Bangun Budaya Bernalar Semenjak Dini

Bangun Budaya Bernalar semenjak Dini




BANDUNG, KOMPAS.com - Bekal utama yang diharapkan biar bawah umur bisa bersaing dalam dunia yang terus bergerak maju dan mengglobal ialah kemampuan berpikir logis. Namun, pendidikan di Indonesia justru cenderung mengabaikan kemampuan bernalar itu.



�Bangsa yang maju ialah bangsa yang mempunyai kemampuan berpikir,� kata Guru Besar Aeronautika dan Astronautika Institut Teknologi Bandung (ITB) Ichsan Setya Putra dalam Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics (STEAM) Festival, di Museum Geologi Bandung, Sabtu (18/5).

Kemampuan berpikir yang dibutuhkan pada masa mendatang ialah berpikir untuk menghargai orang lain, menjunjung tinggi etika, menyintesis informasi, fokus dalam satu bidang tertentu, dan berpikir kreatif. Kemampuan itulah yang seharusnya dibangun melalui sekolah.

Untuk menggugah kemampuan bernalar masyarakat, sejumlah dosen ITB dari banyak sekali latar belakang keilmuan menggelar STEAM Festival. Acara yang mengekspos banyak sekali karya rekayasa, sains, dan seni berbasis sains itu merupakan bab dari Bulan Budaya Bernalar 2013 yang digelar semenjak selesai April.

�Masyarakat harus terus diajak untuk bernalar, bahkan terhadap hal-hal yang sudah biasa ditemukan sehari-hari,� ujar Ketua Panitia Bulan Budaya Bernalar Premana W Premadi.

Pendiri Eureka, Math and Science Learning Center, Alexander A Iskandar, menambahkan, pendidik mempunyai tugas penting dalam menumbuhkan kemampuan bernalar siswa. Sayangnya, keterbatasan kemampuan dan penghargaan yang rendah menciptakan sebagian besar guru di Indonesia justru tak bisa membangkitkan kemampuan berpikir kreatif siswa. (MZW)


Related : Bangun Budaya Bernalar Semenjak Dini

0 Komentar untuk "Bangun Budaya Bernalar Semenjak Dini"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)