Jelajah Budaya Nusantara, Cara Menyenangkan Paham Indonesia


SEBELAS mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember tampak berdiskusi seputar buku ajar yang mereka buat. Selasa (21/6/2016) itu  akan ada uji kelayakan buku Bahasa dan Sastra Indonesia: Jendela Jelajah Budaya Kelas VII SMP/MTs.
Tim yang digawangi Murnita, Renitasari, Mahftyn, Sutrisno, Teguh, Irfa, Faricha, Indah, Fita, Arida, dan Diah akan mendapat banyak pertanyaan seputar proses kreatif oleh Arju Muti’ah, dosen pengampu matakuliah Penulisan Buku Ajar, maka tim itu harus menyatukan jawaban dengan proses berdiskusi.
Proses diskusi cukup alot. Namun, langsung berubah ketika Bu Arju masuk ke dalam ruang uji layak. “Karena kelompok kalian banyak. Dibagi menjadi dua tim ya!” pesannya.
Perintah dosen lulusan S3 Universitas Negeri Malang itu segera kami sanggupi dengan membagi kloter pertama terdiri dari teman-teman semester ganjil (enam orang) dan kloter kedua semester genap (lima orang).
Ketika ujian dimulai, tak tampak ketegangan, semua pertanyaan dilahap habis. Apalagi, proses pembuatan buku ajar untuk siswa ini menggunakan cara adaptasi.
Artinya mengemas kembali informasi dengan memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang ada, informasi tersebut dikumpulkan berdasar kebutuhan, lalu menyusun informasi menjadi bahan ajar yang baik dengan memenuhi prinsip-prinsip instruksional.
Terdapat 10 materi dalam buku ini, yakni, membacakan berbagai teks perangkat upacara, menulis pesan singkat (memo), menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan, menceritakan kembali dongeng, menulis pantun, menulis kembali dongeng, mendengarkan wawancara, menceritakan tokoh idola, membaca intensif teks biografi, dan menulis puisi.
Kekhasan buku ini mendapat acungi jempol Bu Arju. Pasalnya unsur lokalitas dalam buku ajar ini diracik begitu indah. Seperti, pengemasan dongeng-dongeng dari Jawa Timur, yakni Asal-usul Watu Ulo, Penguasa Pantai Selatan, Arya Menak, Aji Saka (ada versi lain dari Jawa Tengah), Roro Anteng, Asal-usul Banyuwangi, dan Cindelaras.
Selain dongeng, di materi lainnya juga ada unsur lokalitas. Yakni menulis pantun dan menulis puisi dengan memunculkan corak kebanyuwangian, mendengarkan wawancara dengan tokoh lokal Situbondo, tokoh idola mengangkat Irwan Dangdut Academy 2,  serta membaca intensif teks biografi memuat kisah Letkol Mochammad Sroedji atau M Sroedji asal Jember dan Kapten Sukertiyo asal Lumajang.
Acara uji layak berupa tanya-jawab itu diakhiri dengan sesi foto bersama. Teman-teman Rumjar sangat senang karya mereka diapresiasi. Bukan sebatas mendapatkan nilai baik untuk matakuliah yang memiliki bobot 2 SKS itu, tapi pengalaman membuat bahan ajar yang nantinya bisa dipraktikkan di sekolah saat menjadi guru.
Editor: Tri Hatma Ningsih
Sumber: Surya Cetak


Related : Jelajah Budaya Nusantara, Cara Menyenangkan Paham Indonesia

0 Komentar untuk "Jelajah Budaya Nusantara, Cara Menyenangkan Paham Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)