar menghakimi dari sebuah pernyataan atau kalimat sepotong yang kita dapat dari dunia maya.



Related : Alasan Membaca di Medsos Bisa Membuat Bodoh

0 Komentar untuk "Alasan Membaca di Medsos Bisa Membuat Bodoh"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)