Pemikiran Kritis
Salah satu target utama sekolah yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik berpikir kritis, mengambil keputusan rasional ihwal apa yang harus dilakukan atau apa yang harus diyakini. Contoh pemikiran kritis mencakup upaya mengidentifikasi iklan yang menyesatkan, mengidentifikasi perkiraan atau kekeliruan dalam pendapat, dan menimbang-nimbang bukti yang berlawanan. Pengajaran pemikiran kritis yang efektif mendorong penerimaan terhadap sudut pandang yang berlainan dan diskusi bebas. Kemampuan pemikiran kritis paling baik dipelajari berdasarkan topik-topik yang sudah tidak abnormal lagi bagi peserta didik. Barangkali yang terpenting, tujuan mengajarkan pemikiran kritis yaitu membuat semangat kritis, yang mendorong peserta didik mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengusut pemikiran mereka sendiri untuk menemukan ketidakkonsistenan atau kekeliruan logika.
Bayer (1988) mengidentifikasi 10 kemampuan berpikir kritis yang sanggup dipakai peserta didik dalam menilai keabsahan argumen atau pernyataan, memahami iklan dan seterusnya:
- Membedakan antara fakta variabel dan pernyataan nilai
- Membedakan informasi, pernyataan atau ulasan yang relevan dari yang tidak relevan
- Menemukan ketetapan fakta pernyataan
- Menemukan dapat dipercaya sumber
- Mengidentifikasi argumen atau pernyataan yang ambigu atau membingungkan
- Mengidentifikasi argumen yang tidak dinyatakan
- Mendeteksi prasangka
- Mengidentifikasi kekeliruan logika
- Mengenali ketidakkonsistenan kebijaksanaan garis pemikiran
- Menentukan kekuatan argumen atau pernyataan
Sumber: http://dedi26.blogspot.com/
0 Komentar untuk "Pemikiran Kritis"