Selamat pagi gan,
Di pagi hari yang cerah ini saya mau mengembangkan kisah mengerikan yang dialami tetangga desaku. Ini insiden faktual dan sering terjadi di desa ini.
Oke, pribadi saja berikut ini kisah lengkapnya.
Suatu hari di awal Bulan Syuro (bulan jawa) salah seorang perjaka sebut saja Danu, pergi ke daerah majikannya. Danu yakni perjaka berusia 35 tahun dan sehari-harinya bekerja sebagai nahkoda kapal.
Danu tinggal di sebuah desa di pesisir utara Kota Pemalang yang lebih banyak didominasi penduduknya sebagian besar yakni seorang nelayan.
Seperti kebiasaan yang ia lakukan sehari-hari, sebelum melaut biasanya ia pergi ke rumah majikan pemilik kapal atau kalau di desaku disebut sebagai Juragan kapal. Ia pergi ke sana untuk meminta "raman" atau bekal untuk perjalanan melaut. Biasanya bekalnya berupa masakan dan beberapa puluh liter jerigen solar.
Ia tahu ini yakni bulan Syuro yang populer dengan aroma mistisnya. Setiap tahun di desaku ini niscaya ada insiden awak kapal yang mati mendadak secara tidak wajar.
Mulai dari ada yang sakit perut kemudian mati, sakit kepala kemudian mati, tiduran di kapal kemudian mati, tiba-tiba nyemplung dari kapal kemudian mati dan insiden absurd lainnya.
Ini insiden biasa di desa kami..dan sudah menjadi diam-diam umum.
#Juragan Pengabdi Setan
Danu tahu persis kalau juragan atau bosnya itu adala seorang pengabdi setan.
Ia tahu betul setiap tahun ada saja awak kapal yang bekerja di kapalnya yang mati secara tidak wajar, namun alasannya yakni kebutuhan ekonomi dan pendapatan yang besar sebagai seorang nahkoda kapal maka ia tetap saja menikmati profesinya.
Danu : "Sore bos, menyerupai biasa kita mau minta bekal nih."
Bos : "Oh iya, sudah tak siapkan tuh di samping rumah."
Danu : "Oke bos."
Bos : "Nu, hari ini usahakan tangkap ikan yang banyak yah, soalnya lagi banyak kebutuhan ni."
Danu : "Oke bos, siaaapp!!"
Setelah mengambil perbekalan dari rumah juragannya, ia kemudian segera menuju ke dermaga kapal dan melaut bersama beberapa orang anak buah kapal (ABK).
Kapal Nelayan |
Dengan perintah Danu, para ABK kapal segera membentangkan jaring panjang di lautan untuk menjala ikan-ikan yang ada. Biasanya proses ini berlangsung selama berjam-jam.
Sambil menunggu hasil tangkapan, danu duduk di kamar kapten (sebutan untuk ruang kendai perahu) sambil merokok dan sesekali ngobrol denan ABK nya.
Ditengah-tengah obrolan, ada salah seorang ABK berjulukan Aji yang tiba-tiba jatuh tersungkul di lantai kapal.
Roni : "Eh lihat! aji jatuh."
Dedi : "Kenapa ji? katakan!"
Aji : "Aduuuh perutku sakiiittt (sambil memegang perutnya)."
Tiba-tiba suasana menjadi gaduh dan proses penangkapan ikan dilarang sejenak.
Mendengar kegaduhan yang terjadi, Danu selaku Nahkoda keluar dari kamar kapten dan menyidik apa yang terjadi. Ternyata salah seorang ABK berjulukan Aji sedang kesakitan. Aji yakni ABK nya yang sekaligus juga sepupunya sendiri.
Danu : "Ji, kau kenapa Ji?"
Aji : "Aduuuh mas, perutku tiba-tiba sakit sekali."
Danu : "Eh, cepet ambilin balsem kemudian oleskan diperutnya!"
Teman-teman Aji segera melaksanakan tindakan pertolongan pertama yaitu dengan mengoleskan balsem sambil memijat-mijat perutnya. Berharap biar Aji cepat sembuh.
Teman-temannya melihat Aji sedang sakit perut.
Tetapi....
Ada hal yang berbeda dalam pandangan Danu.
Tiba-tiba Danu menjauh dari lokasi kerumunan dan melangkah ke belakang beberapa meter.
Tubuh danu menggigil dan dengan rasa ketakutan yang amat luar biasa.
Baru kali ini ia merakasan ketakutan yang amat sangat sepanjang hidupnya.
Danu melihat badan Aji sedang dililit ular raksasa!
Iya, Danu dengan mata kepalanya sendiri melihat badan ponakannya tersebut sedang dililit ular besar. Ular tersebut sedang berusaha meremukkan tulang-tulang Dani dengan lilitan kuatnya.
Namun, anehnya hanya Danu yang melihat ular tersebut. Sedangan teman-teman Aji tak ada satupun yang melihatnya.
Ular tersebut berukuran sangat besar dengan taring tajam dan panjang, mata merah, dan berwarna hijau pekat. Benar-benar menakutkan.
Danu hanya sanggup membisu dan mematung sambil beristighfar menyebut namaNya.
Astaghfirullahhhh....
Astaghfirullaahhhh...
Ya Allah....Ya Allah....
Danu sadar kalau ternyata Aji sedang dijadikan tumbal oleh juragannya sendiri. Dia tak menyangka ternyata hari ini sepupunya sendiri yang harus mati alasannya yakni tumbal.
#Pulang
Melihat situasi yang semakin genting, alhasil Danu tetapkan untuk segera pulang dan membatalkan pencarian ikan. Ia tak peduli dengan hasil tangkapan lagi.
Pokoknya ia harus segera pulang.
Satu jam kemudian alhasil kapal tiba di dermaga.
Namun...
Nyawa Aji sudah tak bernafas. Aji telah meninggal dunia.
Seketika tangis Danu dan para ABK kapal pecah dan masih tak percaya kalau Aji telah meninggal dunia. Padahal tadi pagi dikala berangkal melaut, Aji dalam keadaan sehat dan masih tertawa riang dengan leluconnya.
Aji segera dibawa ke rumahnya...
#Tangis Penyesalan
Ketika mayat tiba dirumahnya, Danu pribadi mencari ibunya Aji dan memeluknya sambil berkata..
Danu : "Likkk, Bulik... maafin aku... (sambil menangis)."
Daniem : " Ada apa Nu? itu kok ada orang rame-rame?"
Danu : "Maafin saya lik,.."
Daniem : "Eh, kenapa sih?cepet jelasin ke bulik!"
Danu : "Aji sudah gak ada Lik..."
Daniem : "Apa???"
Mendengar kabar meninggalnya Aji, Daniem pribadi pingsan dan tak sadarkan diri selama beberapa menit.
Setelah para tetangga berduyun-duyun datang, Daniem tersadar dan menangis sejadi-jadinya tak percaya kalau anaknya telah meniggal dunia. Padahal Aji tak mempunyai riwayat penyakit serius. Ia berangkat melaut dalam keadaan sehat sewaktu berpamitan dengan ibunya.
Danu memeluk Daniem dan sambil terus meminta maaf.
Akhirnya Danu menjelaskan apa yang telah dilihatnya. Ia melihat ada ular besar yang memilit badan Aji sewaktu di atas kapal. Ia tahu kalau ular tersebut yakni sesembahan juragannya.
Ia menjelaskan kalau Aji telah menjadi tumbal majikannya.
Daniem tak sanggup berbuat apa-apa dan hanya sanggup pasrah sehabis mendengar klarifikasi Danu. Ia berharap biar juragannya tersebut mendapat tanggapan setimpal dari yang Maha Kuasa.
Akhirnya Aji dimakamkan hari itu juga.
#Danu Keluar
Setelah melihat simpulan hidup sepupunnya sendiri, Danu tetapkan untuk tidak bekerja lagi dengan majikannnya. Ia menentukan untuk mencari majikan yang tidak menyembah setan.
Kalau di desaku, biasanya para juragan yang melaksanakan pesugihan maka tangkapan ikannya benar-benar luar biasa banyak. Dalam satu hari saja, para ABK sanggup mengantongi uang 500-2 juta per hari. Itu jumlah yang tak wajar, mengingat mereka hanya mencari ikan dalam waktu sehari di Laut Jawa.'
Seandainya mereka melaut di Samudera Hindia atau bahari Selatan Jawa mungkin saja jumlah tersebut masih wajar, tetapi kalau di Pantai Utara jawa rasanya tidak wajar.
Beberapa hari sehabis Danu keluar, ia mendapat kabar kalau kapal yang dimiliki majikannya tersebut telah membawa pulang hasil tangkapan yang sangat banyak.
Menurut penuturan salah satu ABK nya, anehnya dikala mereka melaut, seakan-akan ikan-ikan yang ada di bahari malahan mengikuti kapalnya dan berkumpul di sekitar kapal. Sehingga mereka dengan mudahnya menangkap ikan-ikan tersebut.
Padahal kalau hari-hari biasanya malahan kita susah sekali mencari ikan. Paling-paling para ABK hanya mengantongi uang 50-100rb per harinya.
Ini aneh.
Mendengar kisah tersebut, Danu semakin yakin kalau majikannya memang seorang pemuja setan dan sepupunya telah dijadikan tumbal olehnya.
Kini Danu masih bekerja menjadi seorang nahkoda kapal. Namun, pendapatan sehari-harinya tidak sebesar dikala bekerja pada juragannya dulu. Meskipun begitu, ia tetap bersyukur mencari rejeki halal yang tak harus menumbalkan ABK nya.
Sekian....
0 Komentar untuk "Tetanggaku Menjadi Tumbal Pesugihan Juragan Kapal"