Ini yakni sebuah kisah kasatmata yang dialami seorang ibu muda berjulukan Sari (20 tahun) di sebuah desa kecil di pantai utara Pemalang. Desa ini dinamakan Desa Asemdoyong.
Kisah ini terjadi pada tahun 1970an.
Kala itu Desa Asemdoyong tidak seramai kini ini (2019), melainkan masih berupa desa yang asri, dengan jumlah penduduk sangat sedikit dan jarak antarrumah penduduk yang berjauhan.
Di kanan-kiri rumah penduduk masih banyak terdapat pekarangan kosong dengan tanaman pohon-pohon tinggi besar yang terkesan angker.
#Diajak Tetangga
Suatu sore menjelang magrib, salah seorang tetangga, berjulukan Ratinah (35 tahun) berkunjung ke rumah Sari . Ratinah berniat untuk mengajak Sari ke warung sehabis magrib.
Ratinah : "Assalamualaikum... Ri..."
Sari : "Waalaikum salam, eh Ratinah. Ada apa nah?"
Ratinah : "Nanti habis magrib kita belanja ke warung kelontong yuh, bumbu dapur udah habis ni."
Sari : "Iya, kebetulan cabai dan trasi di dapur juga udah pada habis."
Ratinah : "Beneran, yah. Nanti saya jemput habis sholat magrib."
Sari : "Iya, tak tungggu Mbak."
Waktu itu, belanja ke warung di sesudah matahari terbenam yakni hal yang menakutkan. Karena kondisi desa yang gelap, belum ada penerangan listrik. Jadi, warga desa hanya sanggup mengandalkan obor sebagai sumber penerangan sewaktu bepergian.
Belum ada sepeda motor, apalagi grab food.
Oleh sebab itu, kalau para ibu-ibu mau belanja ke warung biasanya mereka pergi bareng-bareng supaya tidak terjadi hal-hal mengerikan selama di perjalanan.
Apalagi jarak antaran rumah ke warung sekitar 2 km atau sekitar 30 menit jalan kaki.
Setelah menciptakan komitmen dengan Sari , Ratinah segera pulang ke rumahnya...
#Didengar Lelembut
Rupanya ada yang menguping pembicaraan antara Sari dan Ratinah.
Bukan suami atau anaknya sendiri, melainkan lelembut yang kebetulan lewat disamping rumahnya.
Lelembut tersebut kemudian menciptakan rencana untuk menculik Sari setelah magrib tiba.
#Magrib Tiba
Ketika magrib tiba, dan Sari sedang menyusui anaknya yang masih bayi, tiba-tiba ada seorang perempuan yang mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil-manggil namanya dari luar rumah.
"Tok tok tok. Sariiii....Riii...., katanya mau ke warung?" Seru Wanita
Mendengar panggilan yang berulang-ulang, risikonya Sari segera bergegas ke luar rumah dan melihat siapa perempuan yang dari tadi memanggil-manggil namanya.
Setelah membuka pintu, Sari melihat sesosok perempuan tersebut. Ternyata perempuan itu yakni Ratinah, temannya sendiri.
Sari :"Lho, Tinah, ini kan masih magrib kok kau sudah datang?"
Ratinah :"Iya Sar, soalnya biar kita gak kemaleman pulangnya."
Sari : "Iya juga sih, kalau terlalu malam kan serem."
Ratinah : "Jadi kan kita ke warungnya?"
Sari : "Iya jadi, yuh."
Tanpa curiga, Sari langsung pergi menuju warung dengan sosok yang mirip Ratinah. Padahal bekerjsama itu bukanlah Ratinah yang asli. Melainkan ia yakni lelembut yang sedang menyamar sebagai Ratinah.
#Sari Curiga
Setelah berjalan beberapa usang bersama sosok Ratinah, Sari mulai curiga. Dalam hati Sari bertanya tannya "Arah ke warung itu kan ke arah Timur, lah ini kok malah jalannya ke arah barat?"
Sari cuman bertanya-tanya dalam hati.
Selain itu, Sari juga merasa curiga dengan Ratinah.
Biasanya dikala sedang bersama, Ratinah yakni perempuan periang yang suka ngobrol sepanjang jalan sambil ketawa cekikikan. Ia juga selalu tersenyum dan sesekali bercanda dengan guyonannya.
Namun kali ini Ratinah terlihat pucat, murung dengan pandangan mata kosong dan lebih banyak diam.
Sari menduga kalau Ratinah mungkin sedang ada problem dengan suaminya sehingga ia agak pendiam kali ini. Mungkin mereka habis bertengkar hebat. Itu pikiran Sari .
#Kerajaan Jin
Setelah menempuh perjalana beberapa menit, tiba-tiba Ratinah berhenti dan jari telunjuknya menunjuk ke suatu arah.
Sari kemudian melihat ke arah yang ditunjukkan Ratinah.
Ternyata dari kejauhan terlihat sebuah istanah yang sangat megah berhias emas dan permata.
Istana ini benar-benar sangat megah dan teramat luas. Ini gres pertama kalinya Sari melihat bangunan sebagus ini. Sari pun lupa akan tujuan utamanya untuk keluar rumah, yaitu berbelanja.
Sari dibawa masuk ke dalam istanah megah tersebut.
Sewaktu berada di dalam istanah, ia melihat berbagai orang-orang yang berada di dalamnya. Mereka seolah-olah sedang menyiapkan program pesta besar.
Ada ibu-ibu yang sedang mengirisi bawang, cabai, sayuran.
Ada yang sedang memasak sop.
Ada bapak-bapak yang sedang memotong daging.
Suasananya benar-benar ramai dan menciptakan Sari terlena.
Sari hanya duduk di sebuah dingklik sambil melihat orang-orang bekerja.
Berhari-hari Sari berada di daerah tersebut. Aneka kuliner yang sangat yummy pun disajikan di depannya. Namun anehnya hal itu tak menciptakan Sari merasa lapar dan berniat menyantap makanan tersebut.
Ia hanya mengingat anaknya di rumah yang mungkin sedang menangis memanggil-manggil ibunya sebab tidak disusui beberapa hari.
Sari murung dan menangis....
Tiba-tiba...
Duaarrrrr.....duaarrr.....
Ada sesosok makhluk besar yang mennyambuk dirinya memakai cemeti panjang.
Sari berteriak kesakitan sebab menerima cambukan yang amat menyakitkan tersebut...
Sosok tersebut terus mencambuk tubuh Sari , meski ia sudah memohon-mohon pada makhluk tersebut.
Setelah cambukan demi cambukan, suasana dapur yang tadinya sangat ramai penuh hidangan enak, kini berubah mirip neraka.
Suasananya berubah 180 derajat. Benar-benar mengerikan dan berbeda dengan apa yang Sari lihat sebelumnya. Ia melihat berbagai orang-orang yang diperbudak oleh setan dan sedang disiksa.
Mereka penuh darah dan ketakutan sambil berteriak-teriak kesakitan.
#Ratinah Menghampiri
Ditengah-tengah penyiksaan tersebut, tiba-tiba sosok Ratinah menghampirinya dan berkata padanya:
Ratinah :" Sar, kau sebaiknya makan biar gak disiksa oleh makluk besar itu!"
Sari : "Aku tidak mau! saya ingin pulang ke rumah!"
Ratinah : "Disini saja Sar, lebih enak. Kalau kau sudah makan, nanti gak akan disiksa lagi."
Sari : "Tidak!"
Sosok Ratinah terus berusaha merayu-rayu Sari supaya mau memakan apa yang dihidangkan kepadanya, namun Sari tetap menolaknya dengan keras.
Ratinah : "Don, kau disini saja nanti saya kawinkan dengan cowok itu (sambil menunjuk)"
Sari kemudian melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Ratinah dan mendapati sosok cowok berjulukan Koret. Koret dulunya yakni tetangganya Sari .
Ia tahu betul kalau Koret sudah meninggal beberapa tahun kemudian sebab tercebur di sungai dan jasadnya dimakan oleh buaya.
Sari : "Aku tidak mau! Dia itu Koret, tetanggaku sendiri. Dia sudah mati!"
Koret : "Eh Don, saya masih hidup. Lihat saja tubuhku sehat begini."
Sari : "Tidak. Kamu sudah mati beberapa tahun lalu."
#Keluarga Kebingungan
Disisi yang lain, Suami, Anak, dan Orang bau tanah Sari beserta para tetanggnya sedang kebingungan mencari keberadaan Sari . Sudah beberapa hari ia tak kembali ke rumah sejak berpamitan ke suaminya untuk pergi ke warung.
Menurut penuturan orang pandai di desa, Sari sedang berada di alam lelembut.
Oleh sebab itu, dari pihak keluarga terus berusaha meminta dukungan para ulama desa dan mengadakan tahlilan untuk mendoakan Sari .
Berkat doa tersebut, sewaktu di alam lelembut Sari masih mempunyai ingatan terhadap keluarganya. Ia juga tidak mau memakan semua kuliner yang disajikan didepannya. Seandainya ia memakan hidangan tersebut, pastilah Sari tak akan kembali ke rumah untuk selamanya.
Untunglah Allah masih menunjukkan pertolongan.
Setiap hari, keluarga dan para tetangga berusaha mencari Sari di seluruh penjuru desa. Berharap menemukan sosok Sari dalam keadaan baik-baik saja.
#Sari Ditemukan Warga
Setelah dilakukan pencarian berhari-hari, risikonya pada suatu malam salah seorang warga desa menemukan sesosok perempuan sedang duduk termenung di erat lokasi TPI (tempat pelelangan ikan).
TPI di desa ini memang populer angker dan banyak dihuni oleh para lelembut.
Setelah dekati memakai obor, ternyata sosok perempuan itu yakni Sari .
"Tolongggg....tolonggg....aku lihat Sari !!"Teriak Warga
Setelah warga berdatangan, mereka mencoba bertanya pada Sari tentang apa yang ia lakukan malam-malam di daerah angker tersebut. Namun, Sari hanya diam dan membisu.
Ia mirip orang linglung yang kehilangan ingatan.
Akhirnya Sari dibawa pulang ke rumahnya untuk dirawat.
#Teror Malam
Setiap malam tiba, ada suara-suara ajaib yang terdengar dari luar rumahnya.
Setiap malam ada bunyi orang yang mengetuk-ngetuk pintu, memanggil-manggil nama Sari dan mengajaknya untuk kembali ke kerajaan lelembut.
Kadang juga ada bunyi mirip ledakan di atap rumahnya.
Hal ini menciptakan keluarga Sari menjadi ketakutan.
Mereka mirip diteror.
Setelah berkonsultasi pada orang pintar, ternyata suara-suara tersebut berasal dari lelembut yang dulu menculik Sari . Lelembut tersebut tidak rela bila Sari masih hidup dan kembali bersama keluarganya.
Peristiwa teror tersebut berlangsung selama 40 hari.
Pada waktu itu Sari belum juga sanggup bicara dan masih mirip orang linglung.
Dengan pertolongan Allah dan dukungan doa dari tetangga beserta para ulama, risikonya gangguan teror tersebut berhenti sesudah 40 hari.
#Kesadaran Sari Kembali
Perlahan sesudah teror dari lelembut berhenti, keadaan Sari mulai membaik. Ia kini mulai mau menyusui anaknya yang masih bayi. Perlahan ia juga sanggup tersenyum.
Setelah benar-benar pulih dan sanggup bicara mirip biasa, risikonya para tetangga ingin tau dan bertanya pada Sari tentang apa yang bekerjsama terjadi.
Akhirnya Sari bercerita perihal pengalaman menyeramkan yang telah menimpanya tersebut.
Sari ternyata diculik oleh lelembut. Sewaktu disana ia tidak mau makan apapun yang dihidangkan kepadanya.
Melihat penolakan Sari , risikonya lelembut yang berbadan besar berusaha untuk menyiksana biar mau memakan hidangat tersebut. Setelah bersihkeras untuk menolak kuliner yang dihidangkan, risikonya Sari lemparkan oleh makhluk tersebut keluar dari alam lelembut.
Setelah dilemparkan keluar dari alam lelembut, tiba-tiba Sari sudah duduk melongo di sekitar Tempat Pelelangan Ikan.
Yang menciptakan warga heran yakni mereka secara bahu-membahu sudah menelusuri ke segala sudut yang ada di TPI, namun waktu itu tak melihat sosok Sari disana. Namun, ternyata sesudah berhari-hari pencarian, barulah sosok Sari terlihat di daerah tersebut.
Itulah tadi pengalaman mistis yang pernah dialami Sari . Semoga ini sanggup menjadi pelajaran untuk kita semua supaya selalu ingat pada Allah Yang Maha Kuasa dan meminta perlindunganNya dari segala macam marabahaya.
Kisah ini terjadi pada tahun 1970an.
Kala itu Desa Asemdoyong tidak seramai kini ini (2019), melainkan masih berupa desa yang asri, dengan jumlah penduduk sangat sedikit dan jarak antarrumah penduduk yang berjauhan.
Di kanan-kiri rumah penduduk masih banyak terdapat pekarangan kosong dengan tanaman pohon-pohon tinggi besar yang terkesan angker.
#Diajak Tetangga
Suatu sore menjelang magrib, salah seorang tetangga, berjulukan Ratinah (35 tahun) berkunjung ke rumah Sari . Ratinah berniat untuk mengajak Sari ke warung sehabis magrib.
Ratinah : "Assalamualaikum... Ri..."
Sari : "Waalaikum salam, eh Ratinah. Ada apa nah?"
Ratinah : "Nanti habis magrib kita belanja ke warung kelontong yuh, bumbu dapur udah habis ni."
Sari : "Iya, kebetulan cabai dan trasi di dapur juga udah pada habis."
Ratinah : "Beneran, yah. Nanti saya jemput habis sholat magrib."
Sari : "Iya, tak tungggu Mbak."
Waktu itu, belanja ke warung di sesudah matahari terbenam yakni hal yang menakutkan. Karena kondisi desa yang gelap, belum ada penerangan listrik. Jadi, warga desa hanya sanggup mengandalkan obor sebagai sumber penerangan sewaktu bepergian.
Belum ada sepeda motor, apalagi grab food.
Oleh sebab itu, kalau para ibu-ibu mau belanja ke warung biasanya mereka pergi bareng-bareng supaya tidak terjadi hal-hal mengerikan selama di perjalanan.
Apalagi jarak antaran rumah ke warung sekitar 2 km atau sekitar 30 menit jalan kaki.
Setelah menciptakan komitmen dengan Sari , Ratinah segera pulang ke rumahnya...
#Didengar Lelembut
Rupanya ada yang menguping pembicaraan antara Sari dan Ratinah.
Bukan suami atau anaknya sendiri, melainkan lelembut yang kebetulan lewat disamping rumahnya.
Lelembut tersebut kemudian menciptakan rencana untuk menculik Sari setelah magrib tiba.
#Magrib Tiba
Ketika magrib tiba, dan Sari sedang menyusui anaknya yang masih bayi, tiba-tiba ada seorang perempuan yang mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil-manggil namanya dari luar rumah.
"Tok tok tok. Sariiii....Riii...., katanya mau ke warung?" Seru Wanita
Mendengar panggilan yang berulang-ulang, risikonya Sari segera bergegas ke luar rumah dan melihat siapa perempuan yang dari tadi memanggil-manggil namanya.
Setelah membuka pintu, Sari melihat sesosok perempuan tersebut. Ternyata perempuan itu yakni Ratinah, temannya sendiri.
Sari :"Lho, Tinah, ini kan masih magrib kok kau sudah datang?"
Ratinah :"Iya Sar, soalnya biar kita gak kemaleman pulangnya."
Sari : "Iya juga sih, kalau terlalu malam kan serem."
Ratinah : "Jadi kan kita ke warungnya?"
Sari : "Iya jadi, yuh."
Tanpa curiga, Sari langsung pergi menuju warung dengan sosok yang mirip Ratinah. Padahal bekerjsama itu bukanlah Ratinah yang asli. Melainkan ia yakni lelembut yang sedang menyamar sebagai Ratinah.
#Sari Curiga
Setelah berjalan beberapa usang bersama sosok Ratinah, Sari mulai curiga. Dalam hati Sari bertanya tannya "Arah ke warung itu kan ke arah Timur, lah ini kok malah jalannya ke arah barat?"
Sari cuman bertanya-tanya dalam hati.
Selain itu, Sari juga merasa curiga dengan Ratinah.
Biasanya dikala sedang bersama, Ratinah yakni perempuan periang yang suka ngobrol sepanjang jalan sambil ketawa cekikikan. Ia juga selalu tersenyum dan sesekali bercanda dengan guyonannya.
Namun kali ini Ratinah terlihat pucat, murung dengan pandangan mata kosong dan lebih banyak diam.
Sari menduga kalau Ratinah mungkin sedang ada problem dengan suaminya sehingga ia agak pendiam kali ini. Mungkin mereka habis bertengkar hebat. Itu pikiran Sari .
#Kerajaan Jin
Setelah menempuh perjalana beberapa menit, tiba-tiba Ratinah berhenti dan jari telunjuknya menunjuk ke suatu arah.
Sari kemudian melihat ke arah yang ditunjukkan Ratinah.
Ternyata dari kejauhan terlihat sebuah istanah yang sangat megah berhias emas dan permata.
Istana ini benar-benar sangat megah dan teramat luas. Ini gres pertama kalinya Sari melihat bangunan sebagus ini. Sari pun lupa akan tujuan utamanya untuk keluar rumah, yaitu berbelanja.
Sari dibawa masuk ke dalam istanah megah tersebut.
Sewaktu berada di dalam istanah, ia melihat berbagai orang-orang yang berada di dalamnya. Mereka seolah-olah sedang menyiapkan program pesta besar.
Ada ibu-ibu yang sedang mengirisi bawang, cabai, sayuran.
Ada yang sedang memasak sop.
Ada bapak-bapak yang sedang memotong daging.
Suasananya benar-benar ramai dan menciptakan Sari terlena.
Sari hanya duduk di sebuah dingklik sambil melihat orang-orang bekerja.
Berhari-hari Sari berada di daerah tersebut. Aneka kuliner yang sangat yummy pun disajikan di depannya. Namun anehnya hal itu tak menciptakan Sari merasa lapar dan berniat menyantap makanan tersebut.
Ia hanya mengingat anaknya di rumah yang mungkin sedang menangis memanggil-manggil ibunya sebab tidak disusui beberapa hari.
Sari murung dan menangis....
Tiba-tiba...
Duaarrrrr.....duaarrr.....
Ada sesosok makhluk besar yang mennyambuk dirinya memakai cemeti panjang.
Sari berteriak kesakitan sebab menerima cambukan yang amat menyakitkan tersebut...
Sosok tersebut terus mencambuk tubuh Sari , meski ia sudah memohon-mohon pada makhluk tersebut.
Setelah cambukan demi cambukan, suasana dapur yang tadinya sangat ramai penuh hidangan enak, kini berubah mirip neraka.
Suasananya berubah 180 derajat. Benar-benar mengerikan dan berbeda dengan apa yang Sari lihat sebelumnya. Ia melihat berbagai orang-orang yang diperbudak oleh setan dan sedang disiksa.
Mereka penuh darah dan ketakutan sambil berteriak-teriak kesakitan.
#Ratinah Menghampiri
Ditengah-tengah penyiksaan tersebut, tiba-tiba sosok Ratinah menghampirinya dan berkata padanya:
Ratinah :" Sar, kau sebaiknya makan biar gak disiksa oleh makluk besar itu!"
Sari : "Aku tidak mau! saya ingin pulang ke rumah!"
Ratinah : "Disini saja Sar, lebih enak. Kalau kau sudah makan, nanti gak akan disiksa lagi."
Sari : "Tidak!"
Sosok Ratinah terus berusaha merayu-rayu Sari supaya mau memakan apa yang dihidangkan kepadanya, namun Sari tetap menolaknya dengan keras.
Ratinah : "Don, kau disini saja nanti saya kawinkan dengan cowok itu (sambil menunjuk)"
Sari kemudian melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Ratinah dan mendapati sosok cowok berjulukan Koret. Koret dulunya yakni tetangganya Sari .
Ia tahu betul kalau Koret sudah meninggal beberapa tahun kemudian sebab tercebur di sungai dan jasadnya dimakan oleh buaya.
Sari : "Aku tidak mau! Dia itu Koret, tetanggaku sendiri. Dia sudah mati!"
Koret : "Eh Don, saya masih hidup. Lihat saja tubuhku sehat begini."
Sari : "Tidak. Kamu sudah mati beberapa tahun lalu."
#Keluarga Kebingungan
Disisi yang lain, Suami, Anak, dan Orang bau tanah Sari beserta para tetanggnya sedang kebingungan mencari keberadaan Sari . Sudah beberapa hari ia tak kembali ke rumah sejak berpamitan ke suaminya untuk pergi ke warung.
Menurut penuturan orang pandai di desa, Sari sedang berada di alam lelembut.
Oleh sebab itu, dari pihak keluarga terus berusaha meminta dukungan para ulama desa dan mengadakan tahlilan untuk mendoakan Sari .
Berkat doa tersebut, sewaktu di alam lelembut Sari masih mempunyai ingatan terhadap keluarganya. Ia juga tidak mau memakan semua kuliner yang disajikan didepannya. Seandainya ia memakan hidangan tersebut, pastilah Sari tak akan kembali ke rumah untuk selamanya.
Untunglah Allah masih menunjukkan pertolongan.
Setiap hari, keluarga dan para tetangga berusaha mencari Sari di seluruh penjuru desa. Berharap menemukan sosok Sari dalam keadaan baik-baik saja.
#Sari Ditemukan Warga
Setelah dilakukan pencarian berhari-hari, risikonya pada suatu malam salah seorang warga desa menemukan sesosok perempuan sedang duduk termenung di erat lokasi TPI (tempat pelelangan ikan).
TPI di desa ini memang populer angker dan banyak dihuni oleh para lelembut.
Setelah dekati memakai obor, ternyata sosok perempuan itu yakni Sari .
"Tolongggg....tolonggg....aku lihat Sari !!"Teriak Warga
Setelah warga berdatangan, mereka mencoba bertanya pada Sari tentang apa yang ia lakukan malam-malam di daerah angker tersebut. Namun, Sari hanya diam dan membisu.
Ia mirip orang linglung yang kehilangan ingatan.
Akhirnya Sari dibawa pulang ke rumahnya untuk dirawat.
#Teror Malam
Setiap malam tiba, ada suara-suara ajaib yang terdengar dari luar rumahnya.
Setiap malam ada bunyi orang yang mengetuk-ngetuk pintu, memanggil-manggil nama Sari dan mengajaknya untuk kembali ke kerajaan lelembut.
Kadang juga ada bunyi mirip ledakan di atap rumahnya.
Hal ini menciptakan keluarga Sari menjadi ketakutan.
Mereka mirip diteror.
Setelah berkonsultasi pada orang pintar, ternyata suara-suara tersebut berasal dari lelembut yang dulu menculik Sari . Lelembut tersebut tidak rela bila Sari masih hidup dan kembali bersama keluarganya.
Peristiwa teror tersebut berlangsung selama 40 hari.
Pada waktu itu Sari belum juga sanggup bicara dan masih mirip orang linglung.
Dengan pertolongan Allah dan dukungan doa dari tetangga beserta para ulama, risikonya gangguan teror tersebut berhenti sesudah 40 hari.
#Kesadaran Sari Kembali
Perlahan sesudah teror dari lelembut berhenti, keadaan Sari mulai membaik. Ia kini mulai mau menyusui anaknya yang masih bayi. Perlahan ia juga sanggup tersenyum.
Setelah benar-benar pulih dan sanggup bicara mirip biasa, risikonya para tetangga ingin tau dan bertanya pada Sari tentang apa yang bekerjsama terjadi.
Akhirnya Sari bercerita perihal pengalaman menyeramkan yang telah menimpanya tersebut.
Sari ternyata diculik oleh lelembut. Sewaktu disana ia tidak mau makan apapun yang dihidangkan kepadanya.
Melihat penolakan Sari , risikonya lelembut yang berbadan besar berusaha untuk menyiksana biar mau memakan hidangat tersebut. Setelah bersihkeras untuk menolak kuliner yang dihidangkan, risikonya Sari lemparkan oleh makhluk tersebut keluar dari alam lelembut.
Setelah dilemparkan keluar dari alam lelembut, tiba-tiba Sari sudah duduk melongo di sekitar Tempat Pelelangan Ikan.
Yang menciptakan warga heran yakni mereka secara bahu-membahu sudah menelusuri ke segala sudut yang ada di TPI, namun waktu itu tak melihat sosok Sari disana. Namun, ternyata sesudah berhari-hari pencarian, barulah sosok Sari terlihat di daerah tersebut.
Itulah tadi pengalaman mistis yang pernah dialami Sari . Semoga ini sanggup menjadi pelajaran untuk kita semua supaya selalu ingat pada Allah Yang Maha Kuasa dan meminta perlindunganNya dari segala macam marabahaya.
0 Komentar untuk "Pengalaman Perempuan Yang Diculik Lelembut Pantai Pemalang"