Sahabat beriman, setiap insan yang hidup di atas bumi dikaruniai pemikiran dan pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, meskipun ada keimiripan tetaplah dia berbeda dari yang lain. Allah Tuhan sang pencipta yang maha tepat telah membekali setiap makhluk hidup ciptaannya dengan insting dan akalnya.
Akal insan telah aneka macam melahirkan pemahaman-pemahaman yang berbeda, yang kesemuanya itu dimaksudkan hanya untuk mencari perihal hal ihwal kebenaran-kebenaran yang masih berdasarkan sudut pandang pemikiran belaka. Hal inilah yang menjadi alasannya yakni musabab timbulnya banyak permasalahan dalam kehidupan.
Allah swt menurunkan para utusannnya (para nabi) ke tengah-tengah hidup manusia, yakni dalam rangka untuk menyamakan pemahaman dan persepsi manusia, bahwa kiprah yang paling penting untuk insan di atas dunia ini hanyalah untuk beribadah hanya kepada Allah dan bersedekah shalih dengan sesama insan demi meraih amal pahalanya.
Dalam goresan pena kali ini kita akan coba membahas perihal pengertian Zuhud dan Wara, dan mengenai problem ini telah aneka macam orang yang menyalah artikan, dalam artian berbeda pandangan dalam memahami pengertian perihal Zuhud dan Wara itu. Sehingga dalam pelaksanaannya berdampak pada kerugian bagi dirinya.
Pengertian Zuhud, sanggup di artikan sebagai berikut :
- Kurangnya kemauan kepada sesuatu
- Membenci dunia dan berpaling daripadanya
- Membuang kesenangan dunia untuk menerima kesenangan akhirat
- Hatinya tidak memperdulikan kekosongan tangan
- Membelanjakan apa yang dimiliki, dan tidak menghargakan apa yang didapatkan
- Tidak meratapi atas apa yang tidak ada, dan membuang kegirangan dengan yang ada
Rasulullah saw bersabda, Hadits diriwayatkan oleh imam Tirmidzi :
Zuhud di dunia tidak dengan mengharamkan yang halal dan tidak membuang harta, tetapi zuhud di dunia ialah bahwa engkau lebih percaya kepada apa yang ada di pegangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Dan apabila kena ancaman dunia, engkau lebih senang dia abadi padamu biar engkau sanggup ganjarannya.
Pengertian Wara, sanggup di artikan sebagai berikut :
- Menjauhi barang Syubhat, karena takut terjatuh pada keharaman
- Meninggalkan sesuatu yang meragu-ragukan kau kepada sesuatu yang tidak mewaspadai kamu
- Mengambil yang lebih dipercayai, dan memaksa diri mengerjakan yang lebih susah atau payah
- Memperhatikan masakan dan pakaian dan meninggalkan apa yang ada apa-apa padanya
- Menjauhi kasus Syubhat, dan selalu berhati-hati dalam melangkah
Allah yakni yang kuasa yang maha pengasih dan penyayang, kalimat ini merupakan pengertian dari kalimat Bismillahirrahmaanirrahiim yang selalu kita sebut manakala kita akan memulai melaksanakan segala sesuatu perkara. Dari kalimat di atas sudah sangat terang bahwa Allah swt menawarkan alam dunia beserta isinya ini yakni untuk dinikmati oleh hambanya.
Sudah dijelaskan semenjak para nabi diturunkan mengenai kiprah utama manusia, para utusan itu selalu menyeru pada setiap kaumnya bahwa kehidupan insan di dunia ini hanyalah sekedar mampir saja dan selalu mengajak untuk jangan lupa untuk selalu taat beribadah menyembah Allah Tuhan semesta alam.
Kaprikornus tidak ada larangan untuk memiliki kehidupan yang layak menjadi orang kaya dan mapan dalam segala bidang, dan memakan masakan yang bagus-bagus yang harganya mahal asalkan dari pendapatan yang halal berdasarkan aturan-aturan yang telah di gariskan dalam anutan agama.
Ilmu merupakan sumber kebahagiaan bagi kehidupan dunia jika ilmu pengetahuan tersebut benar-benar selaras sejalan dengan apa-apa yang telah digariskan oleh anutan agama. Dan ilmu juga sanggup menjadi buah penderitaan manakala ilmu pengetahuan itu tersebut melenceng jauh dari garis anutan agama.
0 Komentar untuk "Pengertian Zuhud Dan Wara"