Judul : Miss Bento
Penulis : Erlita Pratiwi
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : Pertama, 2013
Jumlah Halaman : vi + 186
ISBN : 978-602-251-266-0
Peresensi : Gusti Trisno (Penggiat Komunitas Penulis Muda Situbondo dan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember)
Sakura, seorang mahasiswa yang jarang di dapur mendadak memiliki keinginan untuk bisa mengikuti kursus memasak makanan Jepang. Keinginan itu ia lontarkan pada keluarganya. Sang Kakak yang bernama Shiro mendukung hal tersebut, walaupun berkali-kali Shiro mengatakan jika Saku panggilan kesayangan Sakura tidak kuat di tempat kursus bisa kembali ke rumah. Walaupun begitu, Sakura tetap kekeh dengan pendiriannya. Ia terus berusaha belajar membuat masakan Jepang. Hingga terjadilah tragedi demi tragedi yang membuatnya menyandarkan hatinya pada sosok yang selama ini dianggapnya sombong dan lucu. Siapakah sosok itu? bagaimanakah hari-hari Sakura dengan mimpinya ke Jepang? Sanggupkah ia menjadi miss bento?
Semuanya terjawab di novel yang memiliki jumlah halaman 186 ini. Kehadiran novel yang ditulis oleh seorang penulis yang wara-wiri karyanya dimuat di beberapa penerbit sudah tidak perlu diragukan lagi. Erlita begitu piawai dalam merangkai kata. Bahkan, ide mengenai makanan juga bisa dikemas secara istimewa.
Cara bertutur penulis yang aktif menulis sejak 2008 ini begitu meremaja. Beberapa hal yang barusan disampaikan merupakan keunggulan novel ini. Walauapun begitu, sebenarnya ada banyak keunggulan yang dapat kita petik jika membaca secara jeli.
Seperti sebagai berikut.
Pertama, novel ini memberikan muatan motivasi yang tinggi. Hal ini bisa terlihat dari sosok tokoh Shiro yang bisa dijadikan model dalam berusaha dan berjuang. Kakak Sakura ini menjadi fotografer yang bisa diandalkan. Dari tokoh tersebut, pembaca bisa bertambah semangat dalam meraih cita-cita.
Kedua, persahabatan yang dibina oleh Sakura dan Ninit juga patut diancungi jempol. Sebab dari mereka, permasalahan yang ada tidak dijadikan jurang pemisah. Malah mereka bisa bertambah dewasa. Pun, kita bisa belajar saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Ketiga, novel ini memberikan tips-tips dan cara-cara memasak masakan Jepang. Tapi, tentu pengemasannya tidak seperti buku tutorial memasak. Hal ini membuat pembaca bisa menerapkannya di rumah secara mandiri.
Keempat, selain ketiga keunggulan yang telah dipaparkan. Novel ini juga benar-benar menghibur. Pembaca akan diajak petualang, berenung, dan tertawa-tawa.
Terlepas dari keunggulan tersebut, ternyata novel ini memiliki kekurangan. Kekurangan yang utama adalah soal kesalahan dalam pemilihan kata. Seperti yang tertera pada halaman 178,
Aku merubah ekspresi wajahku menjadi serius.
Kesalahan yang terdapat dalam kata tersebut adalah peristiwa kata ubah yang ditambahi imbuhan me. Seharusnya kata tersebut menjadi mengubah. Walaupun kesalahan yang ditemukan hanya satu. Tapi, alangkah baiknya jika novel sebagai salah satu bahan bacaan remaja. Juga menjadi media memberantas kesalahkapraan dalam berbahasa. Nah, untuk kekurangan dan kelebihan lain dalam novel ini. Silakan dibaca sendiri! Dan temukan sensasinya!
0 Komentar untuk "Ada Cinta dalam Sekotak Bento"