Sudah usang vakum dari kehidupan luar yang liar namun menyenangkan akibatnya mimin keluar sangkar juga mirip kodok kegirangan ketika mendengar suara hujan, ketika jatuh cinta dengan musuh jenis, jika jadi serigala mimin mau teriak dah di bukit dengan latar bulan purnama "Auuuuu!!!!" Hilang sudah rasa jenuhku (huekss bersin).
Sumber https://namakuprince.blogspot.com
Hari itu juga mimin antisipasi pengemasan barang seperlunya. Kata sobat saya bilang, "Ayo kemping sekalian di gunung (Burangrang) seru loh". Seru sobat gue.
"Bener nih kita ke sana mau kemping?" Tanya gue. "Iya ayo kita kemping di sana".
Karena ragu, mimin gak bawa alat gunung. Dan beruntungnya gue gak usah bawa alat-alat gunung yang berat, sok-sok'an nih niat pada naik gunung pas udah nyampe di tujuan pada males, hujan lah, becek lah dan lain-lain haha.
Rencana permulaan kita tour naik dengan 2 motor total kita berempat. Karena partner gue ada kerjaan jadi gue sendiri naik motor dan ditemani satu motor oleh sobat gue Marnes dan Wawan. Jam 4 sore kita jalan bertiga. Sesampainya di Subang langit sudah berwarna hitam. Hujan kecil rintik-rintik nih udah membasahi helm hmmm kemudian kami pakai jas hujan deh. Teman gue si Wawan tidak bawa jas hujan, untungnya di jok ada jas hujan sobat gue yang gak jadi. Sepanjang jalan daru Subang hingga Cisarua hujan tidak berhenti-berhenti hadeuh.
Walaupun sobat gue pernah ke Cisarua tetap saja mereka masih lupa-lupa jalannya. Tapi kata Wawan sobat yang satu ini kita akan dijemput di pertigaan jalan Parompong. Terus Gak sengaja ketika menanti jemputan, sobat gue nyeletuk mengenai rumah makan yang ada di seberang jalan, "plangnya Dapur Bambu namun rancangan ruangannya pakai beton dan besi". "Hahaha bener juga ya gak sesuai dengan judulnya". Obrolan yang tidak begitu lucu pun seakan-akan lucu bagi kami demi membunuh waktu ketika menanti jemputan.
Akhirnya tiba juga sang juragan sayur berjulukan Kang Khaerudin. Nah, salah satu sobat gue si Wawan tidak mau dibonceng lagi, dia pribadi masuk kendaraan beroda empat jemputan sang juragan. Apalah di kata gue ama Marnes kan naik motor dan kita kemudian mengikuti kendaraan beroda empat kang Khaeruddin dan Si Wawan dari belakang sampe menuju rumahnya yang tidak mengecewakan jauh kayak mau naik gunung lagi hanya jalannya sudah di aspal. Setelah beberapa menit yang banyak akibatnya hingga juga. Kami kemudian istirahat dan makan nasi padang yang dibeli oleh Kang Khae di rumahnya.
Esok paginya cuaca masih hujan. Niat kami ingin menaiki gunung Burangrang sirna sudah. Kata Kang Khae menuju ke sana hanya perlu 1-2 jam saja. Hujan mulai agak reda kami berangkat menuju bukit perkebunan sayur. Sang jurangan Kang Khae memetik paprika dari kebun hidroponiknya. Paprika yakni cabai yang menyerupai buah apel, cabai lazimnya bentuk lonjong memanjang kalo paprika bundar mirip apel. Kami memetik paprika berwarna merah, kuning dan sedikit warna hijau.
Kami kemudian melanjutkan ke bukit yakni batas kebun dan hutan. Sepanjang jalan kami menyaksikan pohon sayur mirip kembang kol, daun salada, dan kembang-kembang yang indah. Kami bersyukur dapat menyaksikan pribadi flora sayuran secara langsung, lazimnya tau sayuran itu dari dapur emak gue yang sedang nyayur buat makan anak-anaknya.
Sesampai di bukit kami keluarkan termos air serta kopi dan sereal ganjel perut yang sudah di ambil dari rumah juragan. Kami menyeruput minuman kopi di bukit slurrrp beuuhhh lezat bro! Sambil menyaksikan panorama ke bawah. Suasana desa di sini mengingatkan gue dengan film-film FTV di stasiun swasta yang sekali abis, mantap abis desa sobat gue ini. Kalo boleh judul yang pas buat film syuting di sini itu "Juragan Sayur yang direbutin Cewek Kota" haha.
Saat di atas mimin lupa belum buang hajat jadi perut gue mules terus, sobat gue menyarankan pergi aja ke atas bukit lagi mudah-mudahan safety tempatnya. Mimin pribadi nurut aja pergi ke atas, setelah dekat dengan pohon-pohonan tiba-tiba ada lebah yang melayang di atas kepala mimin, waduh lebahnya lebih dari satu, mimin ketakutan pribadi mengusir lebah dari kepala sambil menghampiri kawan-kawan di bawah, "ada lebah!" Seru mimin. Benar saja lebah menghampiri teman-teman gue, mereka menutupi kepala dengan jaket. Kami tertawa puas ketika insiden ini. Rasa mules di perut pun hilang, asing emang.
Karena ada lebah yang mengancam akibatnya kita turun bukit aja, coba bayangin kalo kena sentot tawon wadub gak dapat balik entar. Terus insiden lucu selanjutnya terjadi lagi, si Marnes tergelincir memukul tanah yang becek, gubrakkk!! Kami tertawa tidak ada habisnya sampai-sampai terjatuh hingga lebih dari 3 kali. Alhasil ternyata sandal yang dipakai si Marnes bawahnya udah tipis. Syukur gue gak pake sendal yang itu, gue juga minjem sendal dan emang sendalnya sendal capit yang masih anggun yang gue pakai.
Udah nyampe rumah kita tiduran aja di rumah sampe nunggu hujan reda, si Juragan lagi sibuk telfonan dengan klien mengenai pengantaran sayur.
Sepanjang jalan gue wawancara sedikit dengan juragan sayur yang satu ini.
Paprika itu apa sih Kang?
Paprika yakni jenis terong/cabai yang berkembang di dataran tinggi tertentu jadi tidak sembarang nanam di mana aja.
Kang, nanam paprika kenapa mesti pakai pelindung atas dari plastik bening?
Paprika ini kan sensitif ama hujan. Kalo kena hujan dapat rusak nih pohon. Makanya nanam paprika dibuat rumah disamping itu juga paprika kan merambat jadi sekalian dikasih tali ke atas mudah-mudahan merambat ke atas. Tinggi paprika dapat sampe 2 meter lebih dan juga membuat lebih gampang pemetikan ketika panen tiba.
Kapan pohon ini disiram?
Paprika ini kan di tanam pot plastik dan tanahnya pakai sekam (kulit beras yang dibakar), media tanahnya terbatas jadi mesti berkala disiram tiap hari.
Bikin rumah-rumahan dari bambu dan plastik bening ini berapa usang bertahan?
Rumah plastik ini selaku pelindung flora dari hujan ini bertahan hingga 3-4 tahun. Lumayan bikin rumahan ini abis 200jt.
Selain nanam paprika nanam apalagi?
Nanam sayuran yang lain mirip kembang kol, tomat, daun salada, bunga-bunga, cabai dll.
Di kirim ke mana ini sayuran?
Pelanggannya dari Jakarta, bokap gue kan jerih payah di Jakarta dan ada buka toko juga di sana. Pengiriman pakai kendaraan beroda empat juga kalo kuota dari flora kita abis, dapat ngambil dari kebun sayur dari tetangga dengan harga yang disepakati, dan kita emang kendaraan beroda empat dan pasaran, dapat dijual ke kita.
Waduh, mantap nih juragan yang satu ini hhe?
Hmmmmmm.....
Percakapan terakhirnya mirip biasa CANDA TIADA ABIS! ,,, ledek-ledekkan. Si juragan diledek bocah bau tanah nakal. Emang dahulu waktu kita sekolah bareng di pondok, ia sebelumnya sudah lulus Sekolah Menengah Pertama di kampungnya. Si Wawan diledek telor ama si juragan, gegara kaki dengan betis yang besar dan ukuran badan yang pendek. "Kalo nanem si Wawan di kebon ini kayaknya tumbuh! Tumbuh betis gede haha, celetuk si Kang Juragan. Dan gue pun niscaya kena ledekannya juga haahaa. Ya itung-itung nostalgia dengan sobat yang udah usang gak ketemu, ledek-ledekkan mudah-mudahan lebih akrab.
Pesan terakhir nuhun buat numpang di rumahnya, makan juga enak-enak gak kelaparan. Pokoknya pelayanannya plus-plus deh. Kapan-kapan lagi gue mau ke sana lagi bareng teman-teman gue yang suka naik gunung dan kebetulan dari wilayah ini katanya jalur daki puncak gunung Burangrang via Legok Haji kalo tidak salah ( tidak salah bermakna bener y hehe).
Ouh iya waktu gue balik dari Cisarua menuju rumah emak gue di jalur ke arah Cileunyi, gue malah terus jalan hingga ke jalan parompong lembang, nah harusnya gue melalui jalan Bajuri yang ke arah Ledeng kan lebih deket ke arah Bandungnya. Yah, namanya juga kagak tahu hhe. Pokoknya nanti klo mau ke Cisarua dari rumah emak gue nanti gue akan melalui jalan Bajuri dari terminal Ledeng belok ke kiri ke arah jalan Sersan Bajuri, namanya jadi inget film Bang Bajuri dan si Oneng yang diperankan oleh Rieke Pitaloka.
Sepanjang jalan gue wawancara sedikit dengan juragan sayur yang satu ini.
Paprika itu apa sih Kang?
Paprika yakni jenis terong/cabai yang berkembang di dataran tinggi tertentu jadi tidak sembarang nanam di mana aja.
Kang, nanam paprika kenapa mesti pakai pelindung atas dari plastik bening?
Paprika ini kan sensitif ama hujan. Kalo kena hujan dapat rusak nih pohon. Makanya nanam paprika dibuat rumah disamping itu juga paprika kan merambat jadi sekalian dikasih tali ke atas mudah-mudahan merambat ke atas. Tinggi paprika dapat sampe 2 meter lebih dan juga membuat lebih gampang pemetikan ketika panen tiba.
Kapan pohon ini disiram?
Paprika ini kan di tanam pot plastik dan tanahnya pakai sekam (kulit beras yang dibakar), media tanahnya terbatas jadi mesti berkala disiram tiap hari.
Bikin rumah-rumahan dari bambu dan plastik bening ini berapa usang bertahan?
Rumah plastik ini selaku pelindung flora dari hujan ini bertahan hingga 3-4 tahun. Lumayan bikin rumahan ini abis 200jt.
Selain nanam paprika nanam apalagi?
Nanam sayuran yang lain mirip kembang kol, tomat, daun salada, bunga-bunga, cabai dll.
Di kirim ke mana ini sayuran?
Pelanggannya dari Jakarta, bokap gue kan jerih payah di Jakarta dan ada buka toko juga di sana. Pengiriman pakai kendaraan beroda empat juga kalo kuota dari flora kita abis, dapat ngambil dari kebun sayur dari tetangga dengan harga yang disepakati, dan kita emang kendaraan beroda empat dan pasaran, dapat dijual ke kita.
Waduh, mantap nih juragan yang satu ini hhe?
Hmmmmmm.....
Percakapan terakhirnya mirip biasa CANDA TIADA ABIS! ,,, ledek-ledekkan. Si juragan diledek bocah bau tanah nakal. Emang dahulu waktu kita sekolah bareng di pondok, ia sebelumnya sudah lulus Sekolah Menengah Pertama di kampungnya. Si Wawan diledek telor ama si juragan, gegara kaki dengan betis yang besar dan ukuran badan yang pendek. "Kalo nanem si Wawan di kebon ini kayaknya tumbuh! Tumbuh betis gede haha, celetuk si Kang Juragan. Dan gue pun niscaya kena ledekannya juga haahaa. Ya itung-itung nostalgia dengan sobat yang udah usang gak ketemu, ledek-ledekkan mudah-mudahan lebih akrab.
Pesan terakhir nuhun buat numpang di rumahnya, makan juga enak-enak gak kelaparan. Pokoknya pelayanannya plus-plus deh. Kapan-kapan lagi gue mau ke sana lagi bareng teman-teman gue yang suka naik gunung dan kebetulan dari wilayah ini katanya jalur daki puncak gunung Burangrang via Legok Haji kalo tidak salah ( tidak salah bermakna bener y hehe).
Juragan tidak membiarkan kami kelaparan |
Ouh iya waktu gue balik dari Cisarua menuju rumah emak gue di jalur ke arah Cileunyi, gue malah terus jalan hingga ke jalan parompong lembang, nah harusnya gue melalui jalan Bajuri yang ke arah Ledeng kan lebih deket ke arah Bandungnya. Yah, namanya juga kagak tahu hhe. Pokoknya nanti klo mau ke Cisarua dari rumah emak gue nanti gue akan melalui jalan Bajuri dari terminal Ledeng belok ke kiri ke arah jalan Sersan Bajuri, namanya jadi inget film Bang Bajuri dan si Oneng yang diperankan oleh Rieke Pitaloka.
0 Komentar untuk "Trip To Cisarua Bandung Barat"