Halo gan, saya mau nulis kisah horor lagi nih.
Seperti biasa, ini bukan kisah fiktif, melainkan pengalaman orisinil namun dengan nama-nama yang sengaja disamarkan untuk melindungi privasi orang-orang yang terlibat di dalam cerita.
Kisah ini dialami oleh seorang cowok berjulukan Marto (20 tahun) dan Ibunya Karimah (51 tahun) di desa kecil yang ada di Kota Pemalang.
Pada suatu siang, Karimah pergi ke kawasan ricemill atau kawasan penggilingan padi untuk membeli beras.
Ricemill ini milik salah satu orang terkaya di desaku.
Penduduk disini sudah tahu betul bila sang pemilik ricemill melaksanakan nyupang (pesugihan). Bahkan orang-orang yang bekerja di kawasan ini pernah melihat penampakan Buto yang menjadi rewangannya.
Karimah tau akan hal ini, namun tetap saja membeli beras disini sebab harganya yang lebih murah dibandingkan di toko kelontong. Kalu di toko kelontong harganya per kilo Rp5.500, sedangkan disini harganya Rp5.000.
Karimah membeli beras 5 kilogram dengan uang Rp20.000, padahal seharusnya ia membayar sejumlah Rp25.000.
Karena uangnya kurang Rp5.000, akhrinya beliau tetapkan untuk utang saja ke pelayannya.
Karimah : "Mas, kurangnya utang dahulu yah, nanti kapan-kapan saya kembalikan."
Pelayan : "Iya, ndak apa-apa Bu...."
Setelah dilayani, beras tersebut kemudian dimasukkan dalam kantong kresek dan ditaruh di sepedanya.
Ia pun segera mengayuh sepedanya untuk menuju ke rumah.
#Marto Dicekik
Setibanya di rumah, Karimah pribadi menaruh berasnya di dapur dan duduk di ruang tamu untuk menonton televisi.
Sewaktu sedang menonton tv, ia mendengar ada bunyi asing ibarat orang yang sedang mengigau dari dalam kamar.
Karimah tak curiga.
Ia hanya berpikir bila anaknya, Marto sedang tidur siang dan mengigau pada umumnya.
Satu menit....
Dua menit....
Lima menit....
Karimah mulai curiga.
"Kok ini bocah ngigau terus yah? mimpi apaan nih anak yak? "Kata Karimah.
Akhirnya beliau menuju kamar anaknya dan membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia dikala melihat bahwa Marto sedang tidak tidur, melainkan ia sedang terlentang sambil memegangi lehernya.
Marto mencekik lehernya sendiri. Seolah-olah ada seseorang yang sedang mencekiknya dan ia berusaha melepaskan cekikannya tersebut.
Karimah panik dan segera meminta sumbangan para tetangganya.
Kemudian sesudah para tetangga berdatangan dan berusaha membacakan doa untuk Marto. Namun perjuangan mereka tak berhasil. Marto tetap ibarat tercekik dengan mata melotot.
Akhirnya salah seorang tetangga mengundang orang akil di desaku.
Setibanya dirumah, orang akil tersebut pribadi melihat kondisi marto dan menemui karimah.
Karimah : "Gimana mbah? apa yang bergotong-royong terjadi?"
Mbah : "Sebenarnya marto sedang dicekik buto."
Karimh : "Ya Allah, mbah...lalu gimana sekarang?"
Mbah : "Kamu tadi kemana saja? apa yang kau lakukan?"
Lalu Karimah bercerita bila ia barusaja pergi membeli beras di ricemill. Ketika membayar, ternyata uangnya kurang Rp5.000 dan karenanya ia berhutang.
Setelah mendengar kisah Karimah, orang akil tersebut kemudian menyuruhnya untuk segera melunasi hutangnya tersebut. Seketika itu juga karimah pribadi pergi secepatnya ke ricemill untuk melunasi kekurangannya.
Karimah : "Ini mas, kekuarangannya!"
Pelayan : "Lho, katanya kapan-kapan bu lunasinya."
Karimah : "Edyan! hutang 5 ribu saja anakku dijadikan tumbal!
Pelayan : (hanya termangu dan galau tidak tahu maksudnya)
Setelah melunasi hutangnya ia segera pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, ia melihat Marto sedang duduk di dingklik sambil dikerumuni orang-orang. Marto tampak kelelahan penuh keringat ibarat orang yang habis berkelahi.
Beberapa menit kemudian Marto dapat bernafas lega dan kembali pulih.
"To, apa yang bergotong-royong terjadi?" Tanya Tetangga.
"Aku habis dicekik buto besar dengan mata lebar dan mengerikan."Jawab Marto
Marto menceritakan sewaktu ia tidur siang, tiba-tiba saja badannya berat kemudian ia berusaha bangun. Namun ia tidak dapat sebab ada sosok buto besar duduk di atas tubuhnya.
Buto tersebut berusaha mencekiknya!
Dengan sekuat tenaga Marto berusaha melepaskan cekikannya tersebut, namun sangat sulit. Tetapi kita para tetangga nya melihat justru marto yang mencekik lehernya sendiri sebab mata kita tidak dapat melihat hal-hal ghoib.
Akhirnya ini menjadi pelajaran bagi kami semoga tidak coba-coba berhutang lagi pada orang yang nyupang (pemuja setan).
Seperti biasa, ini bukan kisah fiktif, melainkan pengalaman orisinil namun dengan nama-nama yang sengaja disamarkan untuk melindungi privasi orang-orang yang terlibat di dalam cerita.
Kisah ini dialami oleh seorang cowok berjulukan Marto (20 tahun) dan Ibunya Karimah (51 tahun) di desa kecil yang ada di Kota Pemalang.
Pada suatu siang, Karimah pergi ke kawasan ricemill atau kawasan penggilingan padi untuk membeli beras.
Ricemill ini milik salah satu orang terkaya di desaku.
Penduduk disini sudah tahu betul bila sang pemilik ricemill melaksanakan nyupang (pesugihan). Bahkan orang-orang yang bekerja di kawasan ini pernah melihat penampakan Buto yang menjadi rewangannya.
Karimah tau akan hal ini, namun tetap saja membeli beras disini sebab harganya yang lebih murah dibandingkan di toko kelontong. Kalu di toko kelontong harganya per kilo Rp5.500, sedangkan disini harganya Rp5.000.
Karimah membeli beras 5 kilogram dengan uang Rp20.000, padahal seharusnya ia membayar sejumlah Rp25.000.
Karena uangnya kurang Rp5.000, akhrinya beliau tetapkan untuk utang saja ke pelayannya.
Karimah : "Mas, kurangnya utang dahulu yah, nanti kapan-kapan saya kembalikan."
Pelayan : "Iya, ndak apa-apa Bu...."
Setelah dilayani, beras tersebut kemudian dimasukkan dalam kantong kresek dan ditaruh di sepedanya.
Ia pun segera mengayuh sepedanya untuk menuju ke rumah.
#Marto Dicekik
Setibanya di rumah, Karimah pribadi menaruh berasnya di dapur dan duduk di ruang tamu untuk menonton televisi.
Sewaktu sedang menonton tv, ia mendengar ada bunyi asing ibarat orang yang sedang mengigau dari dalam kamar.
Karimah tak curiga.
Ia hanya berpikir bila anaknya, Marto sedang tidur siang dan mengigau pada umumnya.
Satu menit....
Dua menit....
Lima menit....
Karimah mulai curiga.
"Kok ini bocah ngigau terus yah? mimpi apaan nih anak yak? "Kata Karimah.
Akhirnya beliau menuju kamar anaknya dan membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia dikala melihat bahwa Marto sedang tidak tidur, melainkan ia sedang terlentang sambil memegangi lehernya.
Marto mencekik lehernya sendiri. Seolah-olah ada seseorang yang sedang mencekiknya dan ia berusaha melepaskan cekikannya tersebut.
Karimah panik dan segera meminta sumbangan para tetangganya.
Kemudian sesudah para tetangga berdatangan dan berusaha membacakan doa untuk Marto. Namun perjuangan mereka tak berhasil. Marto tetap ibarat tercekik dengan mata melotot.
Akhirnya salah seorang tetangga mengundang orang akil di desaku.
Setibanya dirumah, orang akil tersebut pribadi melihat kondisi marto dan menemui karimah.
Karimah : "Gimana mbah? apa yang bergotong-royong terjadi?"
Mbah : "Sebenarnya marto sedang dicekik buto."
Karimh : "Ya Allah, mbah...lalu gimana sekarang?"
Mbah : "Kamu tadi kemana saja? apa yang kau lakukan?"
Lalu Karimah bercerita bila ia barusaja pergi membeli beras di ricemill. Ketika membayar, ternyata uangnya kurang Rp5.000 dan karenanya ia berhutang.
Setelah mendengar kisah Karimah, orang akil tersebut kemudian menyuruhnya untuk segera melunasi hutangnya tersebut. Seketika itu juga karimah pribadi pergi secepatnya ke ricemill untuk melunasi kekurangannya.
Karimah : "Ini mas, kekuarangannya!"
Pelayan : "Lho, katanya kapan-kapan bu lunasinya."
Karimah : "Edyan! hutang 5 ribu saja anakku dijadikan tumbal!
Pelayan : (hanya termangu dan galau tidak tahu maksudnya)
Setelah melunasi hutangnya ia segera pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, ia melihat Marto sedang duduk di dingklik sambil dikerumuni orang-orang. Marto tampak kelelahan penuh keringat ibarat orang yang habis berkelahi.
Beberapa menit kemudian Marto dapat bernafas lega dan kembali pulih.
"To, apa yang bergotong-royong terjadi?" Tanya Tetangga.
"Aku habis dicekik buto besar dengan mata lebar dan mengerikan."Jawab Marto
Marto menceritakan sewaktu ia tidur siang, tiba-tiba saja badannya berat kemudian ia berusaha bangun. Namun ia tidak dapat sebab ada sosok buto besar duduk di atas tubuhnya.
Buto tersebut berusaha mencekiknya!
Dengan sekuat tenaga Marto berusaha melepaskan cekikannya tersebut, namun sangat sulit. Tetapi kita para tetangga nya melihat justru marto yang mencekik lehernya sendiri sebab mata kita tidak dapat melihat hal-hal ghoib.
Akhirnya ini menjadi pelajaran bagi kami semoga tidak coba-coba berhutang lagi pada orang yang nyupang (pemuja setan).
0 Komentar untuk "Dicekik Buto Ricemill Gara-Gara Hutang 5 Ribu"