Pengalaman Pertama Kali Ke Jogja

Tugu Jogja (Source : google)
Bulan Mei ada rencana mengadakan liburan, saya putuskan pilihannya ke Jogja selaku destinasi piknik kami, alasannya saya memang belum pernah kesana seumur hidup ini sumpah deh!!! Sedang si adik pernah ke kota ini di saat beliau masih kecil katanya. Menurut orang-orang, Jogja itu merupakan kota tujuan para backpacker pemula, dan ongkos hidup di sana pun terjangkau.

Jauh-jauh hari sekitar satu ahad atau H-7 saya sudah memesan tiket kereta Kutojaya selatan jurusan Kutoarjo sekitar Rp. 65.000,00 dan untuk pulangnya memesan tiket kereta Kahuripan Rp. 90.000,00 dengan tujuan Kiaracondong, Bandung dan kereta ini berhenti di stasiun Lempuyangan *pesan tiket jauh jauh hari biar gak kehabisan*.

Backpacker ke Dieng sendirian

FYI: Lempuyangan merupakan stasiun yang diperuntukan perhentian kereta kelas ekonomi, sedang kelas bisnis dan direktur berhenti di stasiun Tugu atau stasiun Jogjakarta.

03 Mei 2015

Waktu keberangkatan pun sudah tiba, saya janjian ketemuan di stasiun Kiaracondong, saya berangkat dari rumah sedangkan adik saya sudah berlibur di Bandung jauh-jauh hari bareng teman-temannya di Bandung.

Tepat pukul 19.00 wib saya janjian dengan adik saya di stasiun Kircon (Kiaracondong), dan adik saya sudah apalagi dulu hingga di stasiun Kircon, saya sudah tiba di stasiun Kircon dari stasiun Bandung dengan naik KRD Bandung, tiket Bandung-Kircon empat ribu rupiah. Setelah tiba di stasiun Kircon saya tidak mendapati adik saya hingga para penumpang kereta api di stasiun sudah meninggalkan stasiun hmmm. saya masih mencari, "Jangan-jangan beliau salah stasiun" saya bicara dalam hati. Maklum beliau pun gres pertama ke stasiun ini, hasilnya saya telfon. "di mana neng? Abang sudah di stasiun Kircon, Eneng di mana ya?" kata saya. "Eneng sudah di stasiun juga, Abang!!!!." jawab adik dengan keras. Lho jangan-jangan di ambil orang!!! (sebetulnya menyapanya tidak pake Eneng ya hehe)

Setelah berpikir lama, saya gres tahu kalau stasiun Kircon ini ada 2 pintu, tadi saya turun di pintu selatan, penumpang KRD umumnya turun di pintu selatan dan si adik mungkin menanti di pintu utara (untuk kls bisnis/eksekutif). So, saya meminta securiti untuk mengijinkan saya supaya sanggup melalui pintu utara. Hasilnya? saya ditanya bla..bla..bla... dan jawabannya tidak boleh!! sehabis ditolak saya legowo saja dan tanpa pikir panjang pribadi jalan memutar, tidak mengecewakan jauh dari pintu selatan ke pintu utara melalui luar stasiun hiks, setiba di stasiun utara, saya menyaksikan si Eneng sedang resah mencari saya hehe, saya dari belakang mengejutkan si eneng, "Duaaaarrrrr". Dia kesel sudah nunggu usang katanya malah dikerjain, ya sudahlah mengalah saja dan saya diomelin sampe puas hha.

Kereta Kutojaya berangkat pukul 21.00 wib dan setengah jam sebelumnya sudah cek in, diminta identitas KTP beserta tiket kereta di pintu masuk, petugas pribadi memberi stempel di tiket kita, sehabis selesai cek in kita pribadi masuk kereta.

Kereta Kutojaya selatan merupakan kereta kelas ekonomi, dari tempat duduk terlihat saling berhadapan, di sebelah kanan terdapat 3 kursi saling berhadapan dan di sebelah kiri 2 kursi saling berhadapan.

Jam 21.00 kami meninggalkan Bandung. Kami kebetulan duduk berhadapan dengan orang-orang jawa, kok sanggup tahu? Tahulah mereka ngobrol dengan bahasa Jawa. Awal keberangkatan masih ramai dengan obrolan-obrolan, tidak ada panorama di luar jendela selain kegelapan malam. Suhu AC yang hambar menghasilkan kita terangsang untuk tidur lebih dini. Zzzzz

04 Mei 2015

Sepanjang malam di kereta api itu kadang bangkit kadang tidur gerak sana gerak sini, maklum tidur di posisi duduk sepanjang malam.

Kami hingga di stasiun Kutoarjo pukul 04.30 wib shubuh namun di saat itu tidak sepi lho, malah banyak yang berlalu lalang di sekeliling stasiun ini. Dari kiaracondong hingga Kutoarjo menghabiskan waktu sekitar 7 jam 30 menit.

Saat turun dari kereta di Kutoarjo, kita teruskan kembali menaiki kereta Prameks, arah loket karcis Prameks berada di stasiun Kutoarjo agak ke pinggir sebelah kiri, di sana kita ngantri tidak mengecewakan tidak panjang, mungkin masih shubuh. Harga karcis dari kutoarjo hingga stasiun Tugu Jogja Rp. 10ribu.

Penumpang kereta Prameks ternyata ramah-ramah lho, banyak dari penumpang disini merupakan para orang bau tanah atau orang yang sedang pergi bekerja, mereka simpel untuk diajak ngobrol, tanpa kita mengajukan pertanyaan pun ada saja yang mengawali pertanyaan ke kita, “mau kemana?” “dari mana mas” ya itu pertanyaan yang pernah mereka tanyakan terhadap kami.

Kami tiba di stasiun Tugu Jogja sekitar pukul 06.30 wib pagi hari, menginjakkan kaki tuk pertama kali di kota ini merupakan pengalaman yang sangat-sangat mendebarkan, di satu segi kita bahagia dengan tempat asing ini dan di satu segi lagi kita resah banget mau kemana sehabis ini super bingung. Pokoknya jangan terlihat resah oleh orang lain.

Tapi saya tidak ambil sakit kepala menyerupai itu alasannya merupakan di saat di kereta saya sudah searching penyewaan motor di Jogja, saya mendapatkan penyewaan motor Transmojo hasil googling dengan tarif 60ribu per hari, saya sewa selama 2 hari, kami janjian via sms-an mereka akan megantarkan ke depan St. Tugu, di saat berjumpa saya pribadi menulis nama alamat sesuai identitas, kemudian duit DP diserahkan ke pemilik motor. Terus saya disuruh berfoto bareng motor rental tersebut. .

Selesai serah terima, kami pribadi meletakkan tas bawaan kami ke motor, dan kami tuk pertama kalinya melalui jalan Malioboro sambil mencari penginapan yang murah. Saya kebingungan takut motor yang saya pakai berhenti di jalan. Masalahnya materi bakar cuma disisakan untuk sekali jalan aja, so saya pribadi terburu-buru mencari POM bensin terdekat sambil menghafal jalanan disini.

Setelah tanya-tanya hasilnya berjumpa dengan POM bensin, lega rasanya. Kami teruskan kemudian mencari penginapan, kami mencari penginapan yang ada di tempat Prawirotaman atau disebut juga kampung turis, letaknya berada di bab selatan keraton Jogja,

Banyak backpacker asing yang tinggal dan bermalam disini, dan saya mendapati penginapan murah di jalan prawirotaman 2, sebelumnya ada kisah tidak mengenakkan hmmm, saya jalan dari prawirotaman 1 di saat di tengah-tengah jalan tersebut ada gang, tanpa pikir panjang saya pribadi menawan gas dan meluncur menuju gang tersebut, di depan kami ada sekelompok bule sedang jalan di gang tersebut, saya bunyikan klakson motor dan kami pun memberi senyum ke mereka, soalnya mereka tidak mengecewakan terkejut juga, masa ada motor masuk gang sempit ini, ya namanya juga gres pertama kali ke sini, maaf ya mister-mister bikin terkejut kalian hehe

Saat keliling di prawirotaman 2, hasilnya kami mendapati penginapan murah di seberang hotel Metro prawirotaman, Harga Rp.100k/malam dan kami pesan dua kamar, di saat itu masih pagi namun pihak penginapan memperbolehkan untuk pribadi meletakkan barang-barang kami ke kamar, umumnya peraturan penginapan mengijinkan para wisatawan boleh masuk kalau sudah pukul 12.00 lho.

Candi Borobudur

Hari pertama di Jogja, kami bergegas pribadi tanpa basa-basi tujuan kami merupakan candi Borobudur Jreng...jreng...jreng.... kami sudah mengisi bensin 30ribu antisipasi untuk jalan-jalan, kami tidak sendiri, kami memakai GPS supaya tidak kesasar di saat meluncur ke candi paling besar di dunia ini, dengan niat yang tulus, perjalanan jogja menuju candi tidak mengecewakan jauh huhuhu dan bikin kecapekan juga, namun alasannya merupakan niat yang besar lengan berkuasa hasilnya kami kembali ke jalur yang benar, dalam perjalanan ada plang-plang yang mengarahkan menuju Borobudur. So tanpa GPS pun sanggup kok.

Saat perjalanan menuju candi Borobudur ini, kami tanpa sengaja melalui candi Mendut keren juga namun kalah saing kalah besar dengan Borobudur, memang kalau kita akan ke candi Borobudur niscaya melalui candi mendut ini, dan banyak penginapan-penginapan disini di saat kami melalui rute ini.

Saat tiba di luar pagar candi kami agak bingung, dimana ya masuknya, ternyata ada warga sekitar yang melambaikan tangan, saya menyerupai artis sepertinya, Opss ternyata mereka bukan menilai kita artis namun mengarahkan kami untuk memarkirkan motor kami ke tempat parkir mereka. Tempat parkirnya ternyata dikontrol warga sekitar, kami mengeluarkan duit parkir sebesar lima ribu.

Saat kami masuk melalui pagar candi, banyak yang menjajakan kami sewa payung dan menjajakan air minum namun kami tolak secara halus alasannya merupakan kami tidak membutuhkan payung di saat itu, dan kami menuju loket dan mengeluarkan duit tiket masuk Rp. 50ribu, di saat kami masuk berlangsung sedikit ke dalam, Subhanallah saya pribadi shalat eh enggak deng blum tiba waktu sholat hehe, terucap dalam hati, sungguh besar ciptaan-Mu, bersyukur candi ini ada di Indonesia.
Welcome Magelang Indonesia
Suatu sanjungan bagi saya selaku orang Indonesia. Kami foto-foto, dan kami menaiki candi ingin pribadi ke arupadhatu tingkat tertinggi dari candi ini, sayang banyak larangan yang nempel di candi ini, “dilarang memanjat” “dilarang menginjak” “tidak boleh melalui pagar ini alasannya merupakan masih dalam perbaikan” ya begitu tulisan-tulisan yang ada di candi ini, namun tidak apa-apa mungkin maksud mereka juga demi kebaikan candi ini juga supaya tersadar dari tangan-tangan yang pembuat kerusakan, be posititive Ok!

Kaki dan tubuh terasa mulai capek, alasannya merupakan perjalanan pakai motor, kami mempercepat jalan di candi ini menuju luar, didapati banyak pedagang pernik-pernik atau buah tangan disini namun kami tidak beli apapun disini alasannya merupakan tidak memiliki duit capek, kami pribadi meluncur ke luar candi tuk melanjutkan perjalanan berikutnya.

Saat perjalanan menuju kota Jogja, tiba-tiba hujan mengguyur kami, tepatnya di tempat perbatasan Kab. Sleman-Kota Jogja, maka kami sarankan supaya rencanakan jas hujan, rental motor cuma menawarkan 1 jas hujan jadi si Eneng kasian badannya kebasahan, sungguh beliau mementingkan saya yang suruh memakai jas hujan supaya nyetir motornya tidak hipotemia.

Alun-Alun Kidul

Suasana malam di Alun-Alun Kidul


Setelah beristirahat di penginapan, sorenya kami meluncur ke alun-alun kidul, kami nongkrong, hang out disana sambil menyaksikan mobil-mobil kayuh yang berkelap-kelip sungguh indah, kemudian di sisi-sisi jalan banyak angkringan yang siap menghidangkan makanan-makanan yang ditawarkan bagi hadirin dengan harga yang variatif, pohon kembar yang konon kalau kita berlangsung dengan menutup mata kita dan kita hingga melalui pohon kembar itu maka akan beruntung, pokoknya di alun-alun kidul, dari sore hingga malam sungguh ramai oleh para pengunjung.

Kami makan di salah satu angkringan, dengan memesan ayam bakar, es teh manis dan nasi kucing, untuk orang yang lapar menyerupai saya itu belum bikin kenyang perut saya, maka sehabis menghabiskan ayam bakar 1 takaran seharga 30ribu ribu, saya memesan kembali mie rebus 2 kemasan plus telor, untuk harga kuliner di angkringan disini agak mahal untuk anggaran seorang backpacker menyerupai saya lho.

Jam sudah membuktikan pukul 21.00 kami pribadi beranjak menuju penginapan di prawirotaman, sekitar 4 kilo dari alun-alun kidul. Saat hingga di penginapan, pemilik penginapan sudah menutup ruang resepsionis, dan ada petugas yang stand by di ruang tamu yang membukakan pintu sekalian memarkir motor di dalam, ada banyak motor yang di masukkan ke dalam penginapan, kami diusulkan untuk tidak mengunci stang supaya membuat lebih mudah pemilik untuk mengeluarkan motor dari dalam keluar. Rasa letih, penat sudah terbayar dengan menyaksikan keindahan kota ini.

05 Mei 2015

Pantai Parangtritis

Pantai Terkenal dan terdekat dari kota Jogjah (Source : google)

Setelah si Eneng sudah siap, kami pribadi menyalakan motor matic dan kami akan menjelajah ke selatan Jogjakarta, ngiung.... ngiung.... dalam perjalanan ke selatan, kami melalui kab. Bantul, parangtritis berada di kab. Bantul kan? Sepertinya iya sih klo tidak salah, mohon koreksi kalo salah, sepanjang jalan kita tidak mendapatkan jalanan utama yang rusak.

Sungguh saya apresiasi untuk provinsi Jojga, jalanan semua bagus, dari kota ke parangtritis jalannya lurus lurus saja tidak mendapati belokan- belokan, sekali kesana insyallah tidak akan kesasar alasannya merupakan banyak rambu atau plang papan arah yang berbincang arah tujuan kita, jadi jangan takut kesasar ya Sob.

Sesampai di pos menuju parangtritis kami mengeluarkan duit karcis masuk parangtritis sebesar tiga ribu rupiah/orang klo tidak salah pokoknya tidak lebih dari goceng, di saat mendekati pantai, banyak orang yang menampilkan parkiran dengan melambaikan tangan, ingat waktu di candi borobudur saya sudah tahu saya bukan artis lagi, itu cuma meyuruh kami tuk menepi ke tempat parkiran mereka, hasilnya kami menepikan motor di tempat mereka. Motor sudah dikunci dan ternyata jarak parkir ke pantai jauh!! kami berlangsung ke pantai tidak mengecewakan jauh, nyesel juga parkir di disini, buat Sobat yang gres menyerupai saya semestinya acuhkan saja kalau ada orang yang menampilkan parkir, jalan aja terus dan cari yang terdekat dengan pantai supaya kalian selamat dari jalan kaki yang tidak mengecewakan jauh.

Tadaa, kami berlangsung menapaki pasir pantai, pasir pantai disini berwarna hitam namun halus, dan ombaknya sungguh besar, alasannya merupakan hari itu bukan hari sabtu ahad maka kondisi pantai tidak mengecewakan sepi, jadi pantai ini seakan milik kita berdua, kami berlangsung berdua sambil berpegangan tangan, mengukir nama kita di atas pasir pantai, kami saling kejar kejaran di pantai, tiba-tiba bahu saya dipukul “Abang kenapa bengong?” Yah cuma melamun saja kirain beneran hehe.

Di area pantai ini ada yang menyewakan kuda, menyewakan kendaraan beroda empat APV, bener gak sih APV? Itu pokoknya kendaraan beroda empat untuk seorang sanggup melalui pasir pantai alasannya merupakan bannya besar dan tidak simpel slip. Kami tidak menjajal semua wahana tersebut, kami berteduh di warung yang ada di sekeliling pantai, kami berbelanja es kelapa muda seharga sepuluh ribu rupiah saja, kami menikmati indahnya pantai sambil menikmati kelapa muda, sungguh lezat apa yang kami rasakan di saat itu.

Malam harinya, kami berpetualang ke jalan Malioboro, dari penginapan kami tidak memakai motor rental kami, kami memakai jasa becak saja, itung-itung bagi-bagi rezeki, kami bayar 20ribu sesuai nego kami dari prawirotaman hingga ke Malioboro, jalanan Malioboro sungguh ramai oleh para pengunjung, alunan musik tradisonal terdengar di sepanjang jalan ini, kami menjajal duduk-duduk di angkringan erat rel kereta api, tepatnya erat dengan stasiun Tugu, kami memesan kopi Jos dan si Eneng memesan kopi susu, kata si Eneng kopi pake arang terasa aneh, kalo saya sih Cuma pengen tau aja gimana rasa kopi jos, arang panas yang dicelupkan ke dalam gelas dan berbunyi JOSSS! Lucu juga namanya, untuk rasa, saya rasa sama saja dengan kopi biasa, yang penting udah menjajal deng biar gak penasaran.

Kami lanjut jalan-jalan lagi dan si Eneng berbelanja kaos lengan panjang 2 potong berwarna kuning, warna kesuakaan si Eneng, kami juga jalan-jalan ke malioboro Mall disana banyak jual tidak jauh dari baju-baju. Dan di saat menghampiri jalan 0 km, sempurna di depan gedung BNI, disana banyak makhluk halus bergentayangan, ih sereeemmm...... namun mereka narsis-narsis juga, saya ingin mengabadikan foto dengan mereka namun alasannya merupakan si Eneng bener-bener takut, phobia sepertinya, hasilnya kami tidak jadi foto bareng makhluk halus tersebut.

06 Mei 2015

Ayam sudah berkokok tanda hari sudah pagi, kami bangun, mandi, gosok gigi, di depan kamar sudah tersedia roti dan air teh, wah mantap nih, sehabis mandi ganti baju dan sudah siap-siap kembali berpetualang, saya menanti si eneng yang tidak mengecewakan lama, saya menanti di kursi depan sambil minum teh hangat dan makan roti, sambil menyimak lagu “Paradise – Cold play” Wow menyerupai sedang di nirwana aja hmm.

Ini hari terakhir kami berada di Jogja dan kami tidak sia-siakan 1 hari terakhir ini, busana higienis kami sudah sanggup diambil, kami melaundry busana alasannya merupakan basah-basahan di saat pulang dari candi Borobudur di saat di tempat perbatasan Sleman, Jogja itu,

Kami mengajukan pertanyaan terhadap resepsionis “ Mbak klo naik trans Jogja dari sini menuju ke prambanan pakai trans jogja jalur apa?” dan mbak itu menjawab,”waduh toh mas, saya enggak paham soalnya saya kemana-mana naik motor tidak pernah naik trans jogja” dan mbak ini menyarankan naik motor aja, sayang sudah disewa kok didiamakan, iya juga sih, dan hasilnya kami meluncur dengan motor, candi prambanan berada di timur, jadi kami jalan menyusuri timur, lurusannya jalur Jogja-Solo.

Candi Prambanan dan Ratu Boko

Prambanan Temple


Setelah sejam perjalanan, kami tiba di depan pintu candi prambanan, kami masuk dan mengeluarkan duit karcis parkir lima ribu, dan kita disana sanggup memilih, mau ke candi prambanan saja atau satu paket dengan ratu boko, alasannya merupakan kami belum mendatangi kedua-duanya, jadi kami ambil paket candi prambanan dan ratu boko, kami bayar di loket, harganya 50ribu/orang.

Untuk pertama kita menanti di shuttle, sehabis beberapa menit kemudian hasilnya kami diperkenankan naik minibus dan kita meluncur ke arah Ratu Boko, sepanjang jalan kami menyaksikan perkampungan, dan ternyata Ratu Boko berada di selatan candi Prambanan dan terletak di suatu bukit. Saat di kendaraan beroda empat pun kami mencicipi jalan yang naik turun, sesampai di Ratu Boko kami berfoto-foto dan istana Ratu Boko ini sangatlah luas.

Pondasi yang tertata rapi namun bangunan di atasnya entah kemana, di sini matahari terik, tidak mengecewakan mengeluarkan keringat juga, di area koplek istana ini ada rumah penduduk juga mereka menjajakan kuliner dan minuman, dan yang mempertahankan warung itu seorang nenek-nenek, kami berbelanja ari minum dan p**mie dan tidak lupa ada juga pisang, buah kesukaan saya. Setelah puas mengelilingi komplek ini kami pribadi turun kembali ke bawah untuk kembali ke shuttle menanti kendaraan beroda empat yang mau menuju ke prambanan.

Di Prambanan kami pribadi jalan-jalan dan berfoto-foto, disini hadirin sungguh ramai meskipun bukan hari-hari weekend, candi prambanan ini menjulang tinggi ke atas ada 3 candi yang besar disini dan selebihnya candi-candi berskala kecil bahkan banyak yang belum tersusun rapi, masih awut-awutan di tanah. Seperti biasa di saat menuju jalan keluar candi banyak pedagang kaos dan pernik-pernik di sepanjang jalan, kami cuma window shopping saja.

Sungguh petualangan yang sungguh seru dalam hidup kami, rasa letih bercampur rasa syukur atas lezat yang diberikan terhadap kami, terimakasih Tuhan, Tanah Indonesia sungguh tinggi nilai budaya.

Nenek moyang kita bukanlah orang-orang yang kurang cerdas namun orang-orang yang berintelektual serta berbudaya tinggi, Saya besar hati menjadi orang Indonesia. Semoga bangsa Indonesia bangkit dari tidurnya.

Matahari sudah berada sempurna di atas kepala kami menuju penginapan dan kami akan janjian dengan rental motor di St. Lempuyangan. Kami kemas barang-barang dan menyelesaikan tata kelola pembayaran penginapan, kami pamit ke resepsionis, suatu di saat nanti kami akan kembali ke kota budaya ini.

Tiba di Lempuyangan kami menyerahkan motor yang kami sewa kemudian identitas kami dikembalikan, kami istirahat di peron sambil menanti kedatangan kereta Kahuripan, sehabis kereta tiba dan sempurna pukul 18.50 kereta berangkat menuju St. Kircon, di perkirakan kereta akan hingga sekitar pkl. 3.30 wib di st. Kircon. “Selamat Tinggal Jogjakartah! sungguh istimewa menginjakkan kaki pertama kali di bumi Jojgakartah! I Miss U...

Motor-motoran keliling Jogja tanpa SIM C
Perkiraan Biaya Backpacker Jogja 3 hari 2 malam

Kircon-Kutoarjo-Tugu=75rb
Lempuyangan-Kircon=90rb
Penginapan 2 malam=200rb
Sewa motor 2 hari = 120rb
Bensin motor= 35rb
Tiket Candi borobudur= 50rb
Prambanan Ratu boko= 50rb

Total anggaran = 620ribu/orang

*Belum tergolong konsumsi ya

 Bulan Mei ada rencana mengadakan piknik Pengalaman Pertama Kali ke Jogja  Bulan Mei ada rencana mengadakan piknik Pengalaman Pertama Kali ke Jogja
Sumber https://namakuprince.blogspot.com

Related : Pengalaman Pertama Kali Ke Jogja

0 Komentar untuk "Pengalaman Pertama Kali Ke Jogja"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)