Ini ialah pengalaman konyol dan tak akan terlupakan.
3 Mei 2013
Kami para mahasiswa geografi telah selesai melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Selama tiga hari berturut-turut kita telah melaksanakan kegiatan penelitian lapangan di kota Semarang dan Yogyakarta.
Tentunya ini menyenangkan sekaligus melelahkan.
Meskipun sudah lelah dengan acara penelitian, ada satu kewajiban lagi yang harus kami lakukan. Yaitu mengadakan program seminar penelitian.
Masing-masing kelas diminta untuk menunjuk tiga orang perwakilannya untuk menjadi pembicara dalam kegiatan seminar penelitian.
Kebetulan saya terpilih menjadi salah satunya. Sedangkan dua orang pembicara lainnya ialah Anggit dan Woyo.
#Menunggu Bahan Presentasi
Malam hari sebelum kegiatan seminar dilaksanakan Aku dan Anggit mencar ilmu bersama wacana materi yang akan kita bawakan esok hari. Tugas kami hanya mempresentasikan hasil penelitian namun tidak ditugaskan untuk menciptakan materi presentasi.
Ditempat terpisah dua orang sahabat kami, yaitu Wulan dan Isti sedang sibuk menciptakan materi presentasi yang akan kita bawakan besok.
Cewek yang buat bahannya, kita para pemuda yang bab presentasinya.
Jam sudah mengatakan pukul 11 malam. Kami pun sudah mulai lelah mencar ilmu dan menunggu kabar dari para cewek wacana kesiapan materi presentasinya.
Karna usang tak kunjung ada kabar wacana selesainya materi presentasi, jadinya kita hubungi mereka.
Anggit : "Tuuuutt.....tuuuuuu....halo"
Wulan : "Halo"
Anggit : "Mba, gimana? materi presentasinya udah selesai?"
Wulan : "Belum git"
Anggit : "Walah kok usang banget? ini udah berjam-jam loh kita tunggu."
Wulan : "Iya, ini kita masih bikin."
Mendengar tanggapan yang kurang memuaskan dari Wulan, jadinya saya dan Anggit memutuskan untuk nyamperin tempat mereka. Kita penasaran, kenapa hanya untuk bikin materi presentasi saja usang sekali?
Berangkat....
Tiba di tempat wulan dan Isti...
Setibanya di tempat mereka, saya melihat mereka berdua memang sedang duduk di teras sambil memegang laptop masing-masing. Mereka memang beneran lagi bikin materi presentasi.
Aku : "Wul, kok dari tadi kita tunggui gak selesai-selesai PPTnya?"
Wulan : "Nih, coba lihat."
Aku : "Owalahhhh pantesan... kau bikinnya pake aplikasi prezii sih"
Ternyata mereka berdua bikin materi presentasi pake aplikasi yang ribet.
Yasudah lah, kita beruda memutuskan untuk pulang ke kos. Pokoknya kita minta besok kudu siap tuh materi presentasinya.
#Keesokan Harinya
Jam 5 pagi kita udah berdiri dan siap-siap untuk mandi dan pakai seragam. Kita usahakan untuk tiba ke kampus se awal mungkin.
Aku tak sempat sarapan apapun ketika itu.
Jam 7 pagi, program pun dimulai dan diawali dengan sambutan-sambutan.
Setelah itu, datanglah giliran perwakilan setiap rombel untuk presentasi.
Pertama, giliran rombel 1.
Mereka mempresentasikan hasil penelitiannya tentang Geografi Pantai Utara Kota Semarang.
Kedua, giliran rombel 2
Mereka mempresentasikan penelitian wacana geografi Rawa Pening.
Ketiga, giliran rombelku
Kami mempresentasikan penelitian wacana Goa Pindul.
Rombel 1 dan 2 mempresentasikan dengan lancar, namun giliran rombelku ada sedikit ketegangan yang terjadi.
Selesai presentasi, kami membuka termin pertanyaan.
Kami mempersilahkan para mahasiswa lain untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang kami sampaikan, yaitu Objek Goa Pindul.
Ada satu orang yang bikin saya jengkel.
Orang tersebut ialah Anam.
"Saya mau nanya."Kata Anam.
"Tadi kelompok Anda menjelaskan jika Goa Pindul mempunyai kondisi geologis berupa tempat karst. Kenapa di tempat tersebut pernah terjadi banjir besar? Padahal tempat karst kan batuannya mempunyai porositas tinggi atau berlubang-lubang?"Tanya Anam.
Pertanyaan ini biasa dan wajar.
Namun kalimat keduanya membuatku eneg hingga sekarang.
"Menurut saya, klarifikasi Anda tadi seputar Goa Pindul sangat tidak ilmiah dan kayak bercanda gitu" Tambah Anam.
Njirrr banget dah.
Ni bocah mempermalukan gua di depan semua mahasiswa. Seolah-olah gua ini bego banget dan sangat tidak layak jadi mahasiswa!
Selesai beliau bertanya, saya eksklusif menjawabnya dengan sedikit jengkel.
"Jadi gini mas, kenapa goa pindul itu dapat banjir dapat diumpamakan seperti......ini...ini....dst."Kata Ku.
Disaat saya sedang berusaha menjawab pertanyaanya, ternyata saya perhatikan ia malah asik ngobrol dengan sahabat di sebelahnya.
Kan dongkol.... #$%^&###22^%^&&&
Ia benar-benar tak menghargaiku.
"Woooiiii mas!!!"Bentak Ku.
"Dengerin kalo orang ngomong!" Kata Ku dengan nada tinggi.
"Iya ini juga dengerin." Jawab Anam.
"Dari tadi saya ngomong sampean malah ngobrol dengan orang lain. Tadikan sampeyan nanya, lah giliran dijawab kok malah gak dengerin!!"Bentak Ku.
Akhirnya suasana menjadi tegang selama beberapa menit.
Anggit yang duduk di sebelahku mencoba menenangkan emosiku.
Akhirnya saya duduk dan tanggapan selanjutnya diteruskan oleh temanku Woyo.
Semenjak bencana tersebut, ada stigma jelek wacana diriku. Aku di cap absurd dan mengerikan oleh mahasiswa lain di angkatanku. Mereka yang tidak pernah benar-benar mengenalku niscaya berusaha menjauh ketika saya didekat mereka.
Aku di cap galak.
Padahal ketika itu kondisi tubuhku sedang kurang sehat gara-gara semalam kurang tidur dan stres alasannya demam panggung. Ditambah lagi perut dalam kondisi kosong. Semua itu membuatku merasa emosi.
Bertahun-tahun lalu sehabis saya memasuki semester 8 dan banyak mengenal teman-teman, barulah stigma negatif tersebut mulai pudar. Aku tidak seburuk yang mereka pikirkan.
Aku hanya minta dihargai ketika saya sedang berusaha bicara pada orang lain dengan serius.
Aku murka alasannya dulu Anam meremehkanku dan menghina presentasiku yang dianggap tidak ilmiah didepan ratusan mahasiswa lain.
Itulah pengalaman jelek pertama dan terakhir kalinya saya mengamuk di kampus dan dihadapan ratusan mahasiswa lain. Karena pada tahun berikutnya saya ogah jadi pembicara seminar lagi.
3 Mei 2013
Kami para mahasiswa geografi telah selesai melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Selama tiga hari berturut-turut kita telah melaksanakan kegiatan penelitian lapangan di kota Semarang dan Yogyakarta.
Tentunya ini menyenangkan sekaligus melelahkan.
Meskipun sudah lelah dengan acara penelitian, ada satu kewajiban lagi yang harus kami lakukan. Yaitu mengadakan program seminar penelitian.
Masing-masing kelas diminta untuk menunjuk tiga orang perwakilannya untuk menjadi pembicara dalam kegiatan seminar penelitian.
Kebetulan saya terpilih menjadi salah satunya. Sedangkan dua orang pembicara lainnya ialah Anggit dan Woyo.
#Menunggu Bahan Presentasi
Malam hari sebelum kegiatan seminar dilaksanakan Aku dan Anggit mencar ilmu bersama wacana materi yang akan kita bawakan esok hari. Tugas kami hanya mempresentasikan hasil penelitian namun tidak ditugaskan untuk menciptakan materi presentasi.
Ditempat terpisah dua orang sahabat kami, yaitu Wulan dan Isti sedang sibuk menciptakan materi presentasi yang akan kita bawakan besok.
Cewek yang buat bahannya, kita para pemuda yang bab presentasinya.
Jam sudah mengatakan pukul 11 malam. Kami pun sudah mulai lelah mencar ilmu dan menunggu kabar dari para cewek wacana kesiapan materi presentasinya.
Karna usang tak kunjung ada kabar wacana selesainya materi presentasi, jadinya kita hubungi mereka.
Anggit : "Tuuuutt.....tuuuuuu....halo"
Wulan : "Halo"
Anggit : "Mba, gimana? materi presentasinya udah selesai?"
Wulan : "Belum git"
Anggit : "Walah kok usang banget? ini udah berjam-jam loh kita tunggu."
Wulan : "Iya, ini kita masih bikin."
Mendengar tanggapan yang kurang memuaskan dari Wulan, jadinya saya dan Anggit memutuskan untuk nyamperin tempat mereka. Kita penasaran, kenapa hanya untuk bikin materi presentasi saja usang sekali?
Berangkat....
Tiba di tempat wulan dan Isti...
Setibanya di tempat mereka, saya melihat mereka berdua memang sedang duduk di teras sambil memegang laptop masing-masing. Mereka memang beneran lagi bikin materi presentasi.
Aku : "Wul, kok dari tadi kita tunggui gak selesai-selesai PPTnya?"
Wulan : "Nih, coba lihat."
Aku : "Owalahhhh pantesan... kau bikinnya pake aplikasi prezii sih"
Ternyata mereka berdua bikin materi presentasi pake aplikasi yang ribet.
Yasudah lah, kita beruda memutuskan untuk pulang ke kos. Pokoknya kita minta besok kudu siap tuh materi presentasinya.
#Keesokan Harinya
Jam 5 pagi kita udah berdiri dan siap-siap untuk mandi dan pakai seragam. Kita usahakan untuk tiba ke kampus se awal mungkin.
Aku tak sempat sarapan apapun ketika itu.
Jam 7 pagi, program pun dimulai dan diawali dengan sambutan-sambutan.
Setelah itu, datanglah giliran perwakilan setiap rombel untuk presentasi.
Pertama, giliran rombel 1.
Mereka mempresentasikan hasil penelitiannya tentang Geografi Pantai Utara Kota Semarang.
Kedua, giliran rombel 2
Mereka mempresentasikan penelitian wacana geografi Rawa Pening.
Ketiga, giliran rombelku
Kami mempresentasikan penelitian wacana Goa Pindul.
Rombel 1 dan 2 mempresentasikan dengan lancar, namun giliran rombelku ada sedikit ketegangan yang terjadi.
Selesai presentasi, kami membuka termin pertanyaan.
Kami mempersilahkan para mahasiswa lain untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang kami sampaikan, yaitu Objek Goa Pindul.
Ada satu orang yang bikin saya jengkel.
Orang tersebut ialah Anam.
"Saya mau nanya."Kata Anam.
"Tadi kelompok Anda menjelaskan jika Goa Pindul mempunyai kondisi geologis berupa tempat karst. Kenapa di tempat tersebut pernah terjadi banjir besar? Padahal tempat karst kan batuannya mempunyai porositas tinggi atau berlubang-lubang?"Tanya Anam.
Pertanyaan ini biasa dan wajar.
Namun kalimat keduanya membuatku eneg hingga sekarang.
"Menurut saya, klarifikasi Anda tadi seputar Goa Pindul sangat tidak ilmiah dan kayak bercanda gitu" Tambah Anam.
Njirrr banget dah.
Ni bocah mempermalukan gua di depan semua mahasiswa. Seolah-olah gua ini bego banget dan sangat tidak layak jadi mahasiswa!
Selesai beliau bertanya, saya eksklusif menjawabnya dengan sedikit jengkel.
"Jadi gini mas, kenapa goa pindul itu dapat banjir dapat diumpamakan seperti......ini...ini....dst."Kata Ku.
Disaat saya sedang berusaha menjawab pertanyaanya, ternyata saya perhatikan ia malah asik ngobrol dengan sahabat di sebelahnya.
Kan dongkol.... #$%^&###22^%^&&&
Ia benar-benar tak menghargaiku.
"Woooiiii mas!!!"Bentak Ku.
"Dengerin kalo orang ngomong!" Kata Ku dengan nada tinggi.
"Iya ini juga dengerin." Jawab Anam.
"Dari tadi saya ngomong sampean malah ngobrol dengan orang lain. Tadikan sampeyan nanya, lah giliran dijawab kok malah gak dengerin!!"Bentak Ku.
Akhirnya suasana menjadi tegang selama beberapa menit.
Anggit yang duduk di sebelahku mencoba menenangkan emosiku.
Akhirnya saya duduk dan tanggapan selanjutnya diteruskan oleh temanku Woyo.
Semenjak bencana tersebut, ada stigma jelek wacana diriku. Aku di cap absurd dan mengerikan oleh mahasiswa lain di angkatanku. Mereka yang tidak pernah benar-benar mengenalku niscaya berusaha menjauh ketika saya didekat mereka.
Aku di cap galak.
Padahal ketika itu kondisi tubuhku sedang kurang sehat gara-gara semalam kurang tidur dan stres alasannya demam panggung. Ditambah lagi perut dalam kondisi kosong. Semua itu membuatku merasa emosi.
Bertahun-tahun lalu sehabis saya memasuki semester 8 dan banyak mengenal teman-teman, barulah stigma negatif tersebut mulai pudar. Aku tidak seburuk yang mereka pikirkan.
Aku hanya minta dihargai ketika saya sedang berusaha bicara pada orang lain dengan serius.
Aku murka alasannya dulu Anam meremehkanku dan menghina presentasiku yang dianggap tidak ilmiah didepan ratusan mahasiswa lain.
Itulah pengalaman jelek pertama dan terakhir kalinya saya mengamuk di kampus dan dihadapan ratusan mahasiswa lain. Karena pada tahun berikutnya saya ogah jadi pembicara seminar lagi.
0 Komentar untuk "Pertama Kalinya Mengamuk Di Kampus"