Kisah Nabi Nuh Dan Kaumnya


Kisah wacana seorang Nabi yang namanya Nuh sudah banyak diketahui oleh semua orang, baik dari kalangan muslim maupun non muslim. Kisah Nabi Nuh yang mendapat perintah untuk menciptakan bahtera di atas perbukitan merupakan suatu beban yang sangat berat yang dialami nabi Nuh dan para pengikutnya yang kebanyakan dari kalangan kaum yang lemah.

Perintah untuk mengembangkan bahtera kepada nabi Nuh bukanlah tanpa sebab, melainkan suatu ketetapan yang telah digariskan oleh Allah swt terhadap nabi Nuh dan kaumnya. Setelah sekian lamanya nabi Nuh berusaha memberikan risalah kenabian yakni untuk memberikan berupa perintah dan larangan dari Allah swt kepada kaumnya hasilnya sungguh diluar dugaan. 

Dalam buku-buku sejarah dinyatakan bahwa Nabi Nuh Alaihissalam dalam menyerukan usul dakwahnya kurang lebih selama 950 tahun lamanya, supaya kaumnya kembali menyembah Allah Tuhan yang  maha esa. Namun ternyata waktu yang selama itu, Nabi Nuh hanya sanggup membawa sekitar 80 orang saja yang ikut dalam kapal, sanggup dibayangkan betapa sulit dan susahnya dalam mengemban amanat perintah itu.

Kisah awal nabi Nuh menciptakan kapal

Kurang lebih selama 950 tahun Nabi Nuh Alaihisslam berupaya keras mengajak kaumnya untuk kembali menyembah Allah swt, yang pada waktu itu kaumnya melaksanakan peribadatan menyembah kepada patung-patung berhala buatan tangan manusia.

Patung-patung yang ibarat insan itu melainkan berasal dari para tokoh yang sanggup dikatakan orang-orang yang shaleh pada zamannya, yang sesudah kematiannya dibuatkan patungnya yang bertujuan guna mengenang jasa-jasanya dan kesholehannya.

Patung-patung itu dibentuk oleh kaum yang sholeh dan ditempatkan ditempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama mereka. Patung-patung ini pula yang kelak disembah oleh masyarakat Arab Makkah sebelum nabi Muhammad saw di angkat menjadi Nabi dan Rasul.

Nama-nama patung tersebut, antara lain :

1.   Wudd
2.   Suwa
3.   Yaghuts

Patung-patung tersebut tidak di sembah sebelum orang sholeh itu mati dan ilmunya telah hilang di antara mereka, maka dari situlah penyembahan mulai terjadi. Seiring berjalannya waktu dari generasi ke generasi, hingga tibalah pada suatu generasi yang sudah jauh dari masanya maksud pembuatan patung itu, orang-orang mulai membawa sesuatu untuk diberikan pada patung itu dalam setiap permintaan yang mereka ucapkan kepada patung itu.

Kehidupan generasi terus berlanjut dan keadaan insan sedang terombang ambing dalam kesesatan dan sering disebut sebagai zaman jahiliyah, hingga tibalah masanya Allah swt utus seorang nabi dari kalangan mereka untuk memperingatkan mereka yang namanya Nuh Alaihissalam.

Ketika nabi Nuh mulai mencoba mendekati mereka mulai mengajak mereka supaya kembali menyembah hanya kepada Allah swt, mereka menjawab ini yaitu agama nenek moyang kami dan mereka sudah biasa melaksanakan penyembahan terhadap patung itu.

Tanpa mengenal lelah nabi Nuh terus berupaya mengajak kaumnya supaya kembali kepada jalan kebenaran, tapi jawaban mereka masih mirip itu bahkan mereka berani mengejek dan mengolok-ngolok apa yang nabi Nuh sampaikan.

Ejekan dan hinaan semakin menjadi jadi ketika nabi Nuh Alaihissalam mendapat perintah dari Allah (Tuhan) untuk menciptakan perahu, dan memberitahukan kepada kaumnya bahwa nanti akan ada banjir besar yang tidak ada kawasan untuk berlindung kecuali hanya di atas kapal nabi Nuh.

Mendengar dongeng itu sontak saja kaumnya semakin tidak percaya atas apa yang selalu nabi Nuh katakan kecuali hanya sedikit orang saja yang tetap setia mengikuti Nuh. Nabi Nuh dan pengikutnya melaksanakan perintah untuk menciptakan kapal tersebut, atas bimbingan dari Allah swt kapal tersebut jadi dibentuk dan di atas kapal tersebut selain menciptakan ruangan untuk insan juga dibuatkan tempat-tempat atau ruang-ruang untuk segala jenis binatang.

Selama proses pengerjaan kapal tersebut nabi Nuh Alaihissalam dan pengikutnya mendapat perlakuan yang tidak pantas, selain dari olok-olokan dari mulut-mulut kedengkian juga mereka berani membuang kotoran hajat mereka di atas kapal tersebut.

Hingga ada suatu dongeng menyampaikan bahwa kaumnya mengakibatkan kapal nabi Nuh itu sebagai kawasan untuk membuang kotoran hajat mereka hingga menumpuk penuh, dengan kuasanya Allah swt semua penduduk kaumnya itu terkena penyakit.

Kemudian mereka hanya sanggup sembuh kalau dilumuri oleh kotoran yang ada di kapal nabi Nuh tersebut. Saking banyak kaumnya nabi Nuh yang sakit, maka tumpukan kotoran yang ada di kapal itu menjadi hilang higienis kembali lantaran kaumnya mengambilnya sebagai obat sakit mereka.

Datangnya bahaya banjir besar semakin dekat, Nabi Nuh dengan sabarnya masih terus berupaya mengajak mereka supaya ikut naik ke kapal tersebut, namun lantaran keingkaran kaumnya sudah tidak sanggup lagi kembali pada fitrahnya mereka malah menyampaikan masih ada kawasan lagi yang lebih tinggi yaitu pegunungan.

Ketika waktunya sudah semakin dekat, Nabi Nuh Alaihissalam dan para pengikutnya mulai menaiki kapal tersebut dengan membawa banyak sekali jenis hewan untuk di angkut bersama mereka, waktu yang di tunggu-tunggu jadinya tiba.

Langit tiba-tiba menjadi gelap kemudian turun hujan yang tiada henti terus menerus turun para mahir sejarah menyampaikan bahwa hujan itu selama 40 hari 40 malam, air mulai membanjiri rumah-rumah kaumnya, bahkan nabi Nuh pada ketika itu masih terus berupaya mengajak supaya ikut naik ke kapalnya.

Pada ketika itu anak Nabi Nuh yang berjulukan Kan'an tidak mau ikut naik ke kapal, ia malah naik kepegunungan mencari dataran tinggi dengan cita-cita sanggup selamat dari air bah tersebut, tanggapan dari kedurhakaannya itu jadinya Kan'an termasuk kedalam golongan kaumnya yang pendosa.

Dari petaka banjir besar itu para mahir sejarah menyampaikan tidak ada seorangpun di bumi yang selamat kecuali yang di kapal itu, yakni nabi Nuh Alaihissalam dan pengikutnya serta hewan yang di angkut bersama mereka.

Selama beberapa waktu lamanya atas perintah Allah swt maka surutlah air bah itu, dan kapal itu berlabuh di atas sebuah bukit yang namanya bukit Judi kitab Al Qur'an membuktikan hal itu. Setelah air benar-benar sudah surut, turunlah Nabi Nuh Alaihissalam dan pengikutnya dan hewan yang dibawanya dari kapal untuk menjalani kehidupan yang baru.

Dari kisah di atas dapatlah kita membayangkan betapa beratnya menjadi seorang nabi, mengemban amanah atas perintah dari tuhannya (Allah swt).

Itulah mengenai kisah perjalanan seorang nabi yang berjulukan Nuh Alaihissalam, yang menjadi cikal bakal lahirnya keturunan bangsa-bangsa kita hari ini di dunia.

Related : Kisah Nabi Nuh Dan Kaumnya

0 Komentar untuk "Kisah Nabi Nuh Dan Kaumnya"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)