TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution memperkirakan inflasi Oktober akan melorot sekitar 0,1 persen. Bahkan, di Oktober ini, Bank Indonesia memperkirakan terjadi deflasi.
“Inflasi bulan ini asumsi rendah. Rendah sekali. Bahkan deflasi antara + 0,1 atau - 0,1 persen,” kata Darmin dikala ditemui usai shalat Jumat (28/10/2011).
Menurutnya, hal tersebut dipicu loyonya harga pangan. Apalagi, harga emas pun cenderung melemah beberapa ahad terakhir.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bulan September menyentuh 0,27 persen.
Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar yaitu kelompok materi kuliner jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen. Kelompok berikutnya yaitu Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar yang menyumbang 0,06 persen.
Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar yaitu kelompok materi kuliner jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen. Kelompok berikutnya yaitu Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar yang menyumbang 0,06 persen.
Inflasi juga terdorong kenaikkan harga komoditi beras dan cabe merah dalam kelompok materi makanan. Deputi Kepala BPS, Bidang Statistik dan Jasa, Djamal menyebutkan bahwa andil dua komoditi pangan ini relatif rendah tapi bisa mendorong inflasi menuju 0,27 persen.
BPS mencatat dengan inflasi September 0,27 persen, maka tercatat Inflasi tahun kelender (year to date/YTD) menjadi sebesar 2,97 persen. Kemudian inflasi tahunan (year on year/YOY) sebesar 4,61 persen. Sedangkan Inflasi Inti tercatat sebesar 0,39 persen untuk bulan September, dan inflasi inti YOY sebesar 4,93 persen.
BPS mencatat dengan inflasi September 0,27 persen, maka tercatat Inflasi tahun kelender (year to date/YTD) menjadi sebesar 2,97 persen. Kemudian inflasi tahunan (year on year/YOY) sebesar 4,61 persen. Sedangkan Inflasi Inti tercatat sebesar 0,39 persen untuk bulan September, dan inflasi inti YOY sebesar 4,93 persen.
0 Komentar untuk "Bank Indonesia,Memperkirakan Deflasi Dibulan Oktober"