Tak hanya di negeri sendiri saja nama-nama berikut di kenang. Nun jauh dei Barat sana, sederet nama tokoh, hero dan pejuang tanah air Indonesia, turut pula diabadikan namanya oleh bekas negeri penjajah, Belanda. Kesemua tokoh tersebut, dipandang pemerintah Belanda, mempunyai andil yang besar dalam usaha Indonesia dan berkontribusi besar pula terhadap negeri Belanda. Tak heran, efek tokoh Indonesia di bawah ini, diapresiasi dan dihargai dinegara belanda.
1. Mohammad Hattastraat
2. R.A Kartinistraat
3. Sjahrirstraat
4. Irawan Soejonostraat
Irawan Soejono gugur di Leiden pada bulan Januari 1945. Saat itu ia sedang mengangkut sebuah mesin stensil yang dipakai untuk penerbitan perlawanan di bawah tanah. Hal ini diketahui oleh pihak tentara Jerman yang lalu berusaha menangkapnya. Irawan berusaha meloloskan diri, namun ia ditembak sampai tewas. Setelah gugurnya Irawan Soejono, kelompok bersenjata di bawah tanah Indonesia ini diberi nama Grup Irawan Soejono.
5. Munirstraat
1. Mohammad Hattastraat
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta yaitu pejuang, negarawan, dan juga Wapres Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, alasannya yaitu berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta memakai namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia.
Selain di kenang di Indonesia, nama Mohammad Hatta juga turut diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan di daerah Haarlem (Mohammed Hattastraat), Belanda. Nama Mohammed Hattastraat terpampang di papan nama jalan di daerah perumahan Zuiderpolder yang dibangun pada tahun 1987. Pemberian nama ini ditetapkan oleh pejabat Walikota R.H Claudius dengan alasan bahwa Hatta merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Belanda serta merupakan pelopor Indonesia.
2. R.A Kartinistraat
Raden Adjeng Kartini atau bergotong-royong lebih sempurna disebut Raden Ayu Kartini yaitu seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Karenanya Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pejuang hak perempuan baik di Indonesia maupun di negeri Belanda. Masyarakat di Belanda umumnya mengenal Kartini sebagai perempuan pejuang hak perempuan yang berasal dari Jawa. Tak heran kalau nama R.A Kartinistraat sanggup ditemukan di kota Utrech yang terletak dikawasan hunian yang ditinggali oleh kalangan menengah. Selain di kota Utrech, nama Kartini juga terdapat dibeberapa kota lainnya seperti; di kota Venlo, Amsterdam dan Haarlem.
3. Sjahrirstraat
Sutan Syahrir yaitu seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 sampai 20 Juni 1947. Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Sebelum menjadi Perdana Menteri Indonesia, dulu ia pernah menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam dan lalu pindah kuliah ke Leiden School Of Indology. Pergaulan Sjahrir ketika itu sangat luas terutama di kalangan cendikiawan dan pelopor politik Leiden. Hal ini, mencuatkan nama Syahrir sampai namanya ikut diabadikan sebagai nama jalan di Kota Leiden (Sjahrirstraat), tempat dimana dirinya menimba ilmu di Belanda.
4. Irawan Soejonostraat
Irawan Soejono yaitu seorang mahasiswa Indonesia yang diakui oleh Belanda sebagai hero negara tersebut alasannya yaitu perjuangannya melawan Jerman Nazi di bawah Hitler. Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama salah satu ruas jalan di kota Amsterdam (Irawan Soejonostraat).
Pada masa Perang Dunia II, Irwan Soejono yaitu anggota Perhimpunan Indonesia di Belanda. Ayahnya yaitu Adipati Ario Soejono, orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Belanda. Irawan Soejono gugur ditembak sebagai pejuang perlawanan bawah tanah Belanda melawan Jerman. Di kalangan pejuang-pejuang perlawanan Belanda Irawan dikenal dengan nama Henk van de Bevrijding. Ia ditugasi menangani alat-alat percetakan bawah tanah dan radio untuk menangkap siaran-siaran Sekutu. Selain itu, ia juga menjadi anggota kelompok bersenjata usaha perlawanan Indonesia.
Irawan Soejono gugur di Leiden pada bulan Januari 1945. Saat itu ia sedang mengangkut sebuah mesin stensil yang dipakai untuk penerbitan perlawanan di bawah tanah. Hal ini diketahui oleh pihak tentara Jerman yang lalu berusaha menangkapnya. Irawan berusaha meloloskan diri, namun ia ditembak sampai tewas. Setelah gugurnya Irawan Soejono, kelompok bersenjata di bawah tanah Indonesia ini diberi nama Grup Irawan Soejono.
5. Munirstraat
Nama lengkapnya Munir Said Thalib. Namun banyak orang mengenalnya dengan nama Munir. Dia yaitu laki-laki keturunan Arab yang juga seorang pelopor HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya yaitu Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para pelopor yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar.
Munir diketahui meninggal di dalam pesawat sewaktu ia melaksanakan perjalanan dari Indonesia menuju Belanda. Dokter Belanda menemukan racun arsenik dalam badan laki-laki yang gencar membongkar kasus penculikan pelopor 1997-1998 itu. Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu, Malang. Tak usang lagi, nama Pejuang Hak Azasi Manusia ini rencananya akan diabadikan menjadi nama salah satu jalan oleh pemerintah Belanda atas perannya memperjuangkan HAM di Indonesia. Munirstraat akan berada di kota Den Haag, Belanda.
Sumber : aneka macam sumber-uniknya.com
0 Komentar untuk "Belanda Kagum Dengan 5 Tokoh Asal Indonesia ."