Materi Lengkap! Mitigasi Bencana

Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami peristiwa alam. Posos geografis yang berada di antara pertemuan tiga lempeng menciptakan Indonesia rawan akan terjadinya peristiwa alam. Keadaan tersebut tidak lantas menciptakan Indonesia untuk berpangku tangan.

Meskipun musibah merupakan insiden tidak sanggup kita hindari dan tidak sanggup diperkirakan kapan dan dimana terjadinya, setidaknya kita bisa melaksanakan upaya pencegahan atau mitigasi bencana.

Sebagai insan citpaan Tuhan YME yang berbudi dan cerdik maka kita ditunjut untuk berpikir mengenai upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi peristiwa yang tejadi di Indonesia ini.


Bencana alam merupakan insiden atau rangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor insan sehingga menimbulkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut KBBI, peristiwa yakni sesuatu yang menimbulkan atau menimbulkan kerusakan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan, bahaya, dan sebagainya.

Bencana alam sanggup terjadi secara tiba-tiba atau melalui proses yang berlangsung secara perlahan.

Beberapa jenis peristiwa menyerupai gempa bumi, hampir mustahil diperkiraan secara akurat kapan, di mana akan terjadi dan besaran kekuatannya.

Namun, untuk beberapa peristiwa lainnya menyerupai banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, tsunami, dan anomali cuaca masih sanggup diramalkan sebelumnya.

Meskipun demikian, insiden peristiwa selalu menunjukkan dampak kejutan  dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi.

Ketidakberdayaan insan dan kurang baiknya administrasi keadaan darurat telah menimbulkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sam;pai kematian.

1. Gempa Bumi
Gempabumi yakni insiden pelepasan energi yang menimbulkan pergeseran pada kepingan dalam bumi secara tiba-tiba. Ada beberapa tanda-tanda alam yang perlu diperhatikan dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa bumi.

#Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga:

a. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akhir adanya acara magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.

b. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya acara tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau musibah di bumi, getaran gempa bumi yang besar lengan berkuasa bisa menjalar keseluruh kepingan bumi.

c. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

d. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.

e. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan yakni gempa bumi yang disebabkan oleh acara dari manusia, menyerupai peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi


#Berikut tanda-tanda alam yang perlu dicermati sebelum terjadi gempa bumi:

a. Awan Aneh
Adanya awan yang berbentuk absurd menyerupai pohon/batang, bentuknya berdiri, itu yakni awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

b. Medan Elektromagnetis
Sebelum terjadi gempa biasanya terjadi gangguan medan elektomagnetis. Adapun cara menguji gangguan tersebut sebagai berikut:
  • Cek siaran televisi, apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa lantaran apa pun
  • Mintalah orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teks yang diterima awut-awutan atau tidak
  • Matikan pemikiran listrik dan cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arus listrik
c. Tingkah Laku Hewan
Perhatikan sikap hewan-hewan yang ada di sekitar kita, apakah hewan-hewan tersebut bertingkah laris absurd atau tidak. Insting binatang biasanya tajam dan binatang bisa mencicipi gelombang elektromagnetis

d. Air Tanah Surut
Perhatikan apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut atau tidak menyerupai biasanya.

2. Tsunami
Tsunami yakni gelombang maritim dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan spontan dasar laut. Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vukkanik, atau longsoran. Kecepatan trunami yang naik ke daratan berkurang menjadi 25-100 km/jam.

#Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain : 
  • Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak hingga pantai tinggi gelombang ini sanggup mencapai 30 meter. 
  • Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang maritim (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai pola gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut. 
  • Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih usang 12-24 jam. 
  • Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman maritim berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.

#Berikut tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggi pantai
  • Air maritim yang surut secara tiba-tiba
  • Aroma garam yang sangat menyengat
  • Dari kejauhan tampak gelombang besar dan bunyi gemuruh yang sangat keras

3. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi merupakan kepingan dari acara vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif lantaran bekerjasama dengan batas lempeng.

Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan suhu yang sangat tinggi sehingga bisa melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).

Magma akan mengintrusi batuan  atau tanah di sekitanya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan Bumi. Gunung berapi yang akan meletus sanggup diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
  • Suhu di sekitar gunung naik. 
  • Mata air menjadi kering 
  • Sering mengeluarkan bunyi gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)  
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu 
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi 

Berikut yakni hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
  • Gas vulkanik Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada ketika meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang sanggup membahayakan manusia.
  • Lava dan pemikiran pasir serta kerikil panas Lava yakni cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti pemikiran sungai sedangkan lava kental akan membeku bersahabat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk majemuk batuan.
  • Lahar Lahar yakni lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
  • Hujan Abu Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara ketika terjadi letusan. Karena sangat halus, bubuk letusan sanggup terbawa angin dan dirasakan hingga ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
  • Awan panas Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung menyerupai awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas sanggup menimbulkan luka bakar pada badan yang terbuka menyerupai kepala, lengan, leher atau kaki dan juga sanggup menimbulkan sesak napas.

4. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akhir dari terganggunya kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.

Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi epilog dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar sanggup dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

a. Faktor alam
Faktor alam penyebab terjadinya longsor, sebagai berikut:
  • Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan kerikil lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
  • Iklim : curah hujan yang tinggi.
  • Keadaan topografi : lereng yang curam.
  • Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, pengikisan dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
  • Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, contohnya tanah kritis.
  • Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran kemudian lintas kendaraan. 
b. Faktor manusia
Aktivitas insan yang sanggup menimbulkan longsor, sebagai berikut:
  • Pemotongan tebing pada penambangan kerikil di lereg yang terjal.
  • Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
  • Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
  • Penggundulan hutan.
  • Budidaya kolam ikan diatas lereng.
  • Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
  • Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang alhasil merugikan sendiri.
  • Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.


#Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut:
  • Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi sehabis hujan.
  • Munculnya mata air gres secara tiba-tiba.
  • Tebing ringkih dan kerikil mulai berjatuhan.
  • Jika ekspresi dominan hujan biasanya air tergenang, menjelang peristiwa itu, airnya pribadi hilang.
  • Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
  • Runtuhnya kepingan tanah dalam jumlah besar.
  • Pohon/tiang listrik banyak yang miring
  • Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.

 Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan pemikiran materi rombakan.

Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa insan yakni pemikiran materi rombakan.

5. Banjir
Banjir yakni kondisi dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. Banjir bandang yakni banjir yang tiba secara tiba-tiba yang disebabkan tersumbatnya sungai maupun lantaran penggundulan hutan di sepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

Banjir pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
  • Hutan gundul sehingga air yang turun pribadi menuju permukaan bumi dan tidak ada yang menyerapnya
  • Selokan/saluran air yang tersumbat lantaran pembuangan sampah yang sembarangan
  • Daerah resapan air di daerah permukiman yang kurang
  • Pendangkalan sungai
  • Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke sungai maupun got
  • Pembuatan susukan air yang tidak memenuhi syarat
  • Air laut, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan
  • Pembuatan tanggul yang kurang baik


Berdasarkan penyebabnya, banjir sanggup dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
  • Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia
  • Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akhir pasang maritim maupun meningginya gelombang maritim akhir badai.
  • Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan insan menyerupai bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.
  • Banjir akhir kegagalan bendungan alam atau penyumbatan pemikiran sungai akhir runtuhnya/longsornya tebing sungai. 

6. Kekeringan
Kekeringan yakni kekerabatan antara ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air, baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan.

7. Angin Topan
Angin topan yakni pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan katulistiwa.

Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam satu sistem cuaca.

Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah dengan kecepatan sekitar 20km/jam.

Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.


7. Gelombang Pasang
Gelombang pasang air maritim yang melebihi batas normal dan sanggup menimbulkan bahaya, baik di lautan maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi lantaran adanya angin kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan lantaran ada imbas dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 km/jam.

8. Kebakaran
Kebakaran yakni situasi di mana suatu tempat atau lahan atau bangunan dilanda api serta hasilnya menimbulkan kerugian. Kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh beberapa hal berikut.


  • Aktivitas insan yang memakai api di daerah hutan dan lahan sehingga menimbulkan peristiwa kebakaran
  • Faktor alam yang sanggup memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan
  • Jenis tumbuhan yang sejenis dan mempunyai titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menimbulkan semakin rentan terhadap ancaman kebakaran
  • Angin yang cukup besar sanggup memicu dan mempercepat menjalarnya api
  • Topografi yang terjal semakin mempercepat merembetnya api dari bawah ke atas.

9. Tornado
Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.

Ciri ciri datangnya Tornado:

  •  Langit terlihat hitam atau mendung.
  • Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)
  • Setelah terjadi angin kencang hujan maka suasana akan hening namun langit semakin hitam gelap
  • Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
  • Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya bunyi nya menyerupai air terjun, namun usang lama menjelma menyerupai bunyi jet yang sangat keras 

Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini bila lapisan udara hambar berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang menimbulkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah tepat maka sebuah tornado bisa mempunyai kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.

Proses terjadinya angin kencang tornado: Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menimbulkan suhu tanah meningkat.

Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik. Ketika udara panas, udara lembab dan hambar memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas.

Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta. Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menimbulkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.

Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah. 


1. Gempa bumi Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi lantaran dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di maritim sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal

 2. Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua. Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun menurut letak) Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya) Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
 Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Gunung Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
\Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m) Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947) Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)
 3. Tanah longsor
4. Banjir
5. Arus maritim dan ombak besar
6. Tsunami
7. Kekeringan
8. Kebakaran hutan
9. Bencana angin: angin kencang tropis dan puting bliung
10. Gas beracun

Bencana alam yang terjadi di Indonesia sanggup disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Berbagai peristiwa tersebut harus kita tanggulangi secara bersama sesuai dengan jenis maupun karakteristik peristiwa itu sendiri.

Berikut upaya mitigasi terhadap aneka macam peristiwa yang terjadi di muka bumi ini.

1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa yang sering melanda Indonesai. Posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia menimbulkan negara ini berpotensi terjadi gempa bumi.

Mitigasi terhadap peristiwa gempa bumi sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Sebelum Terjadi Gempa

  • Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
  • Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap guncangan
  • Pipa susukan gas dan pipa susukan air dipastikan tidak bocor dan tertutup ketika tidak dipakai untuk mencegah peristiwa pengiring gempa menyerupai kebakaran dan gangguan sanitasi
  • Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari kekerabatan singkat akhir guncangan dan pastikan berfungsi dengan baik

b. Saat Terjadi Gempa

  • Jika berada di dalam ruangan usahakan tetap hening dan tidak panik; gunakan pintu dan tangga darurar untuk keluar dan jangan memakai lift atau elefator; jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, ataupun benda-benda yang menggantung, tetapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh; dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi di luar bangunan selang beberapa lama
  • Jika berada di luar ruangan: carilah tanah lapang; jangan berlindung di bawah pohon atau tempat bersahabat tiang/gardu listrik; dan bila getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri
  • Jika sedang mengemudikan kendaraan: hentikan perjalanan dan segera menepi atau persimpangan jalan; jangan segera malanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama

c. Setelah Terjadi Gempa

  • Periksa diri anda dan orang di sekeliling anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-luka
  • Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan pertama dan segera bawa ke puskesmas/rumah sakit terdekat
  • Nyalakan radio atau televisi untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah
  • Jika getaran gempa cukup kuat, untuk sementara dirikanlah tenda-tenda darurat di halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan
  • Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah anda, bila terdapat puing-puing segera bersihkan.








































Penyusunan kelembagaan penanggulangan peristiwa sangat diharapkan mengingat potensi peristiwa yang cukup besar di Indonesia. Berikut ini merupaka forum penanggulangan peristiwa yang di Indonesia:

1. Kementrian Sosial
Kementrian sosial mempunyai wewenang dalam menunjukkan bantuan, contohnya pertolongan peristiwa alam, proteksi dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

2. Palang Merah Indonesia (PMI)
Palang Merah Indonesia merupakan organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.

Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaanya juga tidak melaksanakan pembedaan, tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

PMI berkewajiban menunjukkan pertolongan dan pertolongan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara professional menurut prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Kegiatan repons peristiwa yang diutamakan PMI mencakup penyelamatan penyelamatan korban dan pertolongan pertama dengan memprioritaskan kaum rentan, menyerupai ibu hamil/menyusui, anak-anak, dan manula.

3. BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan sebuah forum pemerintah non departemen yang mempunyai kiprah membantu Presiden RI dalam mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan penanganan peristiwa dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan sehabis terjadi peristiwa yang mencakup pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

4. Basarnas
Badan SAR Nasional (Basarnas) yakni forum pemerintah non kementrian yang bertugas melaksanakan kiprah pemerintahan di bidang pencarian dan pertologan. Tugas dan fungsi Basarnas yakni penanganan musibah pelayaran, penerbangan, dan musibah dalam upaya pencarian dan pertolongan ketika terjadinya bencana.

5. BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan forum pemerintah non departemen Indonesia yang mempunyai kiprah pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

6. PVMBG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor sentra di Bandung dan mempunyai kiprah melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi peristiwa geologi.



e. lokasi

Related : Materi Lengkap! Mitigasi Bencana

0 Komentar untuk "Materi Lengkap! Mitigasi Bencana"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)