Kisah Nabi Sulaiman Dan Dajjal


Nabi Sulaiman merupakan seorang raja yang agung sekaligus sebagai seorang utusan yang mempunyai banyak keistimewaan serta mukjizat yang Allah telah anugerahkan kepadanya. Beliau yaitu seorang raja dunia yang tiada bandingannya, meskipun Nabi Sulaiman mempunyai kedudukan yang tinggi, namun dia tidak lupa dalam upayanya mengemban misi sebagai Nabi dan Rasul untuk memberikan perintah-perintah dan larangan  dari Allah swt untuk disampaikan terhadap rakyatnya.

1.  Masa kejayaan kerajaan Nabi Sulaiman As.

Nabi Sulaiman Alaihissalam yaitu putra dari seorang Nabi pula yang berjulukan Daud. Nabi Daud  Alaihissalam yang merupakan seorang raja dari kalangan bangsa Israel yang terletak di daerah Al Quds negeri Palestina sekarang. Dari semenjak kecil kecerdasan dan kecerdikan Nabi Sulaiman sudah nampak terlihat, dan sering membantu ayahnya (Nabi Daud) dalam menuntaskan masalah-masalah yang di alami rakyatnya.

Setelah cukup cukup umur dalam usia, maka ketika ayahnya (Nabi Daud) meninggal dunia, ia menggantikan kedudukan ayahnya menjadi raja untuk kerajaan Israel. Nabi Sulaiman tidak hanya menjadi raja bagi kalangan insan saja, akan tetapi ia pun berkuasa atas makhluk halus ibarat Jin serta binatang. Allah berikan pesan tersirat kepadanya bisa berbicara dengan bahasa binatang.

Kerajaan Nabi Sulaiman merupakan kerajaan yang tiada bandingannya dengan kerajaan manapun di dunia ini, lantaran dia satu-satunya Raja yang diberikan kemampuan mengerti bahasa hewan serta sanggup memerintahkan makhluk ibarat Jin untuk bekerja membantu pekerjaan-pekerjaan yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia, dan makhluk Jin ini dengan izin Allah swt sanggup diperintah oleh nabi Sulaiman.

Makhluk dari golongan Jin yang ia perintah yaitu termasuk dari golongan Syaitan, dan sebagaimana kita tahu bahwa syaitan merupakan musuh yang faktual bagi umat manusia. Syaitan-syaitan ini merupakan para andal bangunan dan penyelam, dengan kata lain mereka yaitu andal dalam kontruksi bangunan dan penyelaman kedalam dasar lautan. Qs Shaad ayat 37.

Nabi Sulaiman juga sanggup menundukkan angin, artinya ketika ia mau bepergian maka angin itu akan membawanya sesuai dengan yang di kehendakinya, Qs Shaad ayat 36. Nabi Sulaiman juga bisa memindahkan sebuah istana kerajaan Ratu Bilqis ke hadapannya dengan derma dari seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab, maka dengan sekejap mata istana itupun sudah ada di hadapan baginda Sulaiman.

2.  Nabi Sulaiman mengadakan SIDAK (Inspeksi mendadak)

Pada suatu ketika Nabi Sulaiman mengadakan upacara atau apel untuk seluruh tentaranya termasuk juga dari golongan Jin, setan, hewan dan insan semuanya diperintahkan untuk segera berkumpul menghadap kepada baginda Raja Sulaiman. Kala itu semuanya ikut hadir terkecuali seekor burung, burung itu berjulukan Hud-Hud.

Nabi Sulaiman berkata : Kenapa burung Hud-Hud terlambat datang, sungguh kalau tidak bisa memberi alasan yang terang atas keterlambatannya itu, sebagai hukumannya saya akan menyembelihnya. Tidak berapa usang burung Hud-Hud tiba menghadap dan bersujud dihadapan baginda Raja Sulaiman.

Burung Hud-Hud berkata : Ampunilah hamba atas keterlambatan ini Tuanku, hamba memang terlambat, akan tetapi hamba membawa kabar gosip yang amat penting. Burung Hud-Hud menceritakan beritanya bahwa di negeri Saba hiduplah seorang ratu yang berjulukan Bilqis. Ia mempunyai singgasana yang agung, kerajaannya luas dan rakyatnya hidup makmur.

Akan tetapi sayang mereka itu tidak menyembah Allas swt, mereka tersesat sehingga mereka malah menyembah kepada matahari. Nabi Sulaiman berkata : Ya, saya mempercayai kabar gosip yang kau bawa itu, akan tetapi saya akan mengusut kebenaran wacana beritamu itu. Bawalah suratku kepa Ratu Bilqis dan kalau sudah diterima bersembunyilah kau dicelah-celah jendela kemudian dengarkanlah apa yang akan dilakukan Ratu Bilqis.

3.  Burung Hud-Hud mengantarkan surat ke negeri Saba

Setelah Nabi Sulaiman menawarkan surat untuk disampaikan kepada Ratu Bilqis, maka burung Hud-Hud terbang kembali ke negeri Saba. Ia menyerahkan surat itu kepada Ratu Bilqis kemudian bersembunyi didekat celah jendela.

Ratu Bilqis kemudian membaca surat itu, yang isinya antara lain : Surat ini tiba dari Sulaiman dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang janganlah kau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang yang berserah diri.

Setelah selesai membaca surat itu, kemudian Ratu Bilqis memanggil para punggawa dan para penasihatnya untuk segera bermusyawarah mengenai surat itu. Ratu Bilqis tidak menginginkan peperangan lantaran ia berpikir bahwa peperangan hanya akan merusak keindahan Istana dan merugikan rakyat.

Kemudian dalam musyawarah itu diputuskan bahwa Ratu Bilqis akan mengirimkan hadiah kepada Raja Sulaiman melalui para utusannya. berangkatlah para utusan itu ke negeri Palestina dengan membawa banyak sekali macam hadiah yang mahal-mahal.

Tatkala para utusan itu tiba di Istana Nabi Sulaiman mereka tercengang, ternyata kerajaan Saba tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman as. Ketika itu para utusan hendak menyerahkan hadiah yang mereka bawa namun Nabi Sulaiman menolaknya.

Nabi Sulaiman hanya meminta semoga Ratu Bilqis memeluk agama Islam dan segera meninggalkan penyembahan terhadap matahari, kalau berdasarkan maka kerajaan Saba akan selamat tapi kalau membangkang maka Raja Sulaiman akan mengirimkan bala tentaranya yang tidak mungkin sanggup dilawan.

Setelah selesai pembicaraan dengan Raja Sulaiman, para utusan segera kembali lagi kenegeri Saba dan menceritakan apa-apa yang mereka lihat wacana kerajaan Nabi Sulaiman yang ternyata lebih megah daripada kerajaan mereka. Setelah mendengar laporan para utusan itu Ratu Bilqis berniat akan tiba memenuhi perintah Raja Sulaiman.

4.  Menyerahnya kerajaan Saba kepada Nabi Sulaiman As.

Ratu Bilqis beserta ribuan pasukannya tiba menemui Nabi Sulaiman ke negeri Palestina, setelah tiba ia pun tercengang merasa tidak habis pikir betapa megahnya kerajaan Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis merasa tersipu malu ingat mengenai soal para utusan yang ia perintahkan membawa hadiah untuk diberikan kepada Raja Sulaiman.

Tak hanya itu Ratu Bilqis juga heran bahwa tahta kerajaannya sudah tiba tiba mendahuluinya. Nabi Sulaiman berkata : Serupa inikah tahta kerajaanmu. Ratu Bilqis menjawab Ya, itu ibarat kepunyaanku, kemudian Ratu Bilqis mengusut singgasana tahta kerajaannya, hasilnya ia yakin bahwa tahta itu memang miliknya sendiri meski sudah ada sedikit perubahan warna.

Dalam hati Ratu Bilqis bertambah yakin bahwa Sulaiman yaitu seorang Nabi, yang dikaruniai mukjizat dan kemampuan sehingga bisa memindahkan tahta kerajaannya dalam waktu yang singkat. Tahta kerajaan Ratu Bilqis itu dipindahkan oleh anak buah Raja Sulaiman yang berjulukan Ashif bin Barkiya.

Ashif bin Barkiya merupakan orang yang mempunyai ilmu serta hikmah, kemampuannya memindahkan tahta kerajaan Ratu Bilqis lebih cepat ketimbang Jin Ifrit yang menjanjikan tahta kerajaan itu pindah sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Ashif bin Barkiya ternyata bisa memindahkan tahta raja itu hanya dalam waktu satu kedipan mata.

Kemudian Ratu Bilqis berkata : Sesungguhnya saya telah mengetahui kekuasaan Allah dan kebenaran kenabianmu sebelum insiden ini, yakni tatkala tiba burung Hud-Hud membawa surat darimu maka semenjak ketika itulah kami beriman.

Yang masih menghalangi kami untuk menyatakan keimanan kami yaitu disebabkan kami masih hidup ditengah-tengah kaum yang sudah mendalam tingkat kekufurannya, hal itulah yang menciptakan kami masih menyembunyikan keimanan kami hingga ketika ini.

Mendengar dongeng itu Nabi Sulaiman tersenyum, kemudian mempersilahkan Ratu Bilqis untuk memasuki Istananya. Ratu Bilqis mengira ia di ajak masuk ke pedoman sungai maka iapun menyingkapkan kainnya sehingga tampaklah betis kakinya.

Nabi Sulaiman segera memberitahukan bahwa itu bukanlah sungai tetapi lantai yang terbuat dari beling putih yang tipis, kemudian Ratu Bilqis tersipu malu dengan serta merta ia bersujud dan menyatakan keimanannya kepada Allah swt dan berkata :
Ya Tuhanku, sebetulnya saya telah berbuat dzalim terhadap diriku dan saya berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan sekalian Alam. 
Dengan adanya insiden dari mulainya gosip yang dibawa oleh burung Hud-Hud yang menjadikan bertemunya Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis, Akhirnya Ratu Bilqis menikah dengan Nabi Sulaiman dan hidup berbahagia hingga ajal simpulan hayat menjemputnya.

5.  Masa berakhirnya kerajaan Nabi Sulaiman as.

Kemudian tatkala kerajaannya dalam masa kejayaannya, Allah swt mengujinya dengan sebuah ujian sakit yang melemahkan tubuhnya, yang berdasarkan para andal tafsir disebutkan bahwa kepada Nabi Sulaiman diperlihatkan kepadanya masa-masa yang akan tiba setelah kematiannya, bahwa di atas kursinya atau singgasananya ada jasad lain yang mendudukinya. Qs Shaad ayat 34.

Nabi Sulaiman Alaihissalam meninggal tidak ibarat meninggalnya orang pada umumnya, dia meninggal dalam keadaan sambil duduk di atas kursinya dengan memegang tongkatnya sambil mengawasi para Jin yang sedang bekerja, sedangkan para jin itu tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman sudah meninggal. Kematian Nabi Sulaiman tercantum dalam surat Al Alquran berikut ini.

Maka tatkala kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang memperlihatkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. Qs Saba ayat 14.

6.  Hubungan kisah Nabi Sulaiman dengan Dajjal di simpulan zaman.

Dalam menguraikan wacana apa hubungannya Nabi Sulaiman dan Dajjal dengan kiamat ini diharapkan referensi-referensi rujukan yang terang dan untuk bahasan kali ini, ini hanya sebagian dari bahasan secara garis besarnya saja. Kemampuan dan ilmu pengetahuan penulis belum hingga ketahap sedalam itu.

Kisah Nabi Sulaiman dan hubungannya dengan Dajjal di kiamat ini di awali dari ketika Nabi Sulaiman Alaihissalam Allah uji dengan rasa sakit yang melemahkan tubuhnya, Qs Shaad ayat 34. Para andal tafsir menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan ujian ini ialah keberantakan kerajaan Nabi Sulaiman sehingga ada orang lain duduk di atas singgasananya atau tahta kerajaannya, diperlihatkan kepadanya ada jasad yang menduduki dingklik atau tahta singgasananya.

Jasad yang duduk di atas singgasana kerajaannya yang dimaksud berdasarkan pendapat andal tafsir (Syeikh Imron Hosein) ialah Dajjal. Makhluk Dajjal sebagaimana yang kita tahu bahwa dia yaitu makhluk yang sangat perlu diwaspadai lantaran fitnahnya yang sangat besar yang akan muncul nanti di simpulan zaman. Rasulullah saw telah mengabarkan semenjak 1400 tahun silam wacana akan munculnya sosok makhluk Dajjal tersebut.

Karena rasa kekhawatiran inilah maka Nabi Sulaiman as. Berdoa :
Ia berkata : Ya Tuhanku, ampunilah saya dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sebetulnya Engkaulah Yang Maha Pemberi. (Qs Shaad ayat 35)
Sebagaimana yang sudah di ceritakan di atas bahwa ketika Nabi Sulaiman Alaihissalam meninggal dunia dia dalam keadaan duduk di atas dingklik sambil memegang tongkatnya, sedangkan para syaitan-syaitan dari golongan Jin ini tidak mengetahuinya sehingga mereka terus saja bekerja. Menurut Syeikh Imron Hosein para syaitan-syaitan dari golongan Jin ini masih bekerja hingga ketika kini ini, lantaran belum mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal.

Untuk memahami hal ini diharapkan pemahaman ilmu yang cukup, lantaran bila dipikirkan secara sepintas hal ini hanya akan menjadi dongeng yang biasa saja ketika dibaca, didengar dan dilihat. Karena pemahaman pemikiran kita sebagai insan ketika ini beranggapan bahwa semua tekhnologi dan kontruksi bangunan yang ada ketika ini yaitu hasil dari buah karya pemikiran dari makhluk insan tanpa merasa ada campur tangan dari makhluk yang lainnya. 

Allah Swt berfirman dalam al Quran, yang berbunyi :

Artinya : Para Jin itu menciptakan untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya ibarat kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih. (Qs Saba ayat 13)

Berdasarkan ayat di atas sudah sangat terang bahwa para Jin itu bisa bekerja menciptakan hal-hal yang insan bisa kerjakan, mereka bisa menciptakan bangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ketika Allah swt menyebutkan kata tinggi, kata itu akan berbeda dengan ukuran tinggi berdasarkan ukuran kita sebagai manusia.

Sebagai pola Allah swt menyebutkan bahwa perjalanan Malaikat dari bumi ke atas Arsy untuk menghadap Allah diharapkan waktu hanya 24 jam, namun ternyata ukuran itu sama dengan 1000 tahun berdasarkan ukuran manusia.

Saat ini kita melihat di tanah Arab Saudi, khususnya di Makkah sudah berderet bangunan gedung yang menjulang tinggi namanya menara Abraj Al Bait, bahkan ketinggiannya hampir menutupi bangunan Masjidil Haram akhir tertutupi oleh bayangan bangunannya itu.

Sedangkan di atasnya ada sebuah simbol ibarat bulan sabit, namun berdasarkan para Ulama andal tafsir menyampaikan bahwa itu merupakan simbol dari tanduk setan.

Di tempat lainpun di katakan bahwa ketika ini negara Israel tengah mempersiapkan untuk membangun kembali sebuah istana di atas tanah yang dulunya di perkirakan menjadi tempat istananya kerajaan Nabi Daud Alaihissalam yaitu di atas daerah Al Quds, sebagaimana yang kita ketahui bahwa rencana pembangunan kembali istana kerajaan itu berada di komplek Masjidil Aqsa, tentunya hal ini akan menjadi problem yang berkepanjangan.

Munculnya bukti-bukti yang mengarah bahwa syaitan-syaitan itu ikut serta dalam proses membangun peradaban kehidupan insan di dunia ini, akan terlihat bagi mereka yang punya keyakinan terhadap ayat-ayat Allah swt, dan hal-hal tersebut akan menjadi banyak sekali macam bukti bahwa kehidupan dunia ini sedang menuju ke jalan terakhirnya.

Menurut Al Alquran surat An Nas ayat ke 6, bahwa syaitan itu terbagi dari dua jenis makhluk. pertama syaitan dari golongan jin, yang kedua syaitan dari golongan manusia. Untuk mendalami isi daripada kandungan tafsiran ayat dari surat An Nas ini akan dibutuhkan andal tafsir yang mumpuni dibidangnya.

Untuk menggali lebih dalam mengenai ciri-ciri yang sanggup dikategorikan sebagai syaitan, terlebih lagi semoga kita sanggup mengetahui wacana karakter-karakter insan yang termasuk kedalam kategori syaitan dari golongan umat insan khususnya.

Demikian pembahasan mengenai kisah nabi Sulaiman dan Dajjal serta hubungannya dengan simpulan zaman, yang benar hanya dari Allah swt yang salah itu dari keawaman penulis.

Dari banyak sekali sumber
Wallaahu a'lam.

Related : Kisah Nabi Sulaiman Dan Dajjal

0 Komentar untuk "Kisah Nabi Sulaiman Dan Dajjal"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)