Sahabat beriman! pembahasan mengenai kiamat tidak terlepas pula dari kisahnya seorang raja yang pernah membangun sebuah tembok dinding penghalang yang terbuat dari besi dan tembaga panas yang dicairkan untuk dituangkan di atasnya di antara dua buah gunung.
Dinding tembok dari besi dan tembaga tersebut akan hancur luluh pada saatnya ketika Allah swt menakdirkannya, dan akan keluar dari dalam tembok tersebut dua golongan kaum perusak yakni kaum Yakjuj dan Makjuj.
Nama Raja tersebut berjulukan Dzulkarnain dialah yang membangun dinding tembok itu atas permintaan suatu kaum semoga dinding tersebut menjadi pembatas antara kaum tersebut dengan kaum yang suka menciptakan kerusakan, kaum yang suka berbuat kerusakan yang dijuluki dengan nama Yakjuj dan Makjuj.
Arti Bahasa
Nama Dzulkarnain dalam bahasa arab di tulis dengan Dzu al Qarnain, adonan dari dua buah kata. Dzu artinya pemilik, sedangkan Qarnain artinya dua tanduk. Makara sanggup di artikan bahwa nama Dzulkarnain artinya pemilik dua tanduk.
Tanduk yang dimaksud yaitu rambut yang dikepang menjadi dua penggalan sebelah kanan dan kiri kepala, dan itu merupakan model rambut kebiasaan yang dilakukan rakyat Mesir dimasa itu.
Kisahnya terdapat dalam Al Alquran surat Al Mu'min ayat 28, yang berbunyi :
Artinya : Dan seorang pria yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya berkata : Apakah kau akan membunuh seorang pria sebab dia menyatakan : Tuhanku ialah Allah padahal dia telah tiba kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan kalau ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu, dan kalau ia seorang yang benar pasti sebagian peristiwa yang di ancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Qs. Al Mukmin 40:28).
Dzulkarnain Yang Dimaksud Dalam Al Quran.
Seorang pria yang berkata yang dimaksud dalam ayat di atas tersebut berjulukan Amnihotep IV, kalau orang barat menyebutnya Imhotep yang berkarakter jahat. Laki-laki inilah yang diyakini sebagai Dzulkarnain seorang raja yang menggantikan raja Firaun sesudah karam di maritim merah.
Setelah Firaun dan bala tentaranya meninggal sebab karam dilaut merah, maka posisi raja selanjutnya digantikan oleh Dzulkarnain sebab ia masih keluarga Firaun, keislamannya berbarengan dengan keislamannya Siti Asiyah (istri firaun) yang menyembunyikan keimanannya dari Firaun.
Ketika Dzulkarnain menjadi raja Mesir ia ganti semua tatanan kehidupan masyarakat Mesir terutama dari segi kepercayaan yang semula berkeyakinan paganisme bermetamorfosis masyarakat yang bertauhid kembali menyembah kepada Allah Swt.
Dengan demikian para jago tafsir meyakini bahwa Dzulkarnain merupakan satu-satunya raja Mesir yang beragama Islam, dan keimanannya itu atas undangan dakwahnya Nabi Musa alaihissalam dan mempercayai bahwa Nabi Musa yaitu utusan Allah Swt.
Kemudian Dzulkarnain membangun Mesir dan salah satu hasil karyanya yang sangat fenomenal dan masih ada hingga kini yakni bangunan Piramida Giza yang sudah berusia 3000 tahun lebih, dan Greet Wall (Tembok Cina) yang ada di negara China yang diyakini hasil arsitek karya Dzulkarnain.
Kisah Pengembaraan Dzulkarnain
Allah Swt kisahkan dalam Al Alquran Surat Al Kahfi ayat : 83-98. Sebagai berikut :
Dalam kisahnya Dzulkarnain sedang melaksanakan pengembaraan ke arah barat kini disebut (Maldives), kemudian ia melihat matahari terbenam ke dalam lautan yang mempunyai lumpur berwarna hitam. Lalu ia menyaksikan ada sekelompok kaum yang tidak mempunyai agama.
Kemudian Allah Swt perintahkan Dzulkarnain untuk membolehkan menghukum kaum tersebut atau mengajarkan agama kepada mereka (kaum tersebut).
Setelah itu ia dan pasukannya kembali melaksanakan perjalanan ke arah timur kini terletak di kawasan (kiri bati), kemudian ia menemukan sekelompok umat yang miskin, sebab sangat miskinnya umat ini tidak bisa melindungi diri mereka untuk berteduh dari panas teriknya matahari. (Qs. Al Kahfi 18:89-91)
Membangun Tembok Dinding Penghalang Dari Besi
Setelah itu Dzulkarnain dan pasukannya melaksanakan pengembaraan lagi sehingga sampailah ia ke sebuah kawasan pegunungan. Di antara dua gunung tersebut ia menemukan suatu kaum yang tidak dimengerti tutur kata bahasanya.
Umat tersebut meminta proteksi kepada Dzulkarnain semoga dibuatkan buat mereka tembok dinding penghalang untuk berlindung dari dua kelompok umat yang suka berbuat kerusakan yakni dari kelompok Ya'juj dan Makjuj.
Umat ini menjanjikan akan memperlihatkan imbalan kepada Dzulkarnain kalau membangunkan tembok dinding penghalang tersebut bagi mereka. Namun Dzulkarnain menolak atas kebaikan mereka itu, kemudian Dzulkarnain memperlihatkan syarat kepada mereka yakni supaya membantu Dzulkarnain dan pasukannya dalam membangun dinding tersebut.
Kemudian Dzulkarnain dan pasukannya dan dibantu oleh umat tersebut berhasil menciptakan dinding tembok itu. Dzulkarnain membangun dinding tembok tersebut dari potongan-potongan besi yang disusun sehingga sama rata dengan kedua buah gunung.
Setelah potongan-potongan besi tersebut sudah tersusun, kemudian ia menuangkan tembaga panas di atas tumpukan potongan besi tersebut. Setelah itu ia berkata kepada umat tersebut, bahwa kedua umat tersebut tidak akan bisa melubangi atau menaiki dinding tersebut.
Lalu Dzulkarnain menambahkan : Ini dinding yaitu rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba akad Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan akad Tuhanku itu yaitu benar, kemudian Yakjuj dan Makjuj akan keluar dari celah itu bagaikan menyerupai air bah.
Lokasi tempat di bangunnya dinding tembok tersebut tidak diketahui secara pasti, namun baru-baru ini sebuah penelitian tengah dilakukan dan menemukan bahwa lokasi dinding tersebut berada di kawasan sekitar pegunungan Kaukasus.
Kisah pembangunan tembok dinding penghalang dari besi ini, Allah kisahkan dalam Qs. Al Kahfi 18: 92-98
Hubungan Kerajaan Fir'aun Mesir dengan Bumi Nusantara
Sebuah penelitian gres mengemukakan bahwa kebiasaan masyarakat Mesir ialah suka mengawetkan para rajanya, dan untuk mengawetkan jenajah sang raja memerlukan zat materi pengawet, dan ternyata zat materi pengawet utamanya yaitu Kamper atau istilah lainnya Kapur Barus yang berasal dari Barus di Sumatera di kawasan Tapanuli.
Data gres ini di ambil ketika Raja Dzulkarnain sedang melaksanakan pengembaraannya kewilayah dunia penggalan Timur tempat terbitnya matahari yang hingga ke wilayah kiri bati sebelah utara New Zealand, sebelah timur agak ke utara dibelakang Irian Jaya (papua sekarang).
Jika dilihat dari jalur rute perjalanannya, maka Dzulkarnain melalui Jalur Sutera, maka atas dasar inilah para jago sejarah beropini bahwa ternyata Islam sudah masuk ke bumi Nusantara semenjak zaman Nabi Musa sebab Dzulkarnain hidup sezaman dengan Nabi Musa.
Sebagai bukti aksesori bahwa nama-nama pulau yang ada di bumi Nusantara Indonesia ini berasal dari bahasa Arab menyerupai :
Dari fakta-fakta inilah maka para jago sejarah beropini berpengaruh bahwa masuknya agama Islam ke bumi Nusantara Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Nabi Musa alaihissalam dan dilakukan oleh Dzulkarnain ketika melaksanakan pengembaraannya ke wilayah timur yang di anggap sebagai tempat terbitnya matahari.
Adanya fakta sejarah ini tentunya cukup mengagetkan kita semua, sebab cerita-cerita sejarah yang ada pada umumnya belum pernah membahas perihal duduk kasus ini. Semoga dengan adanya kisah yang gres kita baca ini sanggup menambah keyakinan kita akan keagungan Allah swt.
Adanya kajian-kajian ilmiah yang di anggap sebagai ilmu yang baru, tentunya masih membutuhkan uji data penelitian yang lebih mendalam, namun hal itu akan benar-benar terbukti bila memang sejalan dengan fakta-fakta dan bukti-bukti yang ada.
4. Beberapa Pendapat Tentang Dzulkarnain
Menurut Al Azraqi, menyebutkan bahwa Dzulkarnain beragama Islam atas undangan Khalilullah Ibrahim dan melaksanakan tawaf di ka'bah bersama Nabi Ismail.
Menurut Ibnu Katsir, Dzulkarnain hidup dimasa nabi Ibrahim alaihissalam, 2000 tahun sebelum masa Aleksander agung orang Macedonia Yunani. Dalam kitabnya Al Bidayah wa an Nihayah disebutkan bahwa Nabi Khidir yaitu menterinya dan pergi haji dengan berjalan kaki.
Ketika Nabi Ibrahim mengetahui kedatangannya, dia keluar dari kota Mekkah untuk menyambutnya. Lalu Nabi Ibrahim mendoakan dan memperlihatkan nasihat-nasihat yang baik kepada Dzulkarnain.
Diriwayatkan dari Waqi dari Israil dari jabir dari Mujahid dari Abdullah bin Amr, dia berkata : Dzulkarnain merupakan seorang Nabi.
Berkata Ishak bin Basyar dari Utsman bin Asy Syaj dari Khusoif dari Ikrimah dari debu Abbas berkata : Dzulkarnain yaitu raja yang soleh, Allah meridloi amalnya, dan memuji dalam kitabnya. Dia yaitu orang yang di tolong, Khidir yaitu menterinya, Nabi Khidir merupakan pemimpin pasukan tentaranya.
Demikianlah pembahasan mengenai kisah Dzulkarnain yang dimaksud dalam Al Quran.
Dari banyak sekali sumber.
Wallaahu a'lam.
Dengan demikian para jago tafsir meyakini bahwa Dzulkarnain merupakan satu-satunya raja Mesir yang beragama Islam, dan keimanannya itu atas undangan dakwahnya Nabi Musa alaihissalam dan mempercayai bahwa Nabi Musa yaitu utusan Allah Swt.
Kemudian Dzulkarnain membangun Mesir dan salah satu hasil karyanya yang sangat fenomenal dan masih ada hingga kini yakni bangunan Piramida Giza yang sudah berusia 3000 tahun lebih, dan Greet Wall (Tembok Cina) yang ada di negara China yang diyakini hasil arsitek karya Dzulkarnain.
Kisah Pengembaraan Dzulkarnain
Allah Swt kisahkan dalam Al Alquran Surat Al Kahfi ayat : 83-98. Sebagai berikut :
Dalam kisahnya Dzulkarnain sedang melaksanakan pengembaraan ke arah barat kini disebut (Maldives), kemudian ia melihat matahari terbenam ke dalam lautan yang mempunyai lumpur berwarna hitam. Lalu ia menyaksikan ada sekelompok kaum yang tidak mempunyai agama.
Kemudian Allah Swt perintahkan Dzulkarnain untuk membolehkan menghukum kaum tersebut atau mengajarkan agama kepada mereka (kaum tersebut).
Setelah itu ia dan pasukannya kembali melaksanakan perjalanan ke arah timur kini terletak di kawasan (kiri bati), kemudian ia menemukan sekelompok umat yang miskin, sebab sangat miskinnya umat ini tidak bisa melindungi diri mereka untuk berteduh dari panas teriknya matahari. (Qs. Al Kahfi 18:89-91)
Membangun Tembok Dinding Penghalang Dari Besi
Setelah itu Dzulkarnain dan pasukannya melaksanakan pengembaraan lagi sehingga sampailah ia ke sebuah kawasan pegunungan. Di antara dua gunung tersebut ia menemukan suatu kaum yang tidak dimengerti tutur kata bahasanya.
Umat tersebut meminta proteksi kepada Dzulkarnain semoga dibuatkan buat mereka tembok dinding penghalang untuk berlindung dari dua kelompok umat yang suka berbuat kerusakan yakni dari kelompok Ya'juj dan Makjuj.
Umat ini menjanjikan akan memperlihatkan imbalan kepada Dzulkarnain kalau membangunkan tembok dinding penghalang tersebut bagi mereka. Namun Dzulkarnain menolak atas kebaikan mereka itu, kemudian Dzulkarnain memperlihatkan syarat kepada mereka yakni supaya membantu Dzulkarnain dan pasukannya dalam membangun dinding tersebut.
Kemudian Dzulkarnain dan pasukannya dan dibantu oleh umat tersebut berhasil menciptakan dinding tembok itu. Dzulkarnain membangun dinding tembok tersebut dari potongan-potongan besi yang disusun sehingga sama rata dengan kedua buah gunung.
Setelah potongan-potongan besi tersebut sudah tersusun, kemudian ia menuangkan tembaga panas di atas tumpukan potongan besi tersebut. Setelah itu ia berkata kepada umat tersebut, bahwa kedua umat tersebut tidak akan bisa melubangi atau menaiki dinding tersebut.
Lalu Dzulkarnain menambahkan : Ini dinding yaitu rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba akad Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan akad Tuhanku itu yaitu benar, kemudian Yakjuj dan Makjuj akan keluar dari celah itu bagaikan menyerupai air bah.
Lokasi tempat di bangunnya dinding tembok tersebut tidak diketahui secara pasti, namun baru-baru ini sebuah penelitian tengah dilakukan dan menemukan bahwa lokasi dinding tersebut berada di kawasan sekitar pegunungan Kaukasus.
Kisah pembangunan tembok dinding penghalang dari besi ini, Allah kisahkan dalam Qs. Al Kahfi 18: 92-98
Hubungan Kerajaan Fir'aun Mesir dengan Bumi Nusantara
Sebuah penelitian gres mengemukakan bahwa kebiasaan masyarakat Mesir ialah suka mengawetkan para rajanya, dan untuk mengawetkan jenajah sang raja memerlukan zat materi pengawet, dan ternyata zat materi pengawet utamanya yaitu Kamper atau istilah lainnya Kapur Barus yang berasal dari Barus di Sumatera di kawasan Tapanuli.
Data gres ini di ambil ketika Raja Dzulkarnain sedang melaksanakan pengembaraannya kewilayah dunia penggalan Timur tempat terbitnya matahari yang hingga ke wilayah kiri bati sebelah utara New Zealand, sebelah timur agak ke utara dibelakang Irian Jaya (papua sekarang).
Jika dilihat dari jalur rute perjalanannya, maka Dzulkarnain melalui Jalur Sutera, maka atas dasar inilah para jago sejarah beropini bahwa ternyata Islam sudah masuk ke bumi Nusantara semenjak zaman Nabi Musa sebab Dzulkarnain hidup sezaman dengan Nabi Musa.
Sebagai bukti aksesori bahwa nama-nama pulau yang ada di bumi Nusantara Indonesia ini berasal dari bahasa Arab menyerupai :
- Pulau Sumatera berasal dari Assamatiroh artinya mahkota
- Pulau Jawa berasal dari Al Jawuu yang artinya dataran tinggi dan dingin
- Pulau kalimantan berasal dari Barna'un yang berarti tanah yang berair (diganti portugis jadi Borneo),
- Pulau Makassar berasal dari Makassaro yang berarti tempat yang terpecah-pecah
- Pulau Maluku berasal dari Jaziratul Muluk, sebab keindahanya kemudian tiba portugis dan diganti dengan Maluku
- Pulau Papua Nugini berasal dari Biladu Nurul Islami yang berarti negara cahaya Islam
Dari fakta-fakta inilah maka para jago sejarah beropini berpengaruh bahwa masuknya agama Islam ke bumi Nusantara Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Nabi Musa alaihissalam dan dilakukan oleh Dzulkarnain ketika melaksanakan pengembaraannya ke wilayah timur yang di anggap sebagai tempat terbitnya matahari.
Adanya fakta sejarah ini tentunya cukup mengagetkan kita semua, sebab cerita-cerita sejarah yang ada pada umumnya belum pernah membahas perihal duduk kasus ini. Semoga dengan adanya kisah yang gres kita baca ini sanggup menambah keyakinan kita akan keagungan Allah swt.
Adanya kajian-kajian ilmiah yang di anggap sebagai ilmu yang baru, tentunya masih membutuhkan uji data penelitian yang lebih mendalam, namun hal itu akan benar-benar terbukti bila memang sejalan dengan fakta-fakta dan bukti-bukti yang ada.
4. Beberapa Pendapat Tentang Dzulkarnain
Menurut Al Azraqi, menyebutkan bahwa Dzulkarnain beragama Islam atas undangan Khalilullah Ibrahim dan melaksanakan tawaf di ka'bah bersama Nabi Ismail.
Menurut Ibnu Katsir, Dzulkarnain hidup dimasa nabi Ibrahim alaihissalam, 2000 tahun sebelum masa Aleksander agung orang Macedonia Yunani. Dalam kitabnya Al Bidayah wa an Nihayah disebutkan bahwa Nabi Khidir yaitu menterinya dan pergi haji dengan berjalan kaki.
Ketika Nabi Ibrahim mengetahui kedatangannya, dia keluar dari kota Mekkah untuk menyambutnya. Lalu Nabi Ibrahim mendoakan dan memperlihatkan nasihat-nasihat yang baik kepada Dzulkarnain.
Diriwayatkan dari Waqi dari Israil dari jabir dari Mujahid dari Abdullah bin Amr, dia berkata : Dzulkarnain merupakan seorang Nabi.
Berkata Ishak bin Basyar dari Utsman bin Asy Syaj dari Khusoif dari Ikrimah dari debu Abbas berkata : Dzulkarnain yaitu raja yang soleh, Allah meridloi amalnya, dan memuji dalam kitabnya. Dia yaitu orang yang di tolong, Khidir yaitu menterinya, Nabi Khidir merupakan pemimpin pasukan tentaranya.
Demikianlah pembahasan mengenai kisah Dzulkarnain yang dimaksud dalam Al Quran.
Dari banyak sekali sumber.
Wallaahu a'lam.
0 Komentar untuk "Kisah Dzulkarnain Yang Dimaksud Dalam Al Quran"