Mengenal sosok IR.SOEKARNO Presiden RI ke-1

Presiden Indonesia pertama, IR.Soekarno saat kecil diberi nama Koesno Sosrodiharjo oleh ayahnya.
Siapa yang tak kenal dengan Bapak IR.Soekarno, yang menjadi Presiden pertama Indonesia dan menjadi Bapak Proklamator kemerdaan negara Republik Indonesia bersama dengan Wakilnya Drs.Moh.Hatta.

Dr (H.C).IR.H.Soekarno (1901 - 1970)

Soekarno saat kecil diberi nama Koesno Sosrodiharjo oleh ayahnya Mengenal sosok IR.SOEKARNO Presiden RI ke-1
Ir. Soekarno


Kelahiran IR.Soekarno
IR.Soekarno lahir pada tanggal 06 Juni 1901 di Surabaya, Jawa timur.

IR.Soekarno saat lahir memiliki nama Koesno Sosrodihardjo. Nama Koesno Sosrodiharjo diberikan oleh kedua orang tuanya, Namun karena saat kecil ia sering sakit-sakitan, hingga pada usianya memasuki 11 tahun, Nama Koesno Sosrodiharjo, oleh Ayahnya diganti menjadi Soekarno.

Nama Soekarno diambil ayahnya dari nama seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.

Orang tua IR.Soekarno
Ayah IR.Soekarno yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai.
Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru.

Saat masih kecil, Soekarno tidak tinggal dengan kedua orang tuanya, Soekarno tinggal dengan Kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung,Jawa Timur.


Pendidikan IR.Soekarno
Soekarno saat masih kecil sempat bersekolah di Tulung Agung, namun karena orang tuanya yang bekerja sebagai Guru, dipindah tugaskan ke kota Mojokerto, lalu Soekarno pun ikut pindah ke Mojokerto dan melanjutkan sekolah disana.

Awalnya Soekarno masuk ke sekolah Eerste Inlandse School tempat ayahnya mengajar, kemudian karena ingin melanjutkan pendidikan di sekolah Hogere Burger School (HBS), agar mudah diterima masuk ke sekolah Hogere Burger School (HBS), oleh Ayahnya Soekarno dipindahkan ke sekolah Europeesche Lagere School (ELS), sekitar Juni 1911.

Akhirnya pada tahun 1915, Soekarno menyelesaikan pendidikannya di sekolah Europeesche Lagere School (ELS), dan diterima masuk dan melanjutkan pendidikannya ke sekolah Hogere Burger School (HBS) di Surabaya, Jawa timur.

Ia dapat diterima di sekolah HBS, tak lepas dari bantuan seorang teman ayahnya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto, dan Soekarno juga tinggal di kediaman H.O.S.Tjokroamnoto.

Pada tahun 1921 bulan Juli, Soekarno menyelesaikan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS), dan melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng di Bandung (sekarang sekolah ini menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB) dengan mengambil jurusan teknik sipil.

Di Bandung Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi, teman dari H.O.S Tjokroaminoto. Saat itu Haji sanusi merupakan anggota Sarekat Islam. Disana Soekarno mulai mengenal Ki hajar Dewantara,Tjipto Mangunkusumo dan Dr.Douwes Dekker, yang mejabat sebagai pimpinan National Indische Partij.

Akhirnya Soekarno mendapatkan gelar Insinyur setelah menyelesaikan pendidikannya di Technische Hoogeschool te Bandoeng pada tahun 1926. Tepatnya tanggal 26 Mei 1926, Setelah ia dinyatakan lulus ujian Insinyur.

Soekarno mendapat gelar Dr.(H.C) IR.Soekarno.
Gelar Honoris Causa (H.C) / Gelar Kehormatan adalah sebuah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi / universitas yang memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut. Gelar Honoris Causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.


Bangunan-bangunan hasil pemikiran IR.Soekarno
Sebagai seorang Arsitek, IR.Soekarno banyak memberikan hasil pemikiran, khusunya untuk pembangunan di kota Jakarta.

Beberapa bangunan penting yang menjadi hasil pemikirannya, adalah:
  • Masjid Istiqlal, pada tahun 1951
  • Monumen Nasional (Monas) , pada tahun 1960
  • Gedung Canefo
  • Gedung Sarinah
  • Wisma Nusantara
  • Hotel Indonesia pada tahun 1962
  • Tugu Selamat Datang
  • Monumen Pembebasan Irian Barat
  • Patung Dirgantara
  • Rancangan skema tata ruang kota Palangkaraya, pada tahun 1957
Dan bangunan lainnya, termasuk juga ide arsitektur pembangunan dua jalur, dan lantai bertingkat untuk mempermudah kegiatan Tawaf dan Sa’i jamaah haji di Masjidil Haram, Arab saudi.


Isteri dan anak-anak IR.Soekarno

Oetari
IR.Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 lalu berpisah pada tahun 1923.

Inggit Garnasih
IR.Soekarno menikahi Inggit Garnasih pada tahun 1923

Fatmawati
IR.Soekarnomenikahi Fatmawati pada tahun 1943, dari pernikahannya ini, mereka mendapatkan keturunan, yaitu :
  • Guntur (1944)
  • Megawati (1947)
  • Rachmawati (1950)
  • Sukmawati (1952)
  • Guruh (1953)

Hartini
IR.Soekarno menikahi Hartini pada tahun 1952, dari pernikahannya ini, mereka mendapatkan keturunan, yaitu :
Taufan (1951 - 1981)
Bayu (1958)

Ratna
IR.Soekarno menikahi Ratna pada tahun 1962, mereka mendapatkan keturunan seorang putri, yaitu :
Kartika (1967)

Haryati
IR.Soekarno menikahi Haryati pada tahun 1963, mereka mendapatkan seorang putri, yang bernama :
Ayu

Yurike Sanger
IR.Soekarno menikahi Yurike Sanger pada tahun 1964

Kartini Manoppo
IR.Soekarno menikahi Kartini Manoppo, mendapatkan keturunan, yaitu :
Totok (1967)

Heldy Djafar
IR.Soekarno menikahi Heldy Djafar pada tahun 1966.


IR.Soekarno mulai terjun ke dunia Politik
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di bandung, lalu pada tahun 1927 menjadi Partai Nasiona Indonesia (PNI).

Karena kegiatan IR.Soekarno di PNI, membuat pihak Belanda tidak suka dan menangkap IR.Soekarno pada 29 Desember 1929 di yogyakarta, lalu keesokannya IR.Soekarno dipindahkan ke kota Bandung, untuk dimasukkan ke penjara Banceuy.

Lalu, Pada tahun 1930 IR.Soekarno dipindahkan ke Sukamiskin dan diadili di pengadilan Landraad , kota Bandung tepatnya pada tanggal 18 Desember 1930. Saat di pengadilan, IR.Soekarno membacakan pledoinya yang fenomenal yaitu “Indonesia Menggugat”, sekitar satu IR.Soekarno dipenjara, hingga bebas pada 31 Desember 1931.

Setelah IR.Soekarno dibebaskan, Pada tahun 1932 ia bergabung dengan Partindo (Partai Indonesia) yang merupakan pecahan dari PNI. Tak lama setelah bergabung dengan Partindo,IR.Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933, ia lalu diasingkan ke pulau Flores.

Pada tahun 1938 IR.Soekarno kembali diasingkan ke Bengkulu, sampai tahun 1942.

Pada masa penjajahan Jepang, para tokoh-tokoh penting di Indonesia menganggap Jepang adalah teman Indonesia dengan gerakan 3A yang dibawaoleh Jepang ke Indonesia.

Pada masa penjajahan Jepang inilah , menjadi saat dimana terbentuknya BPUPKI dan PPKI yang didalamnya aktif tokoh-tokoh Indonesia, seperti IR.Soekarno, Ki hajar Dewantar, K.H.Mas Mansyur dan beberapa tokoh lainnya.

Hingga pada 17 Agustus 1945, IR.Soekarno bersama dengan Drs.Moh.Hatta membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Ir.Soekarno sempat berpidato sebelum membacakan teks Proklamasi, yang menyatakan bahwa “meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri”.

Saat menjadi Presiden Indonesia, IR.Soekarno beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan, diantaranya :

IR.Soekarno beberapa kali selamat dari aksi percobaan pembunuhan

Pada 30 November 1957
Peristiwa ini disebut dengan Granat Cikini, saat IR.Soekarno berkunjung ke Percik (Perguruan Cikini) tempat anak-anaknya bersekolah. Granat tiba-tiba meledak ditengah penyambutan kedatangan Presiden ke sekolah tersebut. Beberapa orang tewas akibat kejadian ini,namun IR.Soekarno dan anak-anaknya tetap selamat. Kejadian ini diduga dilakukan oleh gerakan teror DI/TII.


Pada 09 Maret 1960

Penembakan di Istana Presiden.
IR.Soekarno selamat dari aksi penembakan ini, Kejadian penembakan ini hanya mengenai meja kerja presiden di Istana, sedangkan saat itu IR.Soekarno sedang memimpin rapat di sebelah gedung istana. Diduga pelakunya adalah Letnan AU Maukar yang dipengaruhi oleh Permesta.


Pada April 1960

Pencegatan RajaMandala.
Pada saat itu Presiden IR.Soekarno bersama dengan Perdana menteri Uni Soviet Nikita Kruchev yang sedang berkunjung ke Indonesia dihadang oleh kelompok DI/TII di jembatan RajaMandala, Jawa Barat.
Mereka selamat dari kejadian ini, dengan kesigapan pasukan pengawal Presiden.


Pada 07 Januari 1962

Granat Makassar
Pada 7 Januari 1962, Presiden Soekarno tengah berada di Makassar. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.


Pada 14 Mei 1962

Penembakan Idul Adha
Bachrum sangat senang ketika berhasil mendapatkan posisi duduk pada saf depan dalam barisan jemaah salat Idul Adha di Masjid Baiturahim. Begitu melihat Soekarno, dia mencabut pistol yang tersembunyi di balik jasnya, moncong lalu diarahkan ke tubuh Soekarno. Dalam sepersekian detik ketika tersadar, arah pun melenceng, dan peluru meleset dari tubuh Soekarno, menyerempet Ketua DPR GR KH Zainul Arifin. Haji Bachrum divonis hukuman mati, namun kemudian dia mendapatkan grasi.


Pada tahun 1960

Penembakan mortir Kahar Muzakar
Presiden Soekarno dalam kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah peluru mortir ditembakkan anak buah Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.


Pada Desember 1964

Granat Cimanggis
Presiden Soekarno dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi kendaraan. Dalam laju kendaraan yang perlahan, mata Soekarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di pinggir jalan. Perasaan Soekarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju. Soekarno pun selamat.


Kematian IR.Soekarno
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964.

Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.

Ia bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik.
Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati. Komunike medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:

1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.

2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia

3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Soekarno hingga saat meninggalnya.

Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintahan Presiden Soeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno.

Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970. Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya. Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.


Semoga kisah perjalanan hidup IR.Soekarno ini, dapat memberikan pengetahuan dan inspirasi kepada kita semua.

Berbagi ilmu pengetahuan umum
dikutip dari sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno

Related : Mengenal sosok IR.SOEKARNO Presiden RI ke-1

0 Komentar untuk "Mengenal sosok IR.SOEKARNO Presiden RI ke-1"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)