GampongRT - Pemberian kewenangan beserta dana besar terhadap desa dalam praktiknya banyak menemui hambatan.
Bahkan diungkapkan Mendagri, Tjahjo Kumolo, persoalan itu justru dijalankan oleh sejumlah kepala desa. (Baca: Kepala Daerah Harus Percepat Penyaluran Dana Desa)
Menurut Tjahjo, perilaku para Kades ini sejatinya sudah berbeda dengan aktivitas pemerintah sentra yang mengharapkan aktivitas desa sanggup terealisasi, mudah-mudahan perkembangan ekonomi di desa-desa sanggup berjalan.
Satu di antara perilaku Kades yang hasilnya menyebabkan terhambatnya aktivitas desa yakni dengan tidak maunya menyerap anggaran.
"Mereka harapkan dana turun dari kabupaten atau kota tidak per termin. Karena desa itu umpamanya lagi berdiri sesuatu mesti selesai langsung. Tahu-tahu budget habis, mesti tunggu lagi. Ini justru per termin, jadi lama," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Meski begitu, kata Tjahjo itu cuma terjadi di beberapa desa. Saat ini, semua tengah dikoordinasikan, sehingga tidak terjadi hambatan-hambatan aktivitas desa.
Tjahjo sendiri tak bersedia membeberkan desa mana saja yang programnya terhambat oleh perilaku kadesnya. (Baca juga: Uang Desa Ditilap Oknum Pegawai Kecamatan dengan Alasan "Uang Lelah")
Sementara di tingkat daerah, sambung Tjahjo, sikap-sikap yang ditujukkan oleh para kepala daerah, sejauh ini sudah kian membaik, perihal dilema perembesan anggaran.
"Saya percaya seluruh kepala kawasan komit soal pencairan. Tidak ada serpihan dan tidak berani menghambat. Tapi saya juga minta dana desa juga jangan dicairkan bertahap. Kades juga mesti berani anggarkan. Penyusunan penyusunan rencana mesti simpel," kata Tjahjo.
Menurut Tjahjo, perilaku para Kades ini sejatinya sudah berbeda dengan aktivitas pemerintah sentra yang mengharapkan aktivitas desa sanggup terealisasi, mudah-mudahan perkembangan ekonomi di desa-desa sanggup berjalan.
Satu di antara perilaku Kades yang hasilnya menyebabkan terhambatnya aktivitas desa yakni dengan tidak maunya menyerap anggaran.
"Mereka harapkan dana turun dari kabupaten atau kota tidak per termin. Karena desa itu umpamanya lagi berdiri sesuatu mesti selesai langsung. Tahu-tahu budget habis, mesti tunggu lagi. Ini justru per termin, jadi lama," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Meski begitu, kata Tjahjo itu cuma terjadi di beberapa desa. Saat ini, semua tengah dikoordinasikan, sehingga tidak terjadi hambatan-hambatan aktivitas desa.
Tjahjo sendiri tak bersedia membeberkan desa mana saja yang programnya terhambat oleh perilaku kadesnya. (Baca juga: Uang Desa Ditilap Oknum Pegawai Kecamatan dengan Alasan "Uang Lelah")
Sementara di tingkat daerah, sambung Tjahjo, sikap-sikap yang ditujukkan oleh para kepala daerah, sejauh ini sudah kian membaik, perihal dilema perembesan anggaran.
"Saya percaya seluruh kepala kawasan komit soal pencairan. Tidak ada serpihan dan tidak berani menghambat. Tapi saya juga minta dana desa juga jangan dicairkan bertahap. Kades juga mesti berani anggarkan. Penyusunan penyusunan rencana mesti simpel," kata Tjahjo.
Sumber: tribunnews.com
Foto: ilustrasiGRT
0 Komentar untuk "Tjahjo Kumolo: Sejumlah Kades Hambat Aktivitas Desa"