Kisah Nyata: Selamat Dari Tumbal Pesugihan Bos Konveksi

Pagi Gan,
Pagi ini saya mau menyebarkan pengalaman pahit yang pernah dialami sepupu ku di tahun 2017.

Pada goresan pena ini, nama dan daerah sengaja saya samarkan untuk menjaga privasi pihak-pihak yang terlibat didalamnya.


Oke, pribadi saja berikut ini kisahnya.
Kisah ini bermula dari pertemuan antara Yudi (40 tahun) dengan pengusaha konveksi. 

Yudi ialah seorang lelaki paruh baya. Sehari-hari Ia bekerja sebagai penjahit pakaian laki-laki dan wanita. Yudi mempunyai istri dan tiga orang anak yakni Seli (17 tahun), Dina dan Dini (12 tahun).

Sebagai seorang penjahit yang berpengalaman, Yudi sering dipanggil ke kantor-kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah di kota untuk menciptakan pesanan seragam pegawai. Dari pesanan tersebut, yudi sanggup mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Meskipun terkadang Ia juga harus hutang kesana kemari alasannya ialah kalau sedang sepi orderan.

Suatu hari Yudi dipanggil ke kantor pemerintahan untuk mengukur seragam pegawai. Di kantor tersebut Ia bertemu dengan seorang perempuan berjulukan Ibu Yunita yang sekaligus merupakan kepala kantor tersebut.

Dari pertemuan tersebut, Yunita merasa tertarik dengan kemampuan Yudi dalam menciptakan pakaian. Yuni merasa yakin suatu dikala perjuangan jahitan Yudi sanggup berkembang pesat kalau mendapat suplemen modal.

Kebetulan, suami Yunita ialah seorang pengusaha besar. Suaminya mempunyai banyak perjuangan mulai dari percetakan, konveksi, kontraktor dan masih banyak lagi yang lainnya.

Singkat cerita, hasilnya Yudi dipertemukan dengan suami Yunita yang berjulukan Hendra. Yunita banyak bercerita wacana kemampuan Yudi dalam menciptakan pakaian dengan sangat rapi dan memuaskan. Dari dongeng tersebut, Hendra kemudian tertarik untuk berafiliasi dengan Yudi. 

Hendra bersedia menawarkan sumbangan modal untuk mengembangkan perjuangan Yudi. Namun, Yudi tidak pribadi mendapatkan sumbangan tersebut. Ia masih ragu dengan kekayaan Hendra.

Pasalnya, di kota kecil ini ada saja orang se-kaya Hendra. Ia mempunyai rumah yang sangat megah kolam istana, puluhan koleksi kendaraan beroda empat glamor yang harganya milyaran rupiah. Rasanya kekayaan tersebut tak masuk akal bagi Yudi.

Yudi kemudian memutuskan pulang ke rumah untuk membicarakan soal sumbangan modal tersebut kepada isterinya.

Selang beberapa ahad sejak pertemuan tersebut, Yudi dan Hendra kemudian bersahabat layaknya dua orang sahabat. Hendra sering tiba ke rumah Yudi sambil membawa beraneka macam oleh-oleh, mulai dari jajanan, pakaian untuk bawah umur Yudi, bahkan menawarkan uang.

Menurut Isteri Yudi, semua pemberian tersebut tidak wajar. Isterinya curiga kalau ada "sesuatu" dibalik kebaikan Hendra. Awalnya Yudi selalu menolak pemberian Hendra. Namun Hendra selalu memaksa Yudi untuk menerimanya sebagai tanda persahabatan.

Diluar dugaan, selepas Hendra ijin untuk pamitan, ternyata isteri Yudi selalu membuang semua barang-barang yang diberikan Hendra kemudian membakarnya di daerah sampah. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal jelek yabg tidak diinginkan.

Lambat maritim sesudah menjalin persahabatan dengan Hendra, hasilnya Yudi tahu bahwa Hendra ialah seorang pemuja setan. Ia mempunyai pesugihan siluman kalong.

Awalnya Yudi tak takin dengan kabar miring yang beredar di masyarakat. Namun Yudi semakin yakin sesudah tahu bahwa orang-orang dekat Hendra banyak yang mati mendadak. Mulai dari mertuanya, ayah dan ibunya, tetangga dan pegawai Hendra.

Tumbal terbaru Hendra ialah seorang pegawai bank yang sekaligus sahabat dekat dekatnya. Waktu itu pegawai tersebut meminjam uang sejumlah 1 milyar kepada Hendra. Namun selang beberapa hari ia ditemukan meninggal akhir kecelakaan tunggal di gang perumahan.

Sangat absurd alasannya ialah tidak ditemukan luka yang parah.

Setahun kemudian pasca meninggalnya pegawai bank, Hendra sering mampir ke rumah Yudi.

Ada saja alasan Hendra tiba kesini, mulai dari sekedar kangen ngobrol, pesan jahitan bahkan pengen ngasih hadiah ke Yudi. Namun Yudi tetap saja menolak pemberian Hendra.

Akhirnya kisah pahit pun dimulai dari sini.
Pada suatu malam selepas magrib ada sebuah sedan putih glamor yang parkir didepan rumah Yudi. Waktu itu ayahku sempat melihat kendaraan beroda empat tersebut dan mengira kalau kendaraan beroda empat itu milik temannya Yudi.

Anehnya, sang pemilik kendaraan beroda empat hanya parkir didepan rumah Yudi dan hanya duduk selama beberapa menit didalam kendaraan beroda empat kemudian pergi begitu saja.

Pukul 11 malam, isteri Yudi, sebut saja Siti berniat untuk menutup tokonya. Karena kalau sudah malam biasanya tidak ada orang yang tiba untuk pesan jahitan.

Nah, dikala Siti sedang menutup tokonya, Ia melihat dari kegelapan ada seorang kakek yang mengenakan baju serba hijau. Dalam benak Siti, mungkin saja kakek tersebut hanya orang yang sedang numpang istirahat didepan toko.

Siti tak curiga apa-apa.


Bersambung..

Related : Kisah Nyata: Selamat Dari Tumbal Pesugihan Bos Konveksi

0 Komentar untuk "Kisah Nyata: Selamat Dari Tumbal Pesugihan Bos Konveksi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)