1. Pengertian
Pendapatan nasional ialah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun 1665.
Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para hebat ekonomi modern, alasannya ialah berdasarkan pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur aktivitas perekonomian ialah Produk Nasional Bruto (gross National Product, GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur berdasarkan harga pasar.
Oleh lantaran itu pengertian pendapatan nasional ialah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP)
Produk domestic bruto merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama 1 tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang absurd yang beroperasi diwilayah suatu Negara.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Semua hasil produksi orang/perusahaan absurd di dalam negeri yang harus dibayarkan disebut factor income payment to aboard, sedangkan hasil produksi diluar negeri yang diterima disebut factor income receipt from aboard.
Apabila yang dibayarkan lebih kecil daripada yang diterima, maka akan terjadi pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya merupakan pendapatan neto ke luar negeri atau disebut net factor income payment to aboard.
Jika net factor income tersebut diberi notasi n maka
GDP – n = GNP atau GNP + n = GDP
3. Produk Nasional Bruto (Gross National Product GNP)
Produk Nasional Bruto atau PNB mencakup nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama 1 tahun.
Dalam pengertian PNB (GNP) ini, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga Negara yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan absurd yang beroperasi diwilayah Negara tersebut.
Apabila ada hasil produksi perusahaan absurd yang beroperasi diwilayah Negara Indonesia, harus dikurangkan. Sebenarnya perbedaan PDB dengan PNB terletak pada net factor income saja.
Jika GDP lebih besar dari GNP, maka penanaman modal absurd lebih besar dari penanaman modal Negara tersebut diluar negeri.
Keadaan menyerupai ini merupakan indikasi bahwa Negara itu belum meluaskan usahanya ke luar negeri dan masih mendapatkan banyak modal dari luar negeri.
Sebaliknya, bila GDP lebih kecil dari GNP biasanya Negara itu bisa menanamkan modal lebih banyak di luar negeri daripada mendapatkan modal absurd dari luar negeri. Produk nasional Bruto merupakan pendapatan nasional yang diperoleh melalui pendekatan metode pengeluaran.
4. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional neto (NNP) ialah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal.
Replacement atau penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang sempurna dan sanggup mengakibatkan kesalahan meskipun relative kecil.
Berikut rumus untuk mengetahui NNP :
NNP = GNP – Penyusutan (Replacement)
5. Pendapatan nasional Neto (Net National Income)
Pendapatan Nasional Neto (NNI) ialah pendapatan yang dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNi sanggup diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak tidak eksklusif ialah pajak yang bebannya sanggup dialihkan kepada pihak lain, teladan pajak penjualan, pajak hadiah, pajak impor, bea ekspor, dan cukai- cukai.
Berikut rumus untuk mencari NNI :
align=”center”>
NNI = NNP – Pajak Tidak Langung
Namun bila terdapat depresiasi atas suatu aktivitas produksi maka NNP akan dikurangi pula dengan jumlah depresiasi tersebut. hal ini dikarenakan setiap aktivitas produksi niscaya akan diikuti penyusutan dari aneka macam sector yang terkait didalamnya.
6. Pendapatn Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melaksanakan aktivitas apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment ialah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, teladan pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, terlebih dahulu NNI harus dikurangi dengan :
Berikut ialah cara untuk mengetahui pendapatan perseorangan (PI) :
PI = NNI – (pajak perusahaan + keuntungan ditahan + iuran jaminan sosial) + transfer payment
7. Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) ialah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak eksklusif (direct tax) ialah pajak yang bebannya tidak sanggup dialihkan kepada pihak lain, artinya harus eksklusif ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Berikut ialah cara untuk mengetahui pendapatan yang sanggup dibelanjakan (Disposable Income) :
Disposable income = Personal Income – Direct tax (Pajak Pengahasilan)
Pendapatan nasional ialah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun 1665.
Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para hebat ekonomi modern, alasannya ialah berdasarkan pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur aktivitas perekonomian ialah Produk Nasional Bruto (gross National Product, GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur berdasarkan harga pasar.
Oleh lantaran itu pengertian pendapatan nasional ialah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP)
Produk domestic bruto merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama 1 tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang absurd yang beroperasi diwilayah suatu Negara.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Semua hasil produksi orang/perusahaan absurd di dalam negeri yang harus dibayarkan disebut factor income payment to aboard, sedangkan hasil produksi diluar negeri yang diterima disebut factor income receipt from aboard.
Apabila yang dibayarkan lebih kecil daripada yang diterima, maka akan terjadi pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya merupakan pendapatan neto ke luar negeri atau disebut net factor income payment to aboard.
Jika net factor income tersebut diberi notasi n maka
GDP – n = GNP atau GNP + n = GDP
3. Produk Nasional Bruto (Gross National Product GNP)
Produk Nasional Bruto atau PNB mencakup nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama 1 tahun.
Dalam pengertian PNB (GNP) ini, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga Negara yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan absurd yang beroperasi diwilayah Negara tersebut.
Apabila ada hasil produksi perusahaan absurd yang beroperasi diwilayah Negara Indonesia, harus dikurangkan. Sebenarnya perbedaan PDB dengan PNB terletak pada net factor income saja.
Jika GDP lebih besar dari GNP, maka penanaman modal absurd lebih besar dari penanaman modal Negara tersebut diluar negeri.
Keadaan menyerupai ini merupakan indikasi bahwa Negara itu belum meluaskan usahanya ke luar negeri dan masih mendapatkan banyak modal dari luar negeri.
Sebaliknya, bila GDP lebih kecil dari GNP biasanya Negara itu bisa menanamkan modal lebih banyak di luar negeri daripada mendapatkan modal absurd dari luar negeri. Produk nasional Bruto merupakan pendapatan nasional yang diperoleh melalui pendekatan metode pengeluaran.
4. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional neto (NNP) ialah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal.
Replacement atau penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang sempurna dan sanggup mengakibatkan kesalahan meskipun relative kecil.
Berikut rumus untuk mengetahui NNP :
NNP = GNP – Penyusutan (Replacement)
5. Pendapatan nasional Neto (Net National Income)
Pendapatan Nasional Neto (NNI) ialah pendapatan yang dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNi sanggup diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak tidak eksklusif ialah pajak yang bebannya sanggup dialihkan kepada pihak lain, teladan pajak penjualan, pajak hadiah, pajak impor, bea ekspor, dan cukai- cukai.
Berikut rumus untuk mencari NNI :
align=”center”>
NNI = NNP – Pajak Tidak Langung
Namun bila terdapat depresiasi atas suatu aktivitas produksi maka NNP akan dikurangi pula dengan jumlah depresiasi tersebut. hal ini dikarenakan setiap aktivitas produksi niscaya akan diikuti penyusutan dari aneka macam sector yang terkait didalamnya.
6. Pendapatn Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melaksanakan aktivitas apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment ialah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, teladan pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, terlebih dahulu NNI harus dikurangi dengan :
- pajak keuntungan perusahaan (pajak yang dibayar setiap tubuh perjuangan kepada pemerintah),
- laba yang tidak dibagi (sejumlah keuntungan yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu contohnya keperluan ekspansi perusahaan), dan
- iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali sesudah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja (pension). Juga termasuk iuran jaminan sosial serta iuran asuransi.
Berikut ialah cara untuk mengetahui pendapatan perseorangan (PI) :
PI = NNI – (pajak perusahaan + keuntungan ditahan + iuran jaminan sosial) + transfer payment
7. Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) ialah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak eksklusif (direct tax) ialah pajak yang bebannya tidak sanggup dialihkan kepada pihak lain, artinya harus eksklusif ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Berikut ialah cara untuk mengetahui pendapatan yang sanggup dibelanjakan (Disposable Income) :
Disposable income = Personal Income – Direct tax (Pajak Pengahasilan)
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya pendapatan nasional bisa saja berbentuk PDB atau GNP. Dalam perhitungannya, kedua unsur ini tidak dibedakan secara jelas.
Namun biasanya orang hanya akan menghitung PDB atau GDP lantaran GNP sanggup diperoleh dengan menambahkan PDB atau GDP dengan net income from aboard. Untuk menghitung pendapatan nasional sanggup dipakai tiga metode yaitu :
1. Pendekatan Produksi
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendapatan produksi ialah dengan menghitung jumlah produksi masing – masing sector ekonomi kemudian dijumlahkan.
Metode ini sanggup juga dilakukan dengan cara keseluruhan nilai tambah dari semua sector aktivitas ekonomi. Ketika menghitung pendapatan nasional harus dihindarin terjadinya perhitungan ganda.
Oleh lantaran itu, pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (bukan nilai jual) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
Apabila di suatu Negara terdapat beberapa sector, yaitu sector ekstraktif (E), agraris (A), industry (I), niaga/perdagangan (N), dan jasa (J), maka nilai yang diperoleh disebut national income yang dirumuskan sebagai berikut :
NI = E +A + I + N + J
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini dedasarkan atas jumlah hasil barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu tahun.
Semua nilai hasil final barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama dengan produk nasional atas dasar harga pasar.
Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai – nilai perhiasan yang diciptakan oleh tiap – tiap sector yang ada dalam perekonomian.
Seluruh nilai perhiasan yang diciptakan dalam suatu sector merupakan nilai produksi dari sector tersebut yang disumbangkan kepada pendapatan nasional.
Selain untuk menawarkan besarnya bantuan dari tiap –tiap sector ekonomi kepada pendapatan nasional, penghitungan dengan cara produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan niulai – nilai perhiasan yang diciptakan ialah dengan tujuan untuk menghindari penghitungan 2 kali.
2. Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diperoleh para pekerja, pendapatan para pengusaha, dan pendapatan pemilik modal yang sanggup berupa upah atau gaji, bunga modal, dan laba.
Dalam pendekatan pendapatan, PDB atau GDP didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor – faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi disuatu Negara dalam periode tertentu.
Menurut Suryana, pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor – faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pendapatan yang dihitung ialah pendapatan yang diperoleh oleh mereka yang mempunyai faktor – faktor produksi, menyerupai pemilik modal, pekerja, dan pengusaha.
Para pemilik faktor produksi ini masing – masing memperoleh gaji, sewa, bunga modal, dan profit yang dilambangkan dengan wages (w), rent (r), interest (i), dan profit (p). dengan demikian NI dirumuskan :
NI = w + r + i + p
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima sector – sector produksi dengan cara sebagai berikut :
Bunga santunan pemerintah dan bunga santunan untuk konsumsi tidak dihitung sebagai bab dari pendapatan nasioal.
Hal ini lantaran pembayaran bunga tersebut bukanlah bunga yang dibayarkan kepada modal yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan, yang dipinjamkan dalam aktivitas yang bertujuan untuk melaksanakan pembentukan modal/investasi.
Berdasarkan alasan yang sama bunga yang dibayar oleh konsumen untuk membeli batang – barang konsumsi secara cicilan tidak termasuk sebagai bab dari pendapatan nasional.
3. Pendekatan Pengeluaran
Berdasarkan metode ini, pendapatan nasional sanggup dihitung dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat sanggup dibedakan sebagai berikut :
Apabila pengluaran konsumsi rumah tangga dilambangkan (C), pengeluaran konsumsi pemerintah dilambangkan (G) pembentukan investasi dilambangkan dengan (I), ekspor barang dan jasa dilambangkan (X), dan impor barang dan jasa dilambangkan dengan (M), maka NI dirumuskan :
PN = C + G + I + (X – M)
Namun biasanya orang hanya akan menghitung PDB atau GDP lantaran GNP sanggup diperoleh dengan menambahkan PDB atau GDP dengan net income from aboard. Untuk menghitung pendapatan nasional sanggup dipakai tiga metode yaitu :
1. Pendekatan Produksi
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendapatan produksi ialah dengan menghitung jumlah produksi masing – masing sector ekonomi kemudian dijumlahkan.
Metode ini sanggup juga dilakukan dengan cara keseluruhan nilai tambah dari semua sector aktivitas ekonomi. Ketika menghitung pendapatan nasional harus dihindarin terjadinya perhitungan ganda.
Oleh lantaran itu, pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (bukan nilai jual) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
Apabila di suatu Negara terdapat beberapa sector, yaitu sector ekstraktif (E), agraris (A), industry (I), niaga/perdagangan (N), dan jasa (J), maka nilai yang diperoleh disebut national income yang dirumuskan sebagai berikut :
NI = E +A + I + N + J
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini dedasarkan atas jumlah hasil barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu tahun.
Semua nilai hasil final barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama dengan produk nasional atas dasar harga pasar.
Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai – nilai perhiasan yang diciptakan oleh tiap – tiap sector yang ada dalam perekonomian.
Seluruh nilai perhiasan yang diciptakan dalam suatu sector merupakan nilai produksi dari sector tersebut yang disumbangkan kepada pendapatan nasional.
Selain untuk menawarkan besarnya bantuan dari tiap –tiap sector ekonomi kepada pendapatan nasional, penghitungan dengan cara produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan niulai – nilai perhiasan yang diciptakan ialah dengan tujuan untuk menghindari penghitungan 2 kali.
2. Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diperoleh para pekerja, pendapatan para pengusaha, dan pendapatan pemilik modal yang sanggup berupa upah atau gaji, bunga modal, dan laba.
Dalam pendekatan pendapatan, PDB atau GDP didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor – faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi disuatu Negara dalam periode tertentu.
Menurut Suryana, pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor – faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pendapatan yang dihitung ialah pendapatan yang diperoleh oleh mereka yang mempunyai faktor – faktor produksi, menyerupai pemilik modal, pekerja, dan pengusaha.
Para pemilik faktor produksi ini masing – masing memperoleh gaji, sewa, bunga modal, dan profit yang dilambangkan dengan wages (w), rent (r), interest (i), dan profit (p). dengan demikian NI dirumuskan :
NI = w + r + i + p
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima sector – sector produksi dengan cara sebagai berikut :
- Pendapatan para pekerja, yakni honor dan upah.
- Pendapatan dari perjuangan perseorangan (perusahaan perseorangan).
- Pendapatan dari sewa.
- Bunga neto, yakni seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga santunan konsumsi dan bunga santunan pemerintah.
- Keuntungaan perusahaan.
Bunga santunan pemerintah dan bunga santunan untuk konsumsi tidak dihitung sebagai bab dari pendapatan nasioal.
Hal ini lantaran pembayaran bunga tersebut bukanlah bunga yang dibayarkan kepada modal yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan, yang dipinjamkan dalam aktivitas yang bertujuan untuk melaksanakan pembentukan modal/investasi.
Berdasarkan alasan yang sama bunga yang dibayar oleh konsumen untuk membeli batang – barang konsumsi secara cicilan tidak termasuk sebagai bab dari pendapatan nasional.
3. Pendekatan Pengeluaran
Berdasarkan metode ini, pendapatan nasional sanggup dihitung dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat sanggup dibedakan sebagai berikut :
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga
- Pengeluaran konsumsi pemerintah, baik sentra maupun daerah,
- Pembentukan modal tetap bruto menyerupai persediaan barang – barang dan alat – alat produksi tahan lama.
- Ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.
Apabila pengluaran konsumsi rumah tangga dilambangkan (C), pengeluaran konsumsi pemerintah dilambangkan (G) pembentukan investasi dilambangkan dengan (I), ekspor barang dan jasa dilambangkan (X), dan impor barang dan jasa dilambangkan dengan (M), maka NI dirumuskan :
PN = C + G + I + (X – M)
Pendapatan per kapita ialah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita.Pendapatan per kapita sering dipakai sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. dengan demikian pendapatan per kapita ialah pendapatan rata – rata penduduk suatu Negara. Sehingga rumusnya ialah :
Pendapatan per Kapita = Jumlah pendapatan Nasional
Jumlah Penduduk
Jika penpadatan nasional untuk aneka macam tahun diketahui, memilih pendapatan per kapita bukanlah hal sulit.
Pendapatan per kapita ialah pendapatan rata – rata penduduk. Oleh lantaran itu, untuk mendapatkan pendapatan per kapita dalam suatu tahun tertentu ialah dengan cara membagi pendapatan pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
Untuk memilih tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun sanggup dityentukan dengan cara penentuan pendapatan nasional rill, yaitu dengan rumus berikut :
GT = PNRt – PNRt-1 / PNRt-1 x 100%
Keterangan :
GT = Pertumbuhan pendapatan per kapita yang dinyatakan dalam persen.
PNRt = Pendapatan per kapita pada tahun t
PNRt-1 = Pendapatan per kapita pada tahun ke (t-1) sebelum tahun ke– t
Kegunaan Perhitungan Pendapatan per Kapita ialah sebagai berikut :
Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita.Pendapatan per kapita sering dipakai sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. dengan demikian pendapatan per kapita ialah pendapatan rata – rata penduduk suatu Negara. Sehingga rumusnya ialah :
Pendapatan per Kapita = Jumlah pendapatan Nasional
Jumlah Penduduk
Jika penpadatan nasional untuk aneka macam tahun diketahui, memilih pendapatan per kapita bukanlah hal sulit.
Pendapatan per kapita ialah pendapatan rata – rata penduduk. Oleh lantaran itu, untuk mendapatkan pendapatan per kapita dalam suatu tahun tertentu ialah dengan cara membagi pendapatan pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
Untuk memilih tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun sanggup dityentukan dengan cara penentuan pendapatan nasional rill, yaitu dengan rumus berikut :
GT = PNRt – PNRt-1 / PNRt-1 x 100%
Keterangan :
GT = Pertumbuhan pendapatan per kapita yang dinyatakan dalam persen.
PNRt = Pendapatan per kapita pada tahun t
PNRt-1 = Pendapatan per kapita pada tahun ke (t-1) sebelum tahun ke– t
Kegunaan Perhitungan Pendapatan per Kapita ialah sebagai berikut :
- Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan Negara lain.
- Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan Negara lainnya.
- Sebagai data untuk kebijakan atau sebagai materi baku pertimbangan mengambil kebijakan mengambil langkah di bidang ekonomi.
- Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu Negara dari tahun ke tahun
Pembangunan suatu tempat sanggup berhasil dengan baik apabila didukung suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan, dan penilaian hasil – hasil pembangunan.
Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu memakai data statistic yang memuat informasi wacana kondisi rill suatu tempat pada ketika tertentu sehingga kebijakan dan taktik yang telah atau akan dilaksanakan sanggup dimonitor dan dievaluasi.
Produk Domestik Regional bruto (PDRB) ialah jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa final yang dihasilkan oleh seluruh unit perjuangan dalam suatu tempat dalam satu tahun tertentu. PDRB dihitung berdasarkan harga barang yang berlaku dan atas harga konstan.
PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai – nilai tambah barang dan jasa yang dihitung memakai harga pada tahun tersebut, sedangkan PDRB atas harga konstan menawarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung memakai harga pada tahun dasar.
PDRB merupakan jumlah bruto yang dihasilkan suatu tempat dalam satu tahun tertentu. Perbedaan antara konsep neto dan bruto ialah konsep bruto masih mengandung komponen penyusutan, sedangkan pada konsep neto komponen penyusutan tersebut telah dikeluarkan.
Dengan demikian, PDRN sama dengan PDRB dikurangi dengan biaya penyusutan atas barang modal yang dipakai dalam proses produksi barang dan jasa.
1. Metode Penghitungan PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Penghitungan PDRB suatu tempat secara umum sanggup dilakukan dengan memakai 2 metode, yaitu metode eksklusif dan metode tidak langsung.
Metode lamngsung ialah metode penghitungan PDRB dengan cara eksklusif menghitung nilai tambah yang terbentuk atau diperoleh pada masing – masing komponen penyusunan yaitu dengan cara :
a. Pendekatan Produksi
Yaitu dengan cara menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang berhasil diciptakan oleh masing – masing aktivitas ekonomi yang ada pada suatu wilayah dan kemudian menjumlahkannya
b. Pendekatan pendapatan
Yaitu dengan menghitung semua balas jasa yang diterima oleh masing – masing faktor produksi, yaitu upah dan gaji, dan surplus perjuangan serta ditambah dengan unsur penyusutan dan pajak tidak eksklusif neto.
c. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran bertitik pada penggunaan final dari barang/jasa di wilayah kabupaten/kota. Jadi, PDRB dihitung berdasarkan komponen pengeluaran final yang memakai /mengkonsumsi nilai tambah.
2. Metode Perhitungan PDRB atas Dasar harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan ini mempunyai kegunaan untuk perencanaan ekonomi secara keseluruhan atau secara sektoral.
Oleh lantaran itu, untuk sanggup mengukur perubahan volume produksi dan perkembangan produktivitas secara nyata, faktor efek perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas harga konstan dilakukan dengan membandingkan output pada tahun berjalan dengan indeks harga.
Dari segi metode statistic, nilai tambah atas dasar harga konstan sanggup diperoleh dengan beberapa metode sebagai berikut.
a. Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun yang berjalan dengan harga barang dan jasa tersebut pada tahun dasar.
b. Ekstrapolasi
Metode ini dilakukan dengan cara membagi nilai produksi pada tahun berjalan dengan suatu indeks volume dan dikalikan 100. Indeks volume yang dipakai sebagai ekstrapolasi sanggup merupakan indeks dari masing – masing produksi yaitu tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang dianggap sesuai.
c. Deflasi
Metode ini, dilakukan dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga sebagai deflator dan dikalikan 100. Indeks harga yang dipakai sebagai deflator ialah indeks harga yang sesuai dengan sifat dan komoditas dari aktivitas ekonomi yang dihitung nilainya, menyerupai indeks harga produsen, indeks harga materi bangunan, indeks harga materi pertambangan dan sebagainya.
d. Deflasi berganda
Metode ini dilakukan dengan mendeflasikan secara terpisah antara output dan biaya antara atau nilai tambah dari masing – masing aktivitas ekonomi. Indeks harga yang dipakai sebagai deflatopr untuk menghitung output biasanya merupakan indeks harga produsen sedangkan untuk menghitung indeks biasanya merupakan harga dari komponen input terbesar.
Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu memakai data statistic yang memuat informasi wacana kondisi rill suatu tempat pada ketika tertentu sehingga kebijakan dan taktik yang telah atau akan dilaksanakan sanggup dimonitor dan dievaluasi.
Produk Domestik Regional bruto (PDRB) ialah jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa final yang dihasilkan oleh seluruh unit perjuangan dalam suatu tempat dalam satu tahun tertentu. PDRB dihitung berdasarkan harga barang yang berlaku dan atas harga konstan.
PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai – nilai tambah barang dan jasa yang dihitung memakai harga pada tahun tersebut, sedangkan PDRB atas harga konstan menawarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung memakai harga pada tahun dasar.
PDRB merupakan jumlah bruto yang dihasilkan suatu tempat dalam satu tahun tertentu. Perbedaan antara konsep neto dan bruto ialah konsep bruto masih mengandung komponen penyusutan, sedangkan pada konsep neto komponen penyusutan tersebut telah dikeluarkan.
Dengan demikian, PDRN sama dengan PDRB dikurangi dengan biaya penyusutan atas barang modal yang dipakai dalam proses produksi barang dan jasa.
1. Metode Penghitungan PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Penghitungan PDRB suatu tempat secara umum sanggup dilakukan dengan memakai 2 metode, yaitu metode eksklusif dan metode tidak langsung.
Metode lamngsung ialah metode penghitungan PDRB dengan cara eksklusif menghitung nilai tambah yang terbentuk atau diperoleh pada masing – masing komponen penyusunan yaitu dengan cara :
a. Pendekatan Produksi
Yaitu dengan cara menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang berhasil diciptakan oleh masing – masing aktivitas ekonomi yang ada pada suatu wilayah dan kemudian menjumlahkannya
b. Pendekatan pendapatan
Yaitu dengan menghitung semua balas jasa yang diterima oleh masing – masing faktor produksi, yaitu upah dan gaji, dan surplus perjuangan serta ditambah dengan unsur penyusutan dan pajak tidak eksklusif neto.
c. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran bertitik pada penggunaan final dari barang/jasa di wilayah kabupaten/kota. Jadi, PDRB dihitung berdasarkan komponen pengeluaran final yang memakai /mengkonsumsi nilai tambah.
2. Metode Perhitungan PDRB atas Dasar harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan ini mempunyai kegunaan untuk perencanaan ekonomi secara keseluruhan atau secara sektoral.
Oleh lantaran itu, untuk sanggup mengukur perubahan volume produksi dan perkembangan produktivitas secara nyata, faktor efek perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas harga konstan dilakukan dengan membandingkan output pada tahun berjalan dengan indeks harga.
Dari segi metode statistic, nilai tambah atas dasar harga konstan sanggup diperoleh dengan beberapa metode sebagai berikut.
a. Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun yang berjalan dengan harga barang dan jasa tersebut pada tahun dasar.
b. Ekstrapolasi
Metode ini dilakukan dengan cara membagi nilai produksi pada tahun berjalan dengan suatu indeks volume dan dikalikan 100. Indeks volume yang dipakai sebagai ekstrapolasi sanggup merupakan indeks dari masing – masing produksi yaitu tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang dianggap sesuai.
c. Deflasi
Metode ini, dilakukan dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga sebagai deflator dan dikalikan 100. Indeks harga yang dipakai sebagai deflator ialah indeks harga yang sesuai dengan sifat dan komoditas dari aktivitas ekonomi yang dihitung nilainya, menyerupai indeks harga produsen, indeks harga materi bangunan, indeks harga materi pertambangan dan sebagainya.
d. Deflasi berganda
Metode ini dilakukan dengan mendeflasikan secara terpisah antara output dan biaya antara atau nilai tambah dari masing – masing aktivitas ekonomi. Indeks harga yang dipakai sebagai deflatopr untuk menghitung output biasanya merupakan indeks harga produsen sedangkan untuk menghitung indeks biasanya merupakan harga dari komponen input terbesar.
Semakin tinggi produksi masyarakat, semakin tinggi pula pendapatan nasional. Perbandingan antara tingkat pendapatan nasional dengan banyaknya jumlah penduduk dan akseptor pendapatan di kalangan penduduk menawarkan tingkat kemakmuran.
Tingkat kemakmuran bagi Negara – Negara atau tempat yang hanya bergantung pada hasil – hasil yang ada pada tempat sendiri ditentukan oleh faktor berikut :
Faktor – faktor tersebut sanggup dirumuskan :
K = AT / P
Untuk mencapai tingkat kemakmuran suatu Negara diharapkan pertumbuhan ekomoni yang dinamis. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan PDB dari tahun sebelumnya dengan mengabaikan pertumbuhan penduduk.
Tingkat kemakmuran bagi Negara – Negara atau tempat yang hanya bergantung pada hasil – hasil yang ada pada tempat sendiri ditentukan oleh faktor berikut :
- Kekayaan berupa sumber – sumber ekonomi ( kekayaan alam)
- Jumlah penduduk
- Kemampuan penduduk dalam menerapkan teknik produksi.
Faktor – faktor tersebut sanggup dirumuskan :
K = AT / P
Untuk mencapai tingkat kemakmuran suatu Negara diharapkan pertumbuhan ekomoni yang dinamis. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan PDB dari tahun sebelumnya dengan mengabaikan pertumbuhan penduduk.
Setelah kalian mempelajari pendapatan nasional, mulai pengertian, cara perhitungan, komponen dan konsepnya, manfaat apa yang sanggup diperoleh? Sekarang akan dikemukakan manfaat yang sanggup diperoleh dari mempelajari pendapatan nasional.
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut:
Tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional, sebagai berikut:
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut:
- Dapat mengetahui/menelaah struktur ekonomi suatu negara.
- Dapat membandingkan perekonomian suatu negara, masyarakat bahkan keluarga dari suatu waktu ke waktu lainnya.
- Dapat membandingkan perekonomian antardaerah.
- Dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau keluarga dalam satu periode tertentu.
Tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional, sebagai berikut:
- Untuk melihat kemajuan masyarakat dan negara di bidang perekonomian serta melihat pemerataan pembangunan guna mencapai keadilan dan kemakmuran.
- Untuk memperoleh taksiran akurat wacana nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu masyarakat dalam satu tahun.
- Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.
- Untuk membantu menciptakan planning dan melaksanakan jadwal pembangunan berjangka guna mencapai tujuan pembangunan nasional.
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat ialah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada aneka macam tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menawarkan kekerabatan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional.
Jika terjadi perubahan undangan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada undangan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi ialah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) ialah bab dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini sanggup kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laris masyarakat dalam konsumsi bila dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat
Permintaan agregat ialah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada aneka macam tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menawarkan kekerabatan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional.
Jika terjadi perubahan undangan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada undangan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi ialah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) ialah bab dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini sanggup kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laris masyarakat dalam konsumsi bila dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat
0 Komentar untuk "Ekonomi Xi Serpihan 1 Pendapatan Nasional"