Pengalaman Naik Transportasi Lazim Elf Bandung - Garut

Saya cuma ingin membuatkan dongeng pengalaman menaiki kendaraan beroda empat transportasi lazim utamanya kendaraan beroda empat Elf jurusan Bandung Garut dan sebaliknya. Ini merupakan pengalaman bermanfaat bagi saya sendiri dan mudah-mudahan bermanfaat juga untuk sobat-sobat yang akan pergi kuliah atau kerja ke Bandung.



Pengalaman pahit yg pertama kali yaitu, di saat saya menanti elf jurusan Cicaheum, Bandung dalam rangka ingin belanja di Gasibu, banyak pasar tumpah heehee dari situ tinggal naik angkot sekali jurusan Caheum-Ledeng(Klo tidak salah). Kok malah ngasih isyarat cara ke Gasibu sih haha.

Saat saya menanti kendaraan beroda empat elf jurusan Cicaheum, didepan timbul ada kendaraan beroda empat elf dan saya cukup menunjuk jari ke arah depan, instruksi untuk ke terminal Cicaheum. Saat itu alasannya merupakan elfnya bukan jurusan Caheum alias ke Leuwipanjang jadi sang sopir mengetahui penumpang tersebut bukan satu tujuan jadi mereka berlalu saja meninggalkan penumpang tersebut.

Nah di saat kami sudah di pinggir jalan selama beberapa menit, saya menghunus tangan ke depan, dan elf itu berhenti. " Ini ke Caheum Aa?" Tanyaku. "Muhun, sok mangga naik, jang" jawab kenek. Tanpa ada rasa ragu saya pribadi naik dan duduk di dingklik tengah yg masih kosong. Saat saya naik saya menyaksikan supirnya masih muda, berkulit sawo cokelat dan berpakaian singlet gitu, absurd juga ya mungkin kegerahan.

Saat hingga di Rancaekek, ada kandidat penumpang di jalan menunjuk untuk sanggup naik. Berhentilah sang elf ini. "Kang Lewipanjang?" Tanya kandidat penumpang tersebut." Iya kang Lewipanjang" jawab kenek tersebut. Bruakkkkkk saya pribadi kaget, dan selain saya ternyata ada penumpang lain juga yang memang jurusannya sama menyerupai saya menuju Cicaheum. Akhirnya sang penumpang seorang mahasiswi mengajukan pertanyaan terhadap sang supir. " Aa ini teh ke Caheum?" Kata mahasiswi. " Maaf neng ini ke Leuwipanjang, eta si kenek teu baleg(gak bener) maklum masih anyar" jawab sopir.

Akhirnya para penumpang yang niat menuju terminal Caheum pada ngedumel semua. Ternyata ada lebih dari 3 orang yg menuju Caheum. Para penumpang yang terzolimi balasannya minta berhenti di Cileunyi dengan paras kesel. Dan bukan disitu saja, sang sopir dikasih 5ribu itu biaya yg semestinya, eh malah minta lagi jadi minta 5ribu lagi. Harusnya jika salah ya ada kortingan #ngarep

Kemudian, dongeng berjumpa dengan sopir yg menzolimi kita bukan cukup dongeng di atas saja. Saat saya dan adik saya selesai piknik dari kawah putih. Kami naik l300 jurusan Ciwidey-Lewipanjang. Tak terasa sudah datang di terminal Lewipanjang, kami pribadi mencari transportasi ke arah Garut. Ketemulah dengan calo yang berteriak-teriak "Garutttt" sambil mencari penumpang. Kami balasannya menghampiri calo tersebut, dan menanyakan ini elf tujuan ke Garut dan sang calo mengiyakan.

Saat nikmat duduk di dingklik kosong, di saat saya lihat ke depan supirnya belum ada. Setelah beberapa menit, tibalah sang supir menuju singgasananya. Gubrakkkk saya kaget, kok supirnya sama, jodoh bukan ya berjumpa yg kedua kalinya. Positif thinking aja di saat itu, namun ada rasa was-was juga sih di saat mengingat pengalaman pertama.

30 menit berlalu, dengan penumpang yang masih sanggup dijumlah jari, balasannya elf ini berangkat. Eng ing eng... ternyata ngetem lagi di luar sabar aja deh ( dalam hati dongkol). Setelah sanggup 2 penumpang di luar kami pribadi capcus pergi meninggalkan terminal tersebut.

Elf tersebut masuk tol Purbaleunyi dengan kecepatan maksimal. Tiba di luar pintu tol, sang supir meminta kami turun di Cileunyi untuk pindah ke elf yang berada persis di depan yang sama-sama jurusan Garut. Ternyata saya menyerupai keledai yang terperosok ke lubang yang sama. Sudah begitu diminta biaya optimal pula. Akhirnya kami dongkol dan menolak untuk dipindah, kami lebih baik naik angkot saja.

Begitu jika dirasa penumpang sedikit, elf tersebut menurunkan penumpang di Cileunyi dan dia kembali ke Lewipanjang dengan menggondol duit penumpang tadi yang tidak mengecewakan apa lumanyun.

Kemudian dongeng yang terakhir, saya sungguh berduka sekali alasannya merupakan istri dari abang kami. Kejadian baru-baru ini setelah idul fitri 2016, sekitar hari H+2. Kakak ipar kami gres pulang kerja di Bogor. Dia menaiki bis jurusan Bandung yang niscaya berhenti di termin Leuwipanjang.

Saat menaiki elf Bandung-Garut, ia izin sebentar dan meninggakan tas bawaan di kendaraan beroda empat elf untuk pergi ke kamar mandi. Sang calo dan supir mempersilahkannya.

Setelah keluar kamar mandi ia sudah tidak menerima elf tersebut. Sungguh sang abang ipar sungguh sedih alasannya merupakan barang-barangnya tertinggal di elf tersebut. Dan ia meminta bantuan orang yang di terminal dan itu sia-sia. Beliau pun tidak mengingat no.pol elf tersebut. Yang dia ingat sopirnya katanya menyerupai apa yang sudah digambarkan menyerupai di atas, wallahu a'lam.

Saat datang di rumah, saya sungguh kasian dengan abang ipar kami, tidak sempat untuk memamerkan baju gres dan buah tangan yang lain untuk anak-anaknya yang sudah menunggu. Sabar ya, mudah-mudahan di kemudian hari diberi rezeki yang lebih amiin.

Demikian dongeng pengalaman dari kami, mudah-mudahan sobat-sobat biar lebih pilih-pilih memutuskan transportasi umum. Selanjutnya, kami tidak maksud memojokkan elf transportasi jurusan Bandung-Garut. Ini hanyalah segelintir orang atau oknum supir yang nakal, jadi tidak semua supir ya, cuma segelintir oknum sopir saja.



Sumber https://namakuprince.blogspot.com

Related : Pengalaman Naik Transportasi Lazim Elf Bandung - Garut

0 Komentar untuk "Pengalaman Naik Transportasi Lazim Elf Bandung - Garut"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)