Mendaki Papandayan Permulaan Tahun Baru

 Camp David
3 Januari 2016

Kita janjian di rumah teman dekat kita dari Garut, si Fremlih namanya yang udah nunggu di rumahnya di Garut, sempet tersesat juga sih gara-gara teman dekat kita si Fremlih ngasih alamat salah, yang
seharusnya di puskesmas karangmulya malah karangpawitan, jadi si adul, azis, ozi dan cikal yang naik transportasi lazim dari Indramayu menuju rumah kang Femlih tersesat pula. "kang saya sudah di puskesmas," kata saya. " Akang sudah di depan puskesmas Mang, " kata Fremli. "Mana gak ada Akang disini, "saya bilang. "Akang juga gak liat Mang disini," kata Fremlih. " terus emang udah di puskesmas karangpawitan,?"Tanya saya. "Bukan puskesmas karangpawitan atuh, namun puskesmas karangmulya," kata akang Fremli. Nah lo siapa yang salah, di goresan pena sms si akang Fremlih ngetik malah puskesmas Karangpawitan, maklum lah si akang gres pindah kewarganegaraan dari Bandung ke kewarganegaraan Garut haha, tidak mengecewakan naik angkot sekali dari puskesmas karangpawitan ke puskesmas karangmulya sekitar 3km dan masuk gang 300 meter dari jalan utama.

4 Januari 2016

Nah teman-teman kita yang mau hiking yakni Aceh (Ozi), Jakarta (Cikal), Semarang (Adul), Tangerang (Azis), Bandung (Iip) dan Garut(Fremlih) kita berangkat pagi jam 07.00 wib pakai kendaraan beroda empat chevrolet  ambulance, maaf ya kita bukan mengirimkan mayat (haha) kita pake kendaraan beroda empat dinas  puskesmas biar tidak menguras waktu banyak menuju cisurupannya, dan juga irit ongkos. Kita cuma cukup bayar duit bensin aja (hehe), dengan sopir yang udah expert alias andal mengendarai ambulance, kita hingga juga ke pos masuk wilayah papandayan.

Kita izin ke petugas yang sudah menanti di pos dan kita menulis daftar nama pendaki di buku yang sudah dipersiapkan oleh petugas dan mengeluarkan duit retribusi perorang 5rb kali enam dan shodaqoh seikhlasnya kita ngasih 20rb buat berenam, sesudah itu kita di suruh menuju pos berikutnya, pos 1, Camp David, kita disana lapor lagi dan menyerahkan potocopy KTP, dan kita di kasih kertas potocopyan berupa peta gunung kembar papandayan dan KTP distreples bersamaan, dan kita simpan di tas. Jangan hingga hilang ya buat jaga-jaga.

Nampak dari parkiran Camp David ini terlihat asap dari kawah yang memancar ke atas persis gambar pernik-pernik tempelan kulkas atau gantungan tas, emang dari camp david ini gambar pernik-pernik ini diambil gambarnya bukan dari camp-camp lainnya, Wow banget dah klo lihat aslinya, sebelum-sebelumnya ane liat papandayan ini cuma sanggup tau dari gambar pernik-pernik tadi, makanya gres tahu kini dan ane sujud syukur (lebay banget hehe)

Setelah dari Camp David kita diharuskan melapor di pos 2, yakni Pondok Saladah, untuk bikin tenda semua wajib di Pondok Saladah, disini juga ada MCK yang airnya berasal dari sumber mata air gunung ini, sanggup buat mandi dan juga sanggup reload botol kita yang kosong, air nya sanggup pribadi diminum alasannya air ini alami dari mata air.

Saat perjalanan menuju tujuan pondok saladah, kita masih meraba-raba kulit jalan, Fremlih berkata "lewat mana kita, mau ke arah Gubber Hood (huber hut kata orang sana) atau kita motong aja ke kiri (hutan mati)?" Yang lain "kita motong aja biar cepet nyampe" Nah, jadinya kita jalan motong ke arah kiri (hutan mati), dan treknya pun tidak mengecewakan ganas, di samping kiri itu jurang (kawah papandayan) kita mendaki trek yang terjal sampe napas terengah-engah kecapekan, kita istirahatnya sambil foto-foto biar rasa kecapekan hilang. 

Setelah melalui trek yang terjal jadinya kita hingga di atas (hutan mati), cuaca memang tidak bersahabat, kabut senantiasa menyelimuti wilayah ini, persepsi cuma sanggup menyaksikan dalam jangkauan 2 meter sahaja ke depan, dan hujan! kita pribadi memakai jas hujan. Berkabut, hujan dan pohon-pohon mati akhir erupsi memperbesar rasa mengerikan daerah ini (hutan mati) ini. Kita cuma berdoa mudah-mudahan hingga tujuan, di saat mendapati turunan samping kanan kiri hutan mati jadinya ada penanda arah PONDOK SALADAH, alhamdulillah nyaris sampai, dan kami berteduh di warung terdekat, di warung banyak pendaki yang berteduh, ada yang mau menuntaskan pendakian dan ada pula yang mau mengawali pendakian seumpama kami ini.

Tepat pukul 11.00 siang kami hingga di PONDOK SELADAH, banyak yang mendirikan tenda disini, kami mencari daerah berkemah dengan view yang menurut kita bagus, kita mendirikan tenda agak lebih pinggir atau lebih dekat dengan pohon-pohon tinggi, kami menjinjing tenda dua buah, yang satu sanggup dari menyewa di David Camp seharga 70rb itu pun ditawar dengan tampang teman dekat ane yang terlihat melas, harga sebelumnya yang dipersiapkan sebesar 100rb, tidak mengecewakan irit 30rb (hehe)
Kita istirahat sejenak sesudah mendirikan tenda, tetangga kami ada sejoli mereka berdua satu tenda, nampaknya seumpama suami istri, mudah-mudahan begitulah haha (mupeng), kami mengisi botol kami yang kosong dengan mengambil air dari KM (Kamar Mandi) yang ada di pondok ini, airnya sungguh bersih, jernih, cuek sangat.

5 Januari 2016

Kami berenam dibagi menjadi 3 orang/tenda, kami mengalami masa-masa mencekam, sempurna pukul 01.00 dini hari, udara sangat-sangat menusuk ke jantung, kita memakai jaket 2 rangkap serasa masih cuek perlu 3 atau lebih, itu lebih bagus, wajib pakai sarung tangan, kaos kaki, epilog kepala dan masker agar menghangatkan tubuh kita.

Udara dingin, gelap gulita, kata kang ujang seorang guide waktu berjumpa di Camp David "Hati-hati disini masih ada binatang liar seumpama bagong atau babi hutan, bagongnya sanggup sebesar domba dewasa, mereka sanggup mengunjungi sekitar tenda tuk mencari makanan" Astaga serem amat, insiden ini kasatmata tanpa rekayasa, di saat kami tidur, teman dekat saya si Cikal dan saya pun mendengar, dari luar tenda terdengar bunyi babi hutan, binatang itu menghampiri tenda kami dan kaki si cikal dan saya mencicipi sentuhan dari entah kaki atau tubuh binatang itu, kami pribadi terkejut dan terpaku membisu serta berdoa mudah-mudahan binatang ini tidak menubruk tenda kami, "kami salah apa? apa yang sudah kami perbuat kepadamu, kami mengusik wilayah kalian?" kata hati berkata (hehe). Setelah beberapa menit berlalu jadinya si binatang itu pergi meninggalkan tenda kami, dan Kami jadinya sanggup tidur kembali.

pukul 04.30 wib kami bangun, dan kami salat shubuh di tenda, dengan tayamum, kenapa tayamum? alasannya tenda kami ke WC jaraknya tidak mengecewakan jauh dan gelap gulita, tidak ada api unggun, dan lebih parahnya lagi saya menahan kencing, pelajaran sebelum tidur atau pendaki lain masih ramai di WC atau berlalu lalang, biar kencing dahulu agar pas malam, tidur tidak diusik rasa ingin buang air. Si Adul nekad dini hari jam 4 shubuh pergi ke WC dan saya pun ikut pula, tidak mengecewakan ada teman.

Pagi sudah tiba, kami bercerita tentang insiden tadi dini hari, di saat kami ngotot kaki kita bersinggungan dengan tubuh binatang itu. "kaki ane nyentuh binatang itu" kata cikal, "kaki ane juga sama nyentuh" kata ane. "Kalau begitu kaki ente ma kaki ane bersinggungan donk" tanya ane. sesudah dipikir-pikir ternyata kaki si Cikal dan ane saling bersentuhan, jadinya kami tertawa dengan kebodohan kami sendiri haha. Maaf ya babi hutan, kami sudah memfitnah kamu, jangan dekat-dekat tenda kami lagi gara-gara kami menduakan memfitnah kalian.

pagi jam 07.00 tujuan kami yakni TEGAL ALUN!! kami mendapatkan plang "TEGAL ALUN dan MATA AIR" kami menegaskan jalan ke arah kanan dari plang itu, kita mendaki ke atas melalui hutan mati dengan tanah yang kian menanjak terjal, hawa terasa cuek bercampur rasa panas akhir berlangsung ke tanah yang terjal dan curam, tidak mengecewakan capek, kami teruskan, jejak sanggup kita pahami dengan menyaksikan ikatan tali di pohon atau kerikil yang ditaruh di atas pohon, selaku clue/petunjuk jalan agar tidak salah arah, sesudah mendaki dengan sekuat tenaga, jadinya kami mendapatkan plank "ANDA BERADA DI LOKASI TEGAL ALUN" Hore, kami pun sungguh senang, daerah yang dicari dari kemaren sore itu sudah ditemukan, di lokasi ini dihentikan berkemah alasannya disini wilayah konservatif alias dilindungi, lokasi yang sungguh indah, hamparan bunga edelweiss dimana-mana, Wow sekali.

Itulah perjalanan kami, kami belum sempat menuju puncak papandayan, alasannya ada yang bilang, menuju puncak membutuhkan guide, dan memiliki batas dengan batas hutan, misalkan tidak ada guide mesti kesana bareng orang atau teman dekat yang sudah pengalaman, itu menurut kami. Semoga anda tertantang dengan petualangan kami.

Saat pulang kami tidak melalui hutan mati, kami melalui jalan Gubber hood yang tidak mengecewakan panjang dan jalan yang landai, di saat di pos PONDOK SALADAH kami ditanya petugas disana "kalian sudah lapor belum pas kalian mulai mendaki?" kami jawab "kami belum lapor alasannya kami pribadi melalui hutan mati" dan petugas pun membisu tidak mempermasalahkan kami, dan mereka cuma meminta sampah kita yang kita bawa dari kemah. Kaprikornus kalau kita mendaki melalui hutan mati maka kita tidak melalui pos Pondok Seladah, makanya ditanyain nih orang dari mana kok tau-tau sudah mau pulang aja tidak lapor pula, gitu mungkin asumsi petugasnya haha, jangan ditiru ya soalnya kami juga gres tahu, sebuah di saat nanti kami akan melapor kok jikalau diperkenakan kembali tuk mendaki gunung papandayan ini insyaallah.

Tambahan: Jika mau mendaki di saat ekspresi dominan hujan ini biar melalui Gubber Hood dan pulangnya melalui Gubberhood juga, soalnya di jalan ada plang dihentikan ke hutan mati di saat keadaan ekspresi dominan hujan di saat ini, klo menuju hutan mati boleh saja seumpama kami, siapkan jas hujan soalnya kami disana kehujanan. Jalannya menanjak terjal mesti hati-hati jikalau terpleset sanggup jatuh ke bawah dan lebih parah lagi jikalau jatuh ke jurang. Bedanya mendaki melalui Gubber hood dan melalui Hutan mati yakni kalau melalui hutan mati, jalur lebih pendek tetapi jalannya menanjak dan curam, kalau melalui Gubber hood jalannya landai tetapi jalurnya lebih panjang.

Cara menuju gunung papandayan:

Jakarta: naik bus jurusan Jakarta - terminal guntur Garut, terus naik angkot/elf terminal guntur-cisurupan, naik ojek/bak terbuka cisurupan-pos pendakian.

Perlengkapan yang wajib dibawa yang ingin berkemah:
- potocopy KTP
- Tenda, matras, bantal atau sleeping bed
- Baju hangat 3 lapis ke atas, kaos kaki, kaos tangan, epilog kepala, masker
- Senter/head lamp, sendal/sepatu gunung
- Makanan dan botol minum/kompor(yang tidak mau jajan)
- Kamera/hape (signal IM3 ada di hutan mati dan sebelum ke pondok saladah)

10 memori sesudah pendakian gunung Papandayan Garut
Dok. Pribadi: Kru Pendaki Papandayan di Tegal Alun

Sumber https://namakuprince.blogspot.com

Related : Mendaki Papandayan Permulaan Tahun Baru

0 Komentar untuk "Mendaki Papandayan Permulaan Tahun Baru"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)