Internet Protocol Artifacts
Artifact yaitu gangguan gambar atau bunyi yang terdeteksi ke penonton. Artifact sanggup disebabkan oleh kebisingan, kesalahan encoding, kesalahan transmisi, kesalahan decoding, kabel yang buruk, kesalahan display, dan sumber-sumber lain. Disini, kita bahas tiga penyebab artifact didalam sistem delivery IP video, yaitu bit error, packet loss dan packet jitter serta bagaimana faktor ini sanggup diabaikan.
Bit Errors
Bit error terjadi saat isu digital dikirim dari perangkat asal ke perangkat user. Bir error disebabkan oleh panjangnya jangkauan physical pada network, termasuk over-the-air broadcast, fiber optic dan sistem satelit. Ketika terjadi kesalahan, bit error akan mempengaruhi data yang dipakai untuk gambar.
Beberapa kesalahan tidak mengganggu jikalau hanya mempengaruhi satu piksel, sedangkan kesalahan yang lain sanggup sangat serius dan mempengaruhi beberapa frame video. Sayangnya, lantaran kesalahan sedikit cenderung terdistribusi secara acak, tidak ada cara yang baik untuk memprediksi apakah kesalahan bit yang diberikan akan menjadi berbahaya atau tidak.
Terdapat beberapa denah untuk mengoreksi kesalahan bit. Salah satu metode yaitu : re-transmisi paket error; yaitu metode yang dipakai oleh protokol TCP tetapi metode ini bukan solusi terbaik untuk streaming video lantaran pengiriman ulang akan menambah delay.
Cara lain untuk menangani bit error yaitu forward error correction (FEC). Dengan FEC, data pemanis ditambahkan ke setiap paket data yang memungkinkan peserta untuk memperbaiki sejumlah kesalahan bit dalam setiap paket. Metode popular untuk menghitung data FEC yang merupakan penggalan dari standard MPEG yaitu Reed-Solomoon, menurut paper I.S.Reed dan G.Solomon.
Packet Loss
Salah satu error yang biasa terjadi pada sistem pengiriman video disebabkan oleh packet loss. Packet Loss terjadi dari beberapa sumber, ibarat bit error yang sanggup menciptakan paket IP menjadi rusak dan link yang overload yang menimbulkan router membuang packet dan lain-lain.
Didalam sistem IPTV, packet loss sanggup diminimalkan memakai design sistem yang mudah (seperti membangun bandwidth yang lebih besar) dan mengontrol trafik, menjaga supaya link tidak overload.
Packet Jitter
Packet jitter terjadi saat paket yang membentuk data stream tidak tiba secara teratur. Contoh : Sebuah aplikasi berusaha mengirim 100 paket setiap detik didalam stream yang lancar (smooth), berarti aplikasi tersebut mengirimkan satu paket setiap 10 milisecond. Jika paket-paket ini melintasi network yang bebas jitter, paket-paket akan tiba dalam waktu yang sama, yaitu satu paket setiap 10 milisecond. Ketika pola ini terganggu, paket mulai tiba terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka terjadi jitter. Penyebab jitter yaitu adanya gap antara paket-paket yang terlalu panjang atau terlalu pendek, misal antara 9 milisecond dan 11 milisecond.
Pada data normal, ibarat e-mail atau web page, jitter tidak menjadi duduk masalah lantaran isu tidak berbasiskan waktu.
Pada aplikasi video streaming, jitter akam berakibat pada data video uncompress dan compress. Hal ini disebabkan isu clock dibawa dalam sinyal terkompresi. Clock ini merupakan dasar pengoperasian MPEG dan jenis-jenis decoder. Ketika clock terganggu, akan berdampak pada perbedaan signal video.
Sebagai contoh, jitter yang berlebihan sanggup menimbulkan buffer peserta overflow(kelebihan) atau kehabisan data. Dalam masalah lain, gambar video sanggup terganggu , tiba-tiba 'freezing' saat data habis atau kehilangan isu gambar saat buffer overflow.
Ada dua cara utama untuk mengatasi jitter dalam jaringan IP, yaitu dengan cara mencegah atau memakai buffer untuk memperbaiki 'timing' pada penerima.
Referensi
Wes Simpson and Howard Greenfield, IPTV and Internet Video : Expanding the Reach of Television Broadcasting, 2nd edition, Focal Press, Oxford, UK, 2009.
Semoga sharing ini bermanfaat
0 Komentar untuk "Faktor Yang Menghipnotis Kualitas Video (Bagian 2)"