Halo gan,
Kali ini saya mau mengembangkan pengalaman wacana mengatasi siswa yang beci dengan kita (guru).
Tahun pertama menjadi guru, saya ditugaskan untuk mengajar siswa dari kelas X, XI, dan XII. Karena ini tahun pertama dan belum berpengalaman, akibatnya saya mendapat banyak sekali macam kendala.
Salah satunya yaitu sangat dibenci oleh salah seorang murid saya.
Sewaktu saya gres masuk ke kelas XII, ada seorang anak yang terkesan meremehkan dan benci dengan saya. Sebut saja Bayu (bukan nama aslinya).
Bayu duduk di pojok kelas formasi paling belakang.
Sewaktu saya menjelaskan bahan pelajaran, saya mengamati ia selalu mengulang-ulang kalimat yang saya ucapkan sambil memasang muka sinis.
Dari tatapan matanya, saya bisa membaca seakan-akan di berkata "lu guru apaan sih? kayaknya lu bego amat."
Awalnya saya memakluminya alasannya yaitu kita memang belum kenal. Mereka juga belum tahu kemampuan saya. Mereka mungkin hanya menilai saya dari segi fisik yang kurang meyakinkan.
Menghadapi situasi menyerupai ini, saya menciptakan suatu trik.
#Guru Pintar
Sebelum pelajaran dimulai, saya tampilkan suatu video yang menciptakan mereka ingin tau dan bertanya-tanya. Bahkan tak ada satupun yang bisa mejelaskannya.
Misalnya terjadinya lubang besar di tengah kota secara tiba-tiba.
Setelah bawah umur merasa bingung, barulah saya jelaskan bagaimana proses terjadinya lubang besar tersebut, kenapa bisa terbentuk, dan dimana saja lubang itu muncul.
Lalu saya persilahkan siswa untuk bertanya apapun yang ingin mereka tanyakan. Meskipun pertanyaannya aneh, saya persilahkan.
Setelah mereka tanya, barulah saya menjawab semua pertanyaan tersebut dengan bahasa yang seakan-akan rumit dan hanya dimengerti oleh mereka yang benar-benar 'pintar'.
Dari sinilah image 'guru pintar' mulai terbentuk.
#Memuji Siswa Pembenci Kita
Setelah mempunyai image sebagai 'guru pintar' saya lihat Bayu mulai sedikit ada rasa hormat, namun ia tetap ada rasa benci yang dalam.
Sebelumnya saya belum pernah sekalipun bertemu dengannya di luar sekolah, namun anehnya ia begitu benci terhadap saya.
Akhirnya saya menggunakan trik kedua, yaitu PUJIAN.
Saya tahu, ia anak yang pandai. Dan ia ingin DIANGGAP berakal oleh orang lain. Hal ini bisa dijadikan senjata untuk menghancurkan kebenciannya.
Setiap kali selesai menjelaska bahan pelajaran, saya lemparkan pertanyaan-pertanyaan pada para siswa. Dan yang pertama saya tanya yaitu Bayu.
Benar saja, Bayu selalu sanggup menjawab pertanyaan yang saya lemparkan.
Apapun jawabannya, saya selalu meminta teman-temannya untuk tepuk tangan alasannya yaitu keberaniannya menjawab.
"Bagus Bayu, tanggapan yang luar biasa!" Kataku.
Entah sempurna atau tidak, yang penting kita puji saja. Karena ini membuatnya merasa DIAKUI kehebatannya oleh gurunya sendiri.
"Anak-anak, Bayu ini siswa yang cerdas. Saya yakin suatu dikala Bayu bisa menjadi orang sukses."Kata ku.
Beberapa bulan kemudian sehabis saya menerapkan trik ini, akibatnya Bayu mulai berubah. Ia menjadi sangat antusias dengan pelajaran saya. Bahkan lebih menghormati saya jikalau dibandingkan teman-teman sekelasnya.
Kesimpulan dari goresan pena ini yaitu "terkadang memuji dan mengakui kehebatan siswa di depan teman-temannya, bisa menjadi senjata ampuh untuk mendapat hati mereka."
Kali ini saya mau mengembangkan pengalaman wacana mengatasi siswa yang beci dengan kita (guru).
Tahun pertama menjadi guru, saya ditugaskan untuk mengajar siswa dari kelas X, XI, dan XII. Karena ini tahun pertama dan belum berpengalaman, akibatnya saya mendapat banyak sekali macam kendala.
Salah satunya yaitu sangat dibenci oleh salah seorang murid saya.
Sewaktu saya gres masuk ke kelas XII, ada seorang anak yang terkesan meremehkan dan benci dengan saya. Sebut saja Bayu (bukan nama aslinya).
Bayu duduk di pojok kelas formasi paling belakang.
Sewaktu saya menjelaskan bahan pelajaran, saya mengamati ia selalu mengulang-ulang kalimat yang saya ucapkan sambil memasang muka sinis.
Dari tatapan matanya, saya bisa membaca seakan-akan di berkata "lu guru apaan sih? kayaknya lu bego amat."
Awalnya saya memakluminya alasannya yaitu kita memang belum kenal. Mereka juga belum tahu kemampuan saya. Mereka mungkin hanya menilai saya dari segi fisik yang kurang meyakinkan.
Menghadapi situasi menyerupai ini, saya menciptakan suatu trik.
#Guru Pintar
Sebelum pelajaran dimulai, saya tampilkan suatu video yang menciptakan mereka ingin tau dan bertanya-tanya. Bahkan tak ada satupun yang bisa mejelaskannya.
Misalnya terjadinya lubang besar di tengah kota secara tiba-tiba.
Setelah bawah umur merasa bingung, barulah saya jelaskan bagaimana proses terjadinya lubang besar tersebut, kenapa bisa terbentuk, dan dimana saja lubang itu muncul.
Lalu saya persilahkan siswa untuk bertanya apapun yang ingin mereka tanyakan. Meskipun pertanyaannya aneh, saya persilahkan.
Setelah mereka tanya, barulah saya menjawab semua pertanyaan tersebut dengan bahasa yang seakan-akan rumit dan hanya dimengerti oleh mereka yang benar-benar 'pintar'.
Dari sinilah image 'guru pintar' mulai terbentuk.
#Memuji Siswa Pembenci Kita
Setelah mempunyai image sebagai 'guru pintar' saya lihat Bayu mulai sedikit ada rasa hormat, namun ia tetap ada rasa benci yang dalam.
Sebelumnya saya belum pernah sekalipun bertemu dengannya di luar sekolah, namun anehnya ia begitu benci terhadap saya.
Akhirnya saya menggunakan trik kedua, yaitu PUJIAN.
Saya tahu, ia anak yang pandai. Dan ia ingin DIANGGAP berakal oleh orang lain. Hal ini bisa dijadikan senjata untuk menghancurkan kebenciannya.
Setiap kali selesai menjelaska bahan pelajaran, saya lemparkan pertanyaan-pertanyaan pada para siswa. Dan yang pertama saya tanya yaitu Bayu.
Benar saja, Bayu selalu sanggup menjawab pertanyaan yang saya lemparkan.
Apapun jawabannya, saya selalu meminta teman-temannya untuk tepuk tangan alasannya yaitu keberaniannya menjawab.
"Bagus Bayu, tanggapan yang luar biasa!" Kataku.
Entah sempurna atau tidak, yang penting kita puji saja. Karena ini membuatnya merasa DIAKUI kehebatannya oleh gurunya sendiri.
"Anak-anak, Bayu ini siswa yang cerdas. Saya yakin suatu dikala Bayu bisa menjadi orang sukses."Kata ku.
Beberapa bulan kemudian sehabis saya menerapkan trik ini, akibatnya Bayu mulai berubah. Ia menjadi sangat antusias dengan pelajaran saya. Bahkan lebih menghormati saya jikalau dibandingkan teman-teman sekelasnya.
Kesimpulan dari goresan pena ini yaitu "terkadang memuji dan mengakui kehebatan siswa di depan teman-temannya, bisa menjadi senjata ampuh untuk mendapat hati mereka."
0 Komentar untuk "Pengalaman Mengatasi Siswa Yang Benci Dengan Guru"