Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu kata 'atmos' yang artinya 'uap air' dan 'sphaira' yang artinya 'bola atau lingkaran'.
Dengan begitu, atmosfer sanggup diartikan sebagai lapisan udara yang menyelimuti bumi.
Ketebalan atmosfer kira-kira 1.000 km, di mana komposisinya terdiri atas nitrogen (78,08%), argon (0,95%), karbon dioksida (0,034%), dan sisanya yaitu neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana, dan xenon.
Atmosfer mempunyai sifat-sifat mirip berikut:
Salah satu fungsi atmosfer bagi bumi yaitu mengatur proses penerimaan panas matahari, yaitu dengan menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh matahari.
Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, awan dan permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan awan, serta sekitar 47% mencapai permukaan bumi.
Dengan begitu, atmosfer sanggup diartikan sebagai lapisan udara yang menyelimuti bumi.
Ketebalan atmosfer kira-kira 1.000 km, di mana komposisinya terdiri atas nitrogen (78,08%), argon (0,95%), karbon dioksida (0,034%), dan sisanya yaitu neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana, dan xenon.
Atmosfer mempunyai sifat-sifat mirip berikut:
- Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
- Elastis dan dinamis sehingga sanggup mengembang dan mengerut
- Tidak berwarna, tak berbau, dan tidak sanggup dirasakan.
- Memiliki berat sehingga sanggup menimbulkan tekanan.
Salah satu fungsi atmosfer bagi bumi yaitu mengatur proses penerimaan panas matahari, yaitu dengan menyerap dan memantulkan panas yang dipancarkan oleh matahari.
Sekitar 34% panas matahari dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer, awan dan permukaan bumi, 19% diserap oleh atmosfer dan awan, serta sekitar 47% mencapai permukaan bumi.
Setiap lapisan atmosfer mempunyai karakteristik tersendiri dan fungsi yang berbeda-beda.
Di daerah katulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.
Di daerah lintang sedang, ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub, ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C.
Lapisan troposfer ini kuat sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Alasannya pada lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa, mirip cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.
Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian.
Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu sekitar 0°C.
Stratopause yaitu lapisan batas antara stratosfer dan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya.
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter.
Penurunan suhu (temperatur) udara ini disebabkan mesosfer mempunyai keseimbangan radioaktif negatif.
Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -18°C.
Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause,yaitu lapisan batas antara mesosfer dan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.
Alasannya lantaran pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang sanggup menawarkan imbas pada perambatan /refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang pendek.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara sanggup meninggalkan atmosfer hingga ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.
Lapisan eksosfer sering disebut juga dengan ruang antarplanet dan ruang geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya lantaran merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
Suhu sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, lantaran permukaan yang terkena pancaran sinar matahari akan naik suhunya.
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama suhunya disebut garis isoterm. Alat pengukur temperatur udara yaitu termometer atau termograf.
Termograf yaitu alat pengukur temperatur yang bekerja atau merekam temperatur udara secara terus menerus setiap hari.Termograf dilengkapi dengan sebuah pena dan silinder yang berputar otomatis.
Suhu didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dingginya suatu benda. Berdasarkan skalanya, ada 4 jenis termometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu
Suhu udara suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
- Lamanya penyinaran matahari
- Ketinggian tempat
- Jarak tempat dari laut
- Sudut tiba sinar matahari
- Keadaan awan yang menutupinya
- Keadaan di permukaan bumi.
Baca lebih lengkap DISINI
Besar kecil tekanan udara di setiap wilayah sanggup diukur dengan memakai barometer.
Toricelli pada tahun 1643 membuat barometer air raksa. Barometer air raksa tidak gampang dibawa kemana-mana sehingga sanggup memakai barometer arenoid sebagai penggantinya.
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut, maka semakin rendah tekanan udaranya.
Kondisi ini lantaran makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya.
Satuan hitung tekanan udara yaitu milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar.
Baca lebih lengkap DISINI
Kelembapan udara terbagi menjadi tiga sebagai berikut:
1. Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik yaitu perbandingan uap air yang terkandung dalam setiap unit massa udara. Contohnya, dalam 1 kg udara terkandung uap air sebanyak 25 gram, berarti kelembapan spesifiknya yaitu 25 gram/kg.
2. Kelembapan Absolut
Kelembapan adikara yaitu perbandingan uap air dalam setiap volume udara atau densitas uap air dalam udara. Contohnya, dalam 1 ㎥ udara terdapat uap air sebanyak 15 gram, artinya kelembapat absolutnya yaitu 15 gram/㎥.
3. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif atau kelembapan nisbi mempunyai dua pengertian sebagai berikut:
- Perbandingan jumlah uap air yang secara konkret dengan jumlah air maksimum yang bisa dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
- Perbandingan tekanan uap air yang ada secara konkret dengan tekanan uap maksimu pada suhu yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relatif sebagai berikut.
Kelembapan Relatif = (Kelembapan udara adikara : nilai jenuh udara) x 100%
Baca lebih lengkap DISINI
Kekuatan dan kecepatan angin dipengaruhi oleh gradien barometer, ketinggian tempat, relief daratan, dan jarak antardaerah.
Besarnya kecepatan dan arah angin diukur dengan memakai alat anemometer mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, angin akan bergerak secara eksklusif dari udara bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah.
Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut efek coriolis (Coriolis Effect). Pengaruh ini menimbulkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan renah di belahan bumi selatan.
Sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
Sesuai dengan aturan Buys Ballot, sambil bertiup ke arah pusat, angin siklon membentuk gerakan spiral.
Arah pusatan siklon di belahan utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam.
Di sentra siklon, udara bergerak ke atas dan kadang-kadang disertai bentukan ekor awan berbentuk kerucut.
Jika kerucut awan dari sebuah siklon yang kuat menyentuh permukaan bumi akan menghancurkan rumah-rumah dan pohon-pohon.
Suhu udara akan mengalami penurunan sebesar 0,640°C setiap naik 100 meter.
Tetapi sehabis melewati pegunungan, akan mengalami kenaikan suhu sebesar 10°C setiap turun 100 meter.
Hal ini akan menimbulkan sebagian besar angin terjun lantaran massa udaranya panas. Angin fohn di Sumatera Utara disebut dengan angin bohorok, di Jawa Barat disebut angin kumbang, di Jawa Timur disebut angin gending, dan di Biak (Papua) disebut angin wambrau.
Awan yang melekat di permukaan bumi disebut kabut. Pembagian jenis-jenis awan di udara sebagai berikut:
1. Awan Tinggi
Awan tinggi berada pada ketinggian 6-12 km di atas permukaan air bahari (dpal). Awan ini terdiri atas kristal-kristal es lantaran ketinggiannya. Jenis awan yang termasuk awan tinggi sebagai berikut:
Tak jarang pula, awan-awan yang berbentuk sirrus ini tampak Kristal es meskipun bekerjsama tipe awan sirrus tidak menimbulkan hujan bagi wilayah di bawahnya.
Awan dengan model sirrus ini biasanya bangun dengan ketinggian lebih dari 5 kilo meter. Bentuknya yang mirip Kristal es, serta berada pada tempat yang tinggi ini menandakan bahwa suhu yang ada pada awan ini sangat rendah, meskipun berada di trend panas.
Jika anda jeli melihatnya, akan nampak latar belakang domba yang bergerombol. Jenis awan ini kerap memunculkan bentuk bentuk yang membuat insan mengeluarkan imajinasi spekulatif.
Masa estimasi daya awan siro cumulus ini hanya sebentar saja. Kemudian eksklusif berubah lagi menjadi sirro stratus.
Meski merupakan awan yang mempunyai volume cukup dan di topang dengan ukuran kecil, awan jenis ini tetap berpotensi mendatangkan hujan.
Sayangnya hujan tersebut tidak hingga pada permukaan bumi yang kita tinggali. Awan-awan yang jatuh ini nantinya akan bercampur dengan salju.
Dengan tekstur halus dan rata menutupi langit, menampakkan warna langit yang semakin cerah dan bersinar.
Inilah jenis awan yang kerap menampikan hallo matahari dan bulan (lingkaran lingkaran cincin) yang mengitari antara matahari dan bulan.
Biasanya terjadi setahun sekali di negara yang beriklim tropis pada trend kemarau.
2. Awan Menengah
Awan menengah berada pada ketinggian 3-6 dpal. Jenis awan yang termasuk awan menengah sebagai berikut.
Warna awan ini biasanya putih pucat, bahkan hingga kelabu.
Jika yang anda yaitu tipe orang yang imajinatif, niscaya bisa melihat awan awan yang saling bergandengan satu sama lain.
Awan dengan rujukan ini biasanya muncul di waktu waktu senja. Banyak orang yang salah mempersepsi antara awan ini dengan Siro Cumulus.
Cara membedakannya yaitu dengan warnanya. Jika alto cumulus berwarna putih, sedangkan siro cumulus berwarna kelabu.
Awan jenis ini biasanya di temukan di beberapa tempat tertentu, mirip di atas pegunungan yang contohnya ada di gunung tertinggi di Indonesia yang akan lebih terlihat dari ketinggian diatas gunung.
Atau bisa saja di samping rumah anda, asalkan ada angin puting-beliung yang hingga dengan massa udara relative stabil dan kering.
Biasanya bentuk awan mirip ini merupakan salah satu menunjukan hari akan turun hujan.
Namun adakala ketika awan dengan rujukan alto stratus yang menggumpal dan banyak, menjadi menunjukan lain.
Hal ini menjadi ciri-ciri akan turun hujan. Anda bisa menemuinya di waktu senja hingga malam hari.
Bahkan hingga anda tidur di pagi harinya membuka jendela, awan yang sama anda temui ketika akan tidur tadi tetap sama.
Dengan kata lain, awan ini ada terus dari waktu senja, malam, hingga pagi harinya.
Awan ini pun sanggup menjelma bentuk awan alto stratus lenti cularis, yang mana di sebabkan lantaran adanya angin kencang.
Meski begitu awan ini tidak menurunkan hujan, walaupun membuat langit di atas anda berwarna kelabu terus menerus.
3. Awan Rendah
Awan rendah yaitu awan yang kira-kira berada pada ketinggian 3 km dpal. Awan yang termasuk jenis awan renah sebagai berikut.
Dengan bentuk mirip bola bola yang mempunyai ukuran tipis namun meluas hingga menutupi langit.
Pergerakan awan ini biasanya cenderung dari arah horizontal kemudian vertical. Bentuknya yang mirip rekahan, yang mana akan terlihat cahaya matahari berusaha masuk melalui celah celah tersempitnya.
Ketika anda melihat model awan St Cu di tempat laut, akan menentramkan hati. Sebab anda melihat bawah bahari yang menenangkan, kemudian belahan atas lukisan bahari yang indah.
Awan yang berbentuk gelombang ini terihat tipis, sehingga sangat minim sekali muncul hujan ketika anda menemuinya.
Warnanya yang putih serta beberapa belahan yang kelabu bisa terjadi ketika senja tiba hingga petang hari. Namun selalu pastikan bahwa atmosfer di daerah tersebut terus stabil.
Biasanya terlihat di ujung lautan dengan tekstur tipis dan berlapis-lapis.
Awan stratus tidsk tumbuh secara vertikal mirip tipe awan cumulus, awan ini berkembang mengikuti arah anutan angin yang menimbulkan udara akan terkondensasi pada ketinggian yang rendah.
Awan ini berbentuk sama dan cenderung datar dengan warna abu-abu, awan ini sanggup menimbulkan gerimis.
bila anda melihat awan ini di daerah dingin, niscaya akan sangat kesusahan untuk membedakan diantara awan dan kabut.
Awan ini menyebar cukup luas memenuhi angkasa, berwarna putih gelap. Awan ini yang sanggup menimbulkan hujan atau salju yang stabil dan lama.
Keberadaan awan nimbostratus ini menimbulkan jarak pandang yang rendah dana kan menghalangi sinar matahari.
Hujan yang di bawa oleh awan dengan karakteristik nimbo stratus ini biasanya mempunyai intesitas rendah hingga sedang saja. Namun tetap berlangsung dalam waktu yang lama.
4. Awan Naik
Awan naik terjadi lantaran udara naik dan berada pada ketinggian 500-1.500 mdpal. Jenis awan yang termasuk awan naik sebagai berikut.
Biasanya mempunyai puncak yang tinggi dengan adanya sumbangan udara yang semakin naik ke angkasa.
Ketika awan-awan ini bertemu eksklusif dengan matahari, akan terlihat terang dan bercahaya.
Meskipun hanya dengan bayangan pada satu sisi saja, tetap menimbulkan warna terang sebelah dan satu sisi lainnya berwarna kelabu. Ini menunjukan gradasi warna yang menakjubkan
Beberapa penelitian mengenai awan cumulus menyampaikan bahwa biasanya awan ini hanya mempunyai ketinggian dan lebar sama, yakni hanya berkisar 1 kilo meter atau 1000 meter saja.
Dengan awan yang tebal ini malah menimbulkan menunjukan alam lain mirip suatu tanda adanya angin ribut di suatu daerah atau akan turun hujan yang di sertai dengan kilat, guntur serta halilintar.
Awan jenis ini mempunyai ketinggian sekitar 1000 kaki dengan puncak yang selebar 3500 kaki.
Dengan tinggian yang rendah namun lebar yang luas memungkinkan bahwa angin ini membawa segala fenomena alam termasuk adanya angin tornado yang kerap terjadi di Amerika.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kelembapan udara, letak lintang, topografi, angin, suhu, dan arah lereng medan.
Berdasarkan asal terjadinya, hujan sanggup dibedakan menjadi empat, sebagai berikut.
Namun, para jago mengelompokkannya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Ada yang berdasarkan letaknya secara astronomis, kondisi fisik daerah, bahkan ada yang dibentuk berdasarkan peruntukannya.
Banyaknya panas yang diterima oleh permukaan bumi ini berbeda-beda berdasarkan letak lintangnya.
Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dibagi menjadi tujuh tempat iklim sebagai berikut:
1. Iklim Tropika
Iklim tropika terletak antara 23,5°LU - 23,5°LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi (banyak hujan)
2. Iklim Sub-Tropika
Iklim subtropika terletak antara 23,5° - 35°, baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya, tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh lantaran itu, pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan savana.
3. Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 35° - 66,5° baik dibelahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Cirinya daerah ini mempunyai empat musim, yaitu trend panas, trend gugur, trend dingin, dan trend semi
4. Iklim Dingin atau Kutub
Iklim masbodoh teletak antara 66,5° - 90°, baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Cirnya suhu udara sangat dingin.
Vladimir Koppen, seorang klimatolog Austria menggolongkan iklim di dunia menjadi lima macam sebagai berikut.
1. Iklim A (iklim hujan tropis)
Iklim A mempunyai ciri suhu bulan terdingin lebih dari 18°C
2. Iklim B (iklim kering)
Iklim B mempunyai ciri jumlah penguapan lebih besar daripada curah hujan
3. Iklim C (iklim sedang)
Iklim C mempunyai ciri suhu bulan terdingin kurang dari 18° C tetapi lebih besar dari -3°C.
4. Iklim D (iklim boreal atau hutan salju)
Iklim D cirinya suhu bulan terdingin kurang dari -3°C dan bulan terpanas lebih dari 10°C
5. Iklim E (iklim kutub)
Iklim E mempunyai ciri suhu bulan terpanas kurang dari 10°C.
Dan sistem ini sangat mempunyai kegunaan sekali di Indonesia dalam mengklasifikasikan lahan pertanian dan tumbuhan pangan lantaran sistem Oldeman mengklasifikasikan iklim yang dikaitkan dengan pertanian yang memakai unsur curah hujan.
Klasifikasi ini dibentuk mencakup bulan kering yang curah hujannya kurang dari 100 mm, bulan lembab yang curah hujannya antara 100-200 mm, dan bulan berair yang curah hujannya lebih dari 200 mm..
Dasar pengklasifikasian iklim ini yaitu jumlah jurah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan bulan kering.
- Bulang kering yaitu bulan-bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 60 mm.
- Bulan lembap yaitu bulan-bulan yang mempunyai tebal curah hujan 60 mm - 100 mm.
- Bulan berair yaitu bulan-bulan yang mempunyai tebal curah hujan lebih dari 100 mm.
Seperti halnya pembagian terstruktur mengenai berdasarkan Vladimir Koppen, sistem pembagian terstruktur mengenai penggolongan iklim berdasarkan Schmidt-Ferguson memakai sistem karakter yang didasarkan atas nilai Q, yaitu presentase perbandingan rata-rata jumlah bulan berair dan bulan kering.
Ketentuan sistem pembagian terstruktur mengenai iklim Schmidt-Ferguson sebagai berikut:
Tipe iklim A (sangat basah), bila nilai Q sebesar 0% - 14,33%
Tipe iklim B (basah), jikan nilai Q sebesar 14,33% - 33,3%
Tipe iklim C (agak basah), bila nilai Q sebesar 33,3% - 60%
Tipe iklim D (sedang), bila nilai Q sebesar 60%-100%
Tipe iklim E (agak kering), bila nilai Q sebesar 100% - 167%
Tipe iklim F (kering), bila nilai Q sebesar 167% - 300%
Tipe iklim G (sangat kering), bila nilai Q sebesar 300% - 700%
Tipe iklim G (kering sangat ekstrem), bila nilai Q lebih dari 700%.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya semakin tinggi suatu tempat maka udara yang dirasakan semakin sejuk dan dan dingin.
Dengan demikian sayuran atau tumbuhan pertanian yang ditanam pun akan berbeda dengan yang ada di dataran rendah yang notabene lebih panas.
Jughuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat ke dalam 4 kelompok
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 0 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Di daerah dengan ketinggin ini, rata- rata suhu yang kita rasakan antara 22 derajat Celcius hingga 26,3 derajat Celcius.
Beberapa tumbuhan yang cocok kita tanam di wilayah iklim mirip ini contohnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan tumbuhan cokelat.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat yang mempunyai ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas permukaan air laut. Di daerah ini suhu udara yang akan kita rasakan rata- rata amtara 17,1 derajat Celcius hingga 22 derajat Celcius.
Adapun beberapa jenis tumbuhan yang cocok kita tumbuhan di wilayah yang mempunyai iklim sedang antara lain yaitu padi, tembakau, the, kopi, cokelat, kina dan seyur- sayuran mirip kol, sawi, selada dan lainnya.
3. Zona Iklim Sejuk
Iklim ini tentu saja lebih masbodoh daripada iklim sebelumnya, dan tempatnya pun juga lebih tinggi daripada sebelumnya. Zona iklim sejuk ini merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas permukaan air laut. Di tempat ini, rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan antara 11,1 derajat Celcius hingga 17,1 derajat Celcius.
Beberapa tumbuhan yang masih sanggup hidup dari zona iklim sedang mirip the, kopi, kina dan juga sayur- sayuran.
4. Zona Iklim Dingin
Zona iklim keempat dan yang terakhir dari pembagian terstruktur mengenai iklim Junghuhn yaitu zona iklim dingin. Iklim masbodoh ini berada di tempat yang mempunyai ketinggian yang lebih dari 2500 meter di atas permukaan air laut.
Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan sekitar 6,2 derajat celcius hingga 11,1 derajat Celcius.
Di wilayah iklim masbodoh ini tidak akan kita temukan tumbuhan budidaya. Tanaman yang sanggup hidup di iklim masbodoh ini contohnya yaitu lumut..
Pemanasan global terjadi tanggapan imbas rumah beling yang berlebihan. Efek rumah beling yaitu proses atmosfer bumi memerangkap energi panas di permukaan bumi.
Energi panas yang terserap oleh permukaan bumi seharusnya dipantulkan kembali. Namun, lantaran adanya gas-gas di atmosfer, hampir 90% energi panas tersebut dipantulkan kembali ke permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.
Akibatnya terjadi peningkatan suhu udara di muka bumi.
Pemanasan global menjadi salah satu ancaman bagi kelangsungan hidup di muka bumi apabila gejalanya terus menerus terjadi. Dampak yang ditumbulkan oleh pemanasan global sebagai berikut:
a. El Nino
El nino yaitu anomali yang terjadi di Samudra Pasifik (di wilayah sekitar perairan Peru) yang ditandai meningkatnya suhu permukaan laut. Dampak El nino di wilayah Indonesia yaitu terjadi trend kemarau yang sangat panjang. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang mengalami gagal panen.
b. La Nina
La nina yaitu anomali yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik yang ditandai dengan turunnya suhu permukaan bahari di bawah suhu normalnya. Dampaknya terhadap wilayah Indonesia yaitu terjadi hujan lebat yang sanggup menimbulkan banjir.
El nino yaitu anomali yang terjadi di Samudra Pasifik (di wilayah sekitar perairan Peru) yang ditandai meningkatnya suhu permukaan laut. Dampak El nino di wilayah Indonesia yaitu terjadi trend kemarau yang sangat panjang. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang mengalami gagal panen.
b. La Nina
La nina yaitu anomali yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik yang ditandai dengan turunnya suhu permukaan bahari di bawah suhu normalnya. Dampaknya terhadap wilayah Indonesia yaitu terjadi hujan lebat yang sanggup menimbulkan banjir.
Perubahan arus bahari terjadi lantaran perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin. Hal ini kuat terhadap migrasi ikan sehingga memberi dampak pada hasil tangkapan nelayan
0 Komentar untuk "Materi Lengkap! Dinamika Atmosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan"