Sejak 10 ribu tahun yang kemudian lumbung telah digunakan Tiongkok Kuno dan Mesir Kuno. Mereka melepaskan suplai pangan disaat terjadi kelaparan.
Namun ketahanan pagan hanya dipahami pada tingkat nasional, dengan definisi bahwa negara akan aman secara pangan jikalau produksi pangan meningkat untuk memenuhi jumlah seruan dan kestabilan harga.
Definisi gres mengenai ketahanan pangan dibuka tahun 1966 di World Food Summit yang menekankan ketahanan pangan dalam konteks perorangan bukan negara.
Kebijakan sebuah negara memepengaruhi susukan masyarakat kepada materi pangan, ibarat yang terjadi di India. Majelis tinggi India menyetujui rencana untuk memperlihatkan subsidi bagi dua per tiga populasi negara itu.
Rancangan Undang-Undang Ketahanan Pangan ini mengusulkan menjadikan pangan sebagai hak warga negara dan akan memperlihatkan lima kilogram materi pangan berharga murah per bulan untuk 800 juta penduduk miskinnya.
Menurut UU nomor 18 tahun 2012 ketahanan pangan yaitu segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai masakan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 ihwal Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai : kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut meliputi aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 ihwal Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai : kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut meliputi aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.
a. Pertanian
Pertanian yaitu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan insan untuk menghasilkan materi pangan, materi baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
b. Perkebunan
Perkebunan yaitu segala kegiatan yang mengusahakan tumbuhan tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tumbuhan tersebut, dengan pinjaman ilmu pengetahuandan teknologi, permodalan serta administrasi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku perjuangan perkebunan dan masyarakat. Komoditas perkebunan antara lain.
Penduduk Indonesia yang bergerak dibidang perikanan bahari meliputi penduduk yang menghuni tempat pantai, 90% dari hasil hasil bahari berasal dari perikanan rakyat.
d. Peternakan
Peternakan yaitu kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan binatang ternak untuk mendapat manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pertanian yaitu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan insan untuk menghasilkan materi pangan, materi baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Persebaran hasil pertanian di Indonesia sebagai berikut:
- Padi (Beras) dihasilkan oleh wilayah: Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB.
- Jagung dihasilkan oleh wilayah: Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara, dan Rembang), Jawa Timur (Besuki, Madura), dan Sulawesi (Minahasa dan sekitar danau Tempe).
- Ubi Kayu (Singkong) dihasilkan oleh wilayah: Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
- Kedelai dihasilkan oleh wilayah: Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan, Tegal, Jepara, Rembang) ), D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur (Jember).
- Kacang Tanah dihasilkan oleh wilayah: Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon, Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).
Agroindustri yaitu sebuah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai materi baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. secara eksplisit pengertian agroindustri dikemukakan oleh Austin (1981) yaitu: perusahaan yang memproses materi nabati (tanaman) atau hewani (hewan).
Proses yang digunakan meliputi perubahan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini sanggup merupakan produk simpulan yang siap dikonsumsi atau sebagai produk materi baku industri lainnya.
Proses yang digunakan meliputi perubahan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini sanggup merupakan produk simpulan yang siap dikonsumsi atau sebagai produk materi baku industri lainnya.
b. Perkebunan
Perkebunan yaitu segala kegiatan yang mengusahakan tumbuhan tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tumbuhan tersebut, dengan pinjaman ilmu pengetahuandan teknologi, permodalan serta administrasi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku perjuangan perkebunan dan masyarakat. Komoditas perkebunan antara lain.
- Tebu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatera.
- Tembakau Sumatera Utara (Deli), Sumatera Barat (Payakumbuh), Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah (Kedu, Temanggung, Parakan, Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro, Besuki).
- Teh Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara (Pematang Siantar), dan Sumatera Barat.
- Kopi Jawa Barat, Jawa Timur (Kediri, Besuki), Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu, Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung (Liwa), Sulawesi (Pegunungan Verbeek), Flores (Manggarai).
- Karet D.I. Aceh, Sumatera Utara (Kisaran, Deli, Serdang), Bengkulu (Rejang Lebong), Jawa Barat, Jawa Tengah (Banyumas, Batang), Jawa Timur (Kawi, Kelud), dan Kalimantan Selatan (Meratus).
- Kelapa Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri), Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe, Talaud, Gorontalo), dan Kalimantan Selatan (Meratus).
- Kelapa Sawit D.I. Aceh (P. Simelue), Sumatera Utara (P. Nias, P. Prayan,Medan, Pematang Siantar).
- Cokelat Jawa Tengah (Salatiga) dan Sulawesi Tenggara.
- Pala Jawa Barat dan Maluku.
- Cengkeh D.I. Aceh, Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), Sulawesi Utara (Minahasa), dan Maluku.
- Lada Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang, P. Bangka), dan Kalimantan Barat.
- Vanili Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan tempat lainnya di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora. Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh sebagai jenis tanaman.
Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia.
Pengusahaan banyak sekali komoditas tumbuhan ini telah bisa mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan.
Budidaya perkebunan sudah merupakan kegiatan perjuangan yang jadinya untuk diekspor atau digunakan sebagaibahan baku industri.
Pengusahaan banyak sekali komoditas tumbuhan ini telah bisa mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan.
Budidaya perkebunan sudah merupakan kegiatan perjuangan yang jadinya untuk diekspor atau digunakan sebagaibahan baku industri.
c. Perikanan
Perikanan yaitu kegiatan insan yang bekerjasama dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. berdasarkan UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan hingga dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan sanggup dianggap merupakan perjuangan agribisnis.
Perikanan yaitu kegiatan insan yang bekerjasama dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. berdasarkan UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan hingga dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan sanggup dianggap merupakan perjuangan agribisnis.
- Budidaya Undang & Bandeng Pantai utara Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
- Penangkapan ikan (Nelayan Tradisional & Modern) Sumatera Timur, Bengkalis untuk jenis ikan terubuk. Ikan tenggiri, cumi-cumi, udang, rumput laut, dan ikan layang-layang dari tempat Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai Selatan, Selat Bali, Selat Flores, dan Selat Makasar. Kep. Maluku (Ambon) menghasilkan tiram, mutiara, dan tongkol.
Penduduk Indonesia yang bergerak dibidang perikanan bahari meliputi penduduk yang menghuni tempat pantai, 90% dari hasil hasil bahari berasal dari perikanan rakyat.
Selain ikan laut, perairan Indonesia juga mempunyai potensi lain, yaitu sebagai berikut :
- Indonesia semenjak dahulu dikenal dengan mutiaranya, yang di sanggup di sekitar Kepulauan Aru.
- Indonesia telah membudidayakan kerang laut.
- Indonesia kaya akan taman laut, ibarat disekitar Laut Banda dan disebelah utara Sulawesi Utara yang bisa dikembangkan menjadi tempat wisata bahari yang banyak menarik wisatawan domestik maupun wisatawan aneh dan sangat terkenal untuk pengembangan olahraga menyelam.
- Pada akhir-akhir ini ditemukan bahwa dasar bahari Indonesia di beberapa tempat mengandung minyak bumi. Terdapat pengeboran lepas pantai ibarat di lepas pantai Sumatera, Jawa, Madura dan beberapa tempat lain.
d. Peternakan
Peternakan yaitu kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan binatang ternak untuk mendapat manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
- Ternak Sapi Sumatera (Aceh), Jawa, Madura, Bali, dan NTB (Lombok & Sumbawa).
- Ternak Kerbau Aceh, Sulawesi, dan Jawa.
- Ternak Kuda Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba) dan Sumatera Barat.
- Ternak Babi Bali, Maluku, Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Karawang)
Industri yaitu bidang yang memakai ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya.
Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang bekerjasama dengan bumi, yaitu setelah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang bekerjasama erat dengan tanah.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 ihwal Perindustrian industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah materi mentah, materi baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 ihwal Perindustrian industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah materi mentah, materi baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Potensi dan Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Bahan Industri
Selain barang tambang potensi alam Indonesia yang dimanfaatkan sebagai materi baku industri berasal dari:
a. Hasil pertanian
Dengan keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di Indonesia sanggup ditanami banyak sekali macam tanaman. Oleh lantaran itu, tak heran jikalau tanah di Indonesia dijadikan penanaman untuk materi baku industry seperti: kedelai, kacang tanah dsb.
b. Perkebunan
Di Indonesia yang kaya akan alam dan SDA ini, juga terdapat perkebunan-perkebunan yang dijadikan materi baku industry, antara lain: tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, cengkih, kapas, cokelat, lada, dan tembakau.
c. Hasil hutan
Indonesia mempunyai 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan savanna. Tak heran, jikalau Indonesia juga memanfaatkan hasil hutan sebagai materi baku industry, seperti: kayu, rotan, damar dsb.
d. Barang tambang
Tak hanya pertanian, perkebunan dan hasil pertanian saja, Indonesia juga memanfaatkan barang tambang untuk materi baku industri, seperti: minyak bumi, kerikil bara, timah putih, bijih bauksit, nikel, alumunium, tembaga, bijih mangan, bijih besi, emas, fosfat, belerang, kerikil gamping, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan mika, intan, serpentin, yodium, asbes, tanah liat, tanah tras dsb.
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil.
Definisi paling umum yaitu sumber energi yang sanggup dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan.
Definisi paling umum yaitu sumber energi yang sanggup dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan.
Dengan definisi ini, maka materi bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya. Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah niscaya juga merupakan energi berkelanjutan, lantaran senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya.
Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai belahan energi berkelanjutan lantaran persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun.
Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jikalau digunakan sebagai materi bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) lantaran cadangan materi bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung memakai istilah "energi berkelanjutan" sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut.
Energi terbarukan berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", ibarat tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.
Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai belahan energi berkelanjutan lantaran persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun.
Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jikalau digunakan sebagai materi bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) lantaran cadangan materi bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung memakai istilah "energi berkelanjutan" sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut.
Energi terbarukan berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", ibarat tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.
Potensi dan Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Energi Baru dan Terbarukan
Energi terbarukan (renewable energy) merupakan sumber energi alam yang sanggup eksklusif dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu, ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus.
1. Angin
Angin sendiri seringkali dimanfaatkan dalam teknologi kincir angin, khususnya di negara dengan intensitas angin sangat banyak. Angin ini nantinya akan mendorong turbun dari kincir angin yang bisa menghasilkan energi listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan ibarat pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.
2. Matahari
Energi matahari atau surya yaitu energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari. Sumber energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk banyak sekali macam aktivitas, ibarat fotosintesis buatan, listrik tenaga surya, menjemur pakaian dan lain sebagainya. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT)
3. Air Laut Pasang
Energi gelombang bahari atau ombak yaitu energi terbarukan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia. Pemanfaatan air bahari pasang atau gelombang dari air bahari ini kian dijadikan sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik.
4. Panas Bumi
Energi panas bumi atau panas bumi yaitu sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya sanggup menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
5. Tumbuhan
Produk yang dihasilkan dari tumbuhan atau tumbuhan ini gotong royong bisa diolah untuk kebutuhan produk yang lain, contohnya kertas, kayu bakar hingga produk lainnya yang bisa dimanfaatkan. Akan tetapi, kekurangan dari energi terbarukan ini yaitu bisa menimbulkan bermacam-macam petaka apabila digunakan secara terus menerus tetapi tidak diimbangi dengan pelestarian tumbuhan tersebut.
6. Biofuel
Biofuel atau materi bakar hayati yaitu sumber energi terbarukan berupa materi bakar (baik padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel yaitu tumbuhan yang mempunyai kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tumbuhan yang mempunyai kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).
7. Air
Selain air bahari pasang, energi air juga energi alternatif yang sanggup digunakan sebagai pengganti materi bakar fosil. Sumber energi yang satu ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh air Di Indonesia sendiri sudah terdapat puluhan PLTA untuk menghemat sumber daya tak terbarukan.
8. Biomassa
Biomassa yaitu jenis energi terbarukan yang mengacu pada materi biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum usang mati. Sumber biomassa antara lain materi bakar kayu, limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia ibarat PLTBM Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.
a. Strategi Dalam Pembangunan Ketahanan Pangan
- Peningkatan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi.
- Revitalisasi industri hulu produksi pangan (Benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian)
- Revitalisasi Industri Pasca Panen dan Pengelolaan Pangan
- Revitalisasi dan Restrukturisasi kelembagaan pangan yang ada: Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
- Pengembangan kebijakan yang aman untuk terciptanya kemandirian pangan yang melindungi pelaku bisnis pangan dari hulu hingga hilir meliputi penerapan Teknikal Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan, insentif, alokasi kredit, dan harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan tak resmi.
- Sistem Ketersediaan (Food Availability), yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun pinjaman pangan. Ketersediaan pangan ini harus bisa mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
- Akses Pangan (Food Access), yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang sanggup diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui pinjaman pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari susukan ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi tempat (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan susukan sosial menyangkut ihwal preferensi pangan.
- Penyerapan Pangan (Food Utilization), yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari perembesan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, kemudahan dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.
- Lahan, merupakan faktor penting dalam penyediaan sumber pangan, terutama yang terkait sumber pangan hasil kebijaksanaan daya pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial yang digunakan untuk mengusahakan tumbuhan pangan, semakin baik ketahanan pangan di suatu negara.
- Iklim dan Cuaca, Indonesia memeiliki dua isu terkini yaitu kemarau dan penghujan, isu terkini ini sangat kuat terhadap hasil dan produksi pertanian. Demikian juga dengan keadaan imbas dari fenomena El Nino (musim kemarau yang berkepanjangan) dan La Nina (meningkatnya curah hujan sehingga mengakibatkan banjir), walaupun ini tidak terjadi di semua wilayah Indonesia, anamun berdampak juga pada hasil pertanian.
- Teknologi, semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin gampang dalam melaksanakan proses produksi maupun meningkatkan hasil produksi di suatu wilayah atau negara. Contoh : Penggunaan mesin traktor untuk mengolah lahan, penggunaan GPS untuk nelayan, penggunaan bibit bioteknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan hasil tanam dan hydrophonik untuk penanaman di wilayah yang sempit.
- Infrastruktur, ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, bahari maupun udara akan mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal ini akan meningkatkan ketahanan pangan baik secara lokal maupun nasional di wilayah Indonesia ( negara dengan wilayah kepulauan).
a. Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Industri barang, merupakan perjuangan mengolah materi mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan banyak sekali jenis barang, ibarat pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan.
- Industri jasa, merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memperlihatkan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi ibarat angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang eksklusif ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
- Bahan mentah, semua materi yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari perjuangan insan untuk dimanfaatkan lebih lanjut (Contoh: Kapas untuk industri tekstil, kerikil kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja).
- Bahan baku industri, materi mentah yang diolah atau tidak diolah dan sanggup dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri (Contoh: Lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang yaitu kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, materi baku industri margarine).
- Barang setengah jadi, materi mentah atau materi baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang sanggup diproses lebih lanjut menjadi barang jadi (Contoh: Kain dibentuk untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan).
- Barang jadi, barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi simpulan ataupun siap pakai sebagai alat produksi, contohnya industri pakaian, mebel, semen, dan materi bakar.
- Dampak positif: terbukanya lapangan kerja, terpenuhinya banyak sekali kebutuhan masyarakat, Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat, menghemat devisa negara, mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat, terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industry, dan penundaan usia nikah.
- Dampak negative: terjadi pencemaran lingkungan, konsumerisme, hilangnya kepribadian masyarakat, terjadinya peralihan mata pencaharian, terjadinya urbanisasi di kota-kota, terjadinya permukiman kumuh di kota-kota.
- Faktor pendukung: Indonesia kaya materi mentah, jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak, tersedia pasar dalam negeri yang banyak, iklim perjuangan yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industry, tersedia banyak sekali sarana maupun prasarana untuk industry, stabilitas politik yang semakin mantap, banyak melaksanakan banyak sekali kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal permodalan, alih teknologi, letak geografis Indonesia yang menguntungkan, kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan, kersedia sumber tenagalistrik yang cukup.
- Faktor penghambat: penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan, mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain, promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan, jenis-jenis barang tertentu materi bakunya masih sangat tergantung dengan negara lain, sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia, modal yang dimiliki masih relatif kecil
1) Jenis-Jenis Industri berdasarkan Bahan Baku
- Industri ekstraktif, yaitu industri yang materi baku diambil eksklusif dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
- Industri nonekstaktif, yaitu industri yang materi baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
- Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya yaitu berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
- Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
- Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
- Industri Kimia Dasar (Seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk)
- Industri Mesin dan Logam Dasar (seperti industri pesawat terbang, kendaraan, tekstil)
- Industri Kecil (seperti industri roti, kompor minyak, masakan ringan, minyak goreng curah)
- Aneka industry (seperti industri pakaian, industri masakan dan minuman)
- Industri rumah tangga, tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
- Industri kecil, tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
- Industri sedang atau industri menengah, tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
- Industri besar, tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi sasaran konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), yaitu industri yang berada pada lokasi di sentra pemukiman penduduk lantaran bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada materi baku (supply oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana materi baku berada untuk memangkas biaya transportasi yang besar.
- Industri primer, yaitu industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan eksklusif atau tanpa diolah terlebih dahulu (Produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan).
- Industri sekunder, yaitu industri yang materi mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. (Benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya).
- Industri tersier, yaitu industri yang produknya berupa layanan jasa (telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan).
a. Tenaga Surya
Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak geografisnya yang berada pada tempat tropis. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Penyediaan energi surya di Indonesia, telah diterapkan pengembangannya yaitu pengembangan energi surya forovoltaik dan energi surya termal. Namun, lantaran kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau terpencil yang sangat sulit terjangkau oleh jaringan listrik yang memakai tenaga surya. Serta tingginya biaya modul surya yang masih menjadi komponen utama teknologi energi surya fotovoltaik untuk diterapkan di Indonesia. Oleh alasannya yaitu itu, pada energi surya ini yang mempunyai tugas penting sebagai sumber tenaga listrik.
b. Panas bumi Indonesia mempunyai sumber energi panas bumi terbesar didunia (40% dunia) lantaran sepanjang jalur gunung api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku serta merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia. Namun, pemanfaatannya yang masih belum optimal. Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkitan tenaga listrik, ketika ini masih sangat kecil dibandingkan dengan pontensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu gres mencapai 1,189 MW atau sebesar 4% dari potensi yang ada (Luluk, 2011) Berbagai inisiatif untuk membuatkan energi terbarukan yang ditujukan pada eksplotasi panas bumi dimana Indonesia pada tahun kemudian menandatangani perjanjian kerjasamanya dengan pemerintah Selandia Baru, dimana pemerintah Selandia Baru telah aktif dalam membuatkan energi panas bumi yang telah berkontribusi hingga 70%. Sejumlah investor pun baru-baru ini telah memasuki sektor dalam mengelola energi panas bumi, diantaranya Jepang dan India. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 9.500 MW pada tahun 2025 dari pembangkit listrik dari panas bumi.
c. Biofuel
Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi sentra produksi biofuel, contohnya pada cadangan biomass yang besar dari industry pertanian termasuk gula, karet, dan minyak sawit. Walaupun pada ketika ini masih banyak sumber biofuel kita diekspor lantaran kualitas masakan yang tinggi. Bioetanol Bioetanol telah menjadi rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara.
d. Energi Angin Berdasarkan proyek pengalaman yang dilakukan oleh Pemerintah Denmark pada tahun 1991 yang memanfaatkan energi terbarukan pada perkembangan energi angin dan energi matahari. Langkah-langkah yang dirilis oleh Pemerintah Denmark sebagai langkah penting dalam menuju masa depan yang ramah lingkungan, serta mempunyai banyak pasokan energi berkelanjutan yang ketika ini telah diterapkan oleh Danish political thingking and priorities dan diterima oleh penduduk dan industri di Denmark. Jadi, dengan memanfaatkan tenaga angin lepas pantai sebagai kala pasar gres yang masih menjadi dekade pada ketika ini.
e. Biomass dan pengolahan biogas
Saat ini, 85.5% sisa biomas tiba dari industri kelapa sawit, ibarat yang ditunjukkan dalam pohon ara.
Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi banyak sekali tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif lantaran calorific berisi.
Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa sanggup menghasilkan 8 Mtoe energi, dan sanggup menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya ibarat bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memperlihatkan bantuan untuk total sisa biomas.
Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW yaitu di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan yaitu 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik memakai kemudahan administrasi limbah.
Konten energi biogas yaitu terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling yaitu degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.
Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan.
Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW yaitu di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 yaitu 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan mempunyai potensi pengembangan yang luar biasa.
Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun akademi tinggi di indonesia.
Namun, hal tersebut dibutuhkan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi gres dan terbarukan.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan membuatkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi banyak sekali tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif lantaran calorific berisi.
Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa sanggup menghasilkan 8 Mtoe energi, dan sanggup menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya ibarat bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memperlihatkan bantuan untuk total sisa biomas.
Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW yaitu di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan yaitu 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik memakai kemudahan administrasi limbah.
Konten energi biogas yaitu terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling yaitu degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.
Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan.
Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW yaitu di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 yaitu 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan mempunyai potensi pengembangan yang luar biasa.
Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun akademi tinggi di indonesia.
Namun, hal tersebut dibutuhkan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi gres dan terbarukan.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan membuatkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
0 Komentar untuk "Materi Lengkap! Ketahanan Pangan Nasional, Industri, Dan Energi"