Namrud merupakan seorang raja yang memiliki kecerdasan serta kecakapan pada masanya, tetapi kecerdasan yang dimilikinya tidak di imbangi dengan kecerdasan ruhaninya. Akibat tidak adanya keseimbangan dalam pikirannya sehingga menciptakan ia lupa diri kemudian bersifat besar kepala dan tidak mengakui adanya Tuhan, malahan beliau sendiri mengaku sebagai Tuhan.
Untuk mengetahui sejauh mana mengenai kisah Raja Namrud yang mati lantaran lalat, uraian penjelasannya kita bagi menjadi beberapa bagian. Kisah selengkapnya berikut ini.
1. Sejarah awal berdirinya kekuasaan kerajaan Namrud
Pada mulanya Namrud merupakan seorang pemburu yang hebat, bahkan beliau di juluki pemburu yang hebat dimata kaumnya. Kita mengetahui adanya Kisah raja Namrud lantaran terdapat dalam kitab Al Alquran yang hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Pada mulanya Namrud merupakan seorang pemburu yang hebat, bahkan beliau di juluki pemburu yang hebat dimata kaumnya. Kita mengetahui adanya Kisah raja Namrud lantaran terdapat dalam kitab Al Alquran yang hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Dalam bahasa Ibrani namanya Nimrod, sedangkan berdasarkan bahasa Arab namanya Namrud, dalam bahasa umum Indonesia disebut Namrud sesuai dengan bahasa Arab yang terdapat dalam Al Quran. Asal kata Nimrod berdasarkan bahasa Ibrani yaitu Marad yang berarti sendiri, dan merupakan kata jamak yang memiliki arti beliau membangkang.
Namrud merupakan keturunan kelima dari Nabi Nuh Alaihissalam, nama silsilah lengkapnya Namrud bin Kan'an bin Kush bin Ham bin Nuh. Namanya begitu populer alasannya yaitu beliau yang mendirikan dan membangun sebuah menara yang berjulukan menara Babel.
Dia merupakan orang yang berkuasa di wilayah Babilonia kini Irak, sebuah wilayah yang menjadi sentra peradaban dunia sehabis terjadinya tragedi banjir besar.
Dia merupakan orang yang berkuasa di wilayah Babilonia kini Irak, sebuah wilayah yang menjadi sentra peradaban dunia sehabis terjadinya tragedi banjir besar.
2. Perkembangan kekuasaan kerajaan Namrud
Wilayah kekuasaannya mencakup Asia Barat dan Timur Tengah, Dia membangun kota-kota besar, sisa peninggalannya terdapat di gunung Namrud jaraknya 150 km dari wilayah Adiyaman. Wilayah Adiyaman terletak 1220 km dari wilayah Istanbul Turki.
Gunung Namrud merupakan kawasan penyembahan beliau dan rakyatnya pada ilahi yang berjulukan Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk.
Gunung Namrud merupakan kawasan penyembahan beliau dan rakyatnya pada ilahi yang berjulukan Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk.
Karena sifat keangkuhan yang dimilikinya, maka Allah swt mengirim seorang utusan dalam rangka menyadarkan perbuatannya, utusan tersebut berjulukan Nabi Ibrahim Alaihissalam. Allah Swt memberikan Kisah Namrud kepada kita melalui Qs Al Baqarah ayat 258, yang berbunyi :
Nabi Ibrahim yang Allah utus untuk memperingatkan raja Namrud merupakan orang cerdas pula dan jago logika serta jago seni administrasi yang ulung. Nabi Ibrahim ingin berdialog dengan raja Namrud dihadapan orang banyak.
nabi Ibrahim berfikir bahwa salah satu cara yang paling baik yaitu dengan cara menghancurkan patung-patung sesembahan raja Namrud beserta rakyatnya untuk mencari perhatian sang raja, kebetulan waktu itu Namrud dan rakyatnya sedang berpesta hari raya dengan berburu ke hutan, sedangkan Kuil dalam keadaan kosong.
Kisah Nabi Ibrahim berdialog dengan Raja Namrud terdapat dalam Al Alquran surat Al Anbiyaa mulai dari ayat 52-73
Singkat dongeng dikala raja Namrud dan rakyatnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira, lantaran mereka akan mengadakan pesta sambil menyembah patung di ruang pemujaan. Ketika masuk ke Kuil pemujaan sangat terkejut lantaran melihat patung-patung pemujaan telah hancur cerai berai, beliau berkata : kurang ajar, siapa yang berani menghancurkan patung sembahan kita?
Tak seorangpun ada yang menjawab. Lalu ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan sakit perut. Raja Namrud kemudian memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim dan dibawa kehadapannya dengan dalih bahwa ia tidak ikut berburu ke hutan.
Nabi Ibrahim tiba dihadapan raja Namrud, rakyat berkumpul ikut menyaksikan kemudian Nabi Ibrahim di interogasi, Nabi Ibrahim bahagia lantaran itu yang ia harapkan. Kemudian raja Namrud bertanya : Apakah kau yang menghancurkan patung-patung itu? Bukan! jawab Nabi Ibrahim. raja Namrud menambahkan : Cukup banyak bukti memperlihatkan engkaulah pelakunya, tak usah mangkir!
Nabi Ibrahim menjawab : Bukan saya pelakunya! tanggapan Nabi Ibrahim memancing emosi sang raja. Baiklah raja Namrud! kata Ibrahim. Saya punya pikiran dan engkau pun punya pikiran, jikalau mau mencari pelakunya maka tanyakanlah pada patung yang lebih besar itu bukankah kapaknya ada menggantung disitu, berarti dialah pelakunya.
Raja Namrud murka mendengar ucapan itu. Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? dimana otakmu? masak patung itu akan saya ajak bicara mana mungkin beliau sanggup bicara? kau jangan mengada ada! Hai Namrud kata Nabi Ibrahim dengan bunyi lantang siapa gotong royong yang bodoh, mengapa patung yang tak sanggup bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus di sembah.
Raja Namrud dan pengikutnya termangu mendengar tanggapan Nabi Ibrahim. Sebagian rakyatnya membenarkan tanggapan Nabi Ibrahim itu, namun mereka tak berani angkat bicara. Namrud dan pengikutnya tak sanggup membantah tanggapan itu, kemudian timbullah amarah dihatinya, dan pribadi Raja Namrud memerintahkan tentaranya supaya Nabi Ibrahim ditangkap.
Apa eksekusi yang pantas dijatuhkan untuknya? tanya Raja Namrud. Bakar bakar saja hingga mati kata para penasihatnya. Kayu-kayu untuk pembakaran dikumpulkan, kemudian Nabi Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk besar itu habis. Raja namrud dan rakyatnya menerka Nabi Ibrahim hangus terbakar.
Akan tetapi sehabis api itu padam ternyata Nabi Ibrahim masih segar bugar, lantaran Allah memerintahkan api itu supaya menjadi dingin. Peristiwa adanya insiden pembakaran Allah kabarkan dalam Al Alquran melalui surat Al Anbiya, yang berbunyi :
Akibat adanya tekanan dan situasi yang tidak lagi erat di negeri Babilonia (Irak) maka nabi Ibrahim hijrah ke Mesir. Kisah perihal Nabi Ibrahim selengkapnya sanggup dibaca dalam kisah Nabi Ibrahim alaihissalam.
3. Berakhirnya kekuasaan kerajaan Namrud
Kemudian lantaran peringatan telah tiba dari seorang utusan yakni Nabi Ibrahim as tidak menerima respon dari Raja Namrud, maka Allah swt mengirimkan bala tentaranya. Para jago sejarah menyampaikan berupa lalat menyerupai nyamuk, kemudian lalat itu hinggap di hidung Raja Namrud hingga berhari-hari lamanya.
Karena lamanya lalat itu bersarang dalam hidung Raja Namrud, maka Raja Namrud mencicipi kesakitan yang luar biasa parah yang kesudahannya menyebabkan beliau tewas lantaran seekor lalat. Kebesaran nama Raja Namrudpun ikut sirna.
Itulah kisah Namrud yang mati lantaran lalat dari awal berdiri hingga kisah final dari kekuasaannya dengan uraian singkat, yang selama berkuasa bersifat besar kepala hingga menyatakan diri sebagai Tuhan, dan kesudahannya Tuhan hinakan ujung kehidupannya dengan maut hanya lantaran gara-gara seekor Lalat.
Semoga ada hikmah buat kita semua dari kisah ini dan menjadi pelajaran buat generasi yang akan datang.
Dari banyak sekali sumber
Wallaahu a'lam
Artinya : Apakah kau tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim perihal Tuhannya (Allah) lantaran Allah telah menawarkan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim menyampaikan : Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata : Saya sanggup menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah beliau dari barat, kemudian heran terdiamlah orang kafir itu dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Qs Al Baqarah : 258)
Nabi Ibrahim yang Allah utus untuk memperingatkan raja Namrud merupakan orang cerdas pula dan jago logika serta jago seni administrasi yang ulung. Nabi Ibrahim ingin berdialog dengan raja Namrud dihadapan orang banyak.
nabi Ibrahim berfikir bahwa salah satu cara yang paling baik yaitu dengan cara menghancurkan patung-patung sesembahan raja Namrud beserta rakyatnya untuk mencari perhatian sang raja, kebetulan waktu itu Namrud dan rakyatnya sedang berpesta hari raya dengan berburu ke hutan, sedangkan Kuil dalam keadaan kosong.
Kisah Nabi Ibrahim berdialog dengan Raja Namrud terdapat dalam Al Alquran surat Al Anbiyaa mulai dari ayat 52-73
Singkat dongeng dikala raja Namrud dan rakyatnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira, lantaran mereka akan mengadakan pesta sambil menyembah patung di ruang pemujaan. Ketika masuk ke Kuil pemujaan sangat terkejut lantaran melihat patung-patung pemujaan telah hancur cerai berai, beliau berkata : kurang ajar, siapa yang berani menghancurkan patung sembahan kita?
Tak seorangpun ada yang menjawab. Lalu ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan sakit perut. Raja Namrud kemudian memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim dan dibawa kehadapannya dengan dalih bahwa ia tidak ikut berburu ke hutan.
Nabi Ibrahim tiba dihadapan raja Namrud, rakyat berkumpul ikut menyaksikan kemudian Nabi Ibrahim di interogasi, Nabi Ibrahim bahagia lantaran itu yang ia harapkan. Kemudian raja Namrud bertanya : Apakah kau yang menghancurkan patung-patung itu? Bukan! jawab Nabi Ibrahim. raja Namrud menambahkan : Cukup banyak bukti memperlihatkan engkaulah pelakunya, tak usah mangkir!
Nabi Ibrahim menjawab : Bukan saya pelakunya! tanggapan Nabi Ibrahim memancing emosi sang raja. Baiklah raja Namrud! kata Ibrahim. Saya punya pikiran dan engkau pun punya pikiran, jikalau mau mencari pelakunya maka tanyakanlah pada patung yang lebih besar itu bukankah kapaknya ada menggantung disitu, berarti dialah pelakunya.
Raja Namrud murka mendengar ucapan itu. Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? dimana otakmu? masak patung itu akan saya ajak bicara mana mungkin beliau sanggup bicara? kau jangan mengada ada! Hai Namrud kata Nabi Ibrahim dengan bunyi lantang siapa gotong royong yang bodoh, mengapa patung yang tak sanggup bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus di sembah.
Raja Namrud dan pengikutnya termangu mendengar tanggapan Nabi Ibrahim. Sebagian rakyatnya membenarkan tanggapan Nabi Ibrahim itu, namun mereka tak berani angkat bicara. Namrud dan pengikutnya tak sanggup membantah tanggapan itu, kemudian timbullah amarah dihatinya, dan pribadi Raja Namrud memerintahkan tentaranya supaya Nabi Ibrahim ditangkap.
Apa eksekusi yang pantas dijatuhkan untuknya? tanya Raja Namrud. Bakar bakar saja hingga mati kata para penasihatnya. Kayu-kayu untuk pembakaran dikumpulkan, kemudian Nabi Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk besar itu habis. Raja namrud dan rakyatnya menerka Nabi Ibrahim hangus terbakar.
Akan tetapi sehabis api itu padam ternyata Nabi Ibrahim masih segar bugar, lantaran Allah memerintahkan api itu supaya menjadi dingin. Peristiwa adanya insiden pembakaran Allah kabarkan dalam Al Alquran melalui surat Al Anbiya, yang berbunyi :
Kami berfirman : Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. Qs Al Anbiya : 69Karena mukjizat Allah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim kesudahannya sanggup selamat dari insiden pembakaran atas dirinya itu. Sesudah Nabi Ibrahim dibakar dan tidak mati, banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya, namun lantaran takut pada bahaya raja Namrud maka mereka masih banyak yang tak mau beriman.
Akibat adanya tekanan dan situasi yang tidak lagi erat di negeri Babilonia (Irak) maka nabi Ibrahim hijrah ke Mesir. Kisah perihal Nabi Ibrahim selengkapnya sanggup dibaca dalam kisah Nabi Ibrahim alaihissalam.
3. Berakhirnya kekuasaan kerajaan Namrud
Kemudian lantaran peringatan telah tiba dari seorang utusan yakni Nabi Ibrahim as tidak menerima respon dari Raja Namrud, maka Allah swt mengirimkan bala tentaranya. Para jago sejarah menyampaikan berupa lalat menyerupai nyamuk, kemudian lalat itu hinggap di hidung Raja Namrud hingga berhari-hari lamanya.
Karena lamanya lalat itu bersarang dalam hidung Raja Namrud, maka Raja Namrud mencicipi kesakitan yang luar biasa parah yang kesudahannya menyebabkan beliau tewas lantaran seekor lalat. Kebesaran nama Raja Namrudpun ikut sirna.
Itulah kisah Namrud yang mati lantaran lalat dari awal berdiri hingga kisah final dari kekuasaannya dengan uraian singkat, yang selama berkuasa bersifat besar kepala hingga menyatakan diri sebagai Tuhan, dan kesudahannya Tuhan hinakan ujung kehidupannya dengan maut hanya lantaran gara-gara seekor Lalat.
Semoga ada hikmah buat kita semua dari kisah ini dan menjadi pelajaran buat generasi yang akan datang.
Dari banyak sekali sumber
Wallaahu a'lam
0 Komentar untuk "Kisah Raja Namrud Yang Mati Alasannya Lalat"